Quantcast
Channel: BlogXenology
Viewing all 62 articles
Browse latest View live

Wanita Haus Sex

$
0
0



cerita dewasa Hallo Nia..”

“Iya Man pa kabar?”

“Baik, kamu ada dimana?”

“Aku lagi di tempat kost temanku nih, main donk kesini teman-teman ku pingin kenalan sama kamu..”, katanya

“Ehmm.. di daerah mana?” tanyaku.

“Daerah Radio Dalam, dateng ya sekarang”

“Ok deh nanti kalau aku dah deket aku telpon ya” kataku

“Ok aku tunggu ya, jangan lupa siapin diri, hehehe..”, katanya lagi

“Lho, emang aku mau diapain?”, tanyaku penasaran

“Mau diperkosa rame-rame siap nggak?”

“Siapa takut..”, jawabku sekenanya

Lalu aku pun meluncur ke arah Radio Dalam dan sekitar 15 menit akupun sampai di tempat yang telah dijanjikan.

“Hallo Nia, aku dah di depan nih..”, kataku

“Ok aku keluar ya, sabar..”

Lalu munculah seorang gadis yang sangat seksi tingginya sekitar 175 dengan berat sekitar 55 kg, wowww.. buah dadanya lebih besar dari pada punya Nia. Lalu dia menghampiri mobilku dan mengetuknya.

“Iya, ada apa?”, jawabku dengan mataku yang tak lepas dari buah dadanya yang montok itu.

“Firman ya..”, kata dia.

“Iya”, kataku.

“Aku Melly temennya Nia yuk masuk yuk..”, katanya dengan senyum nakalnya.

“Oh.. yuk”, jawabku agak sedikit tergagap.

Wah, bakal ada pesta besar nih pikirku dalam hati. Sesampai dikamarnya aku disambut dengan pelukan dan ciuman oleh Nia dan aku diperkenalkan kepada 3 temennya yang lain yang satu bernama Dita, Ayu dan Kiki. Dan harus kuakui mereka bertiga tidak kalah menggiurkannya dengan si Melly.

Tiba-tiba Nia membuka omongan yang bagiku sifatnya hanya basa-basi dan kemudian diteruskan oleh teman-temannya dan lama-kelamaan omongan kami berlanjut ke arah selangkangan. Dan tiba-tiba dari arah belakang ada yang memelukku saat aku akan menengok, dengan cepatnya Melly mencium bibirku dengan liarnya, maka akupun tak kalah bernafsunya aku balas dengan liarnya pula.

Dan ternyata yang memelukku dari belakang adalah Nia dia terus menciumi leherku dan terus turun ke bawah mencoba membuka bajuku sementara aku masih saja berciuman dengan Melly. Ketika bajuku dilepaskan oleh Nia tiba-tiba ada tangan yang membuka celanaku termasuk celana dalamku maka langsung saja adekku yang telah tegang sedari tadi keluar dari sarangnya. Dan seketika itu juga “Adekku” langsung dilahap dengan liarnya setelah aku lihat ternyata Dita dengan ganasnya sedang mengulum kemaluanku.

Saat aku sedang diserang oleh tiga wanita ini aku sempat mencari kemana Ayu dan Kiki ternyata mereka ada di sofa dekat situ dan keduanya sudah telanjang bulat dan aku lihat Kiki sedang menjilati vagina Ayu dan Ayu pun mendesah-desah dan meliuk-liukan badannya diatas sofa tersebut sementara aku sendiri sedang kewalahan menangani seranga dari tiga wanita ini, maka aku tidak memperhatikannya.

Langsung saja aku buka baju Melly yang terdekat dengan aku dan ketika Melly sedang membuka seluruh bajunya aku tarik Dita keatas dan kami pun berciuman sementara itu Nia menggantikan posisi Dita mengulum kemaluanku. Begitu pula dengan Dita aku buka bajunya dan posisinya digantikan oleh Nia sedangkan posisi Nia digantikan oleh Melly, wow.. ternyata kuluman Melly lebih enak dari pada Nia dan Dita sampai akhirnya aku merebahkan diri di ranjang yang berada disitu.

Nia setelah melepas bajunya langsung saja memgang kemaluanku dan diarahkannya ke liang vaginannya yang ternyata sudah basah sedari tadi setelah pas maka diturunkan pantatnya perlahan-lahan hingga akhirnya..

Bless.., “Aah..”, desah Nia.

Sementara Nia sedang asiknya menaik turnkan pantatnya diatasku, maka aku tarik Melly keatasku dan aku menjilati vaginanya.

“Ahh.. enak Man terus Man ohh..” desah Melly.

“Ahh.. ohh.sst” desah Nia yang bersahut-sahutan dengan Melly dan Ayu.

“Ohh.. yess lick my pussy Man ohh yess sst” racau Melly ketika klitorisnya aku hisap-hisap.

Sementara itu aku tarik pula si Dita dan aku masukan jari tengahku ke liang vaginanya sehingga membuat Dita meracau dan meliuk-liukan badannya.

“Ohh yes Man enak Man dalem lagi Man ohh..” racau Dita.

Sementara setelah berada dalam posisi seperti selama kurang lebih 15 menit akhirnya Nia menggenjotnya semakin cepat dan mengerang.

“Ahh.. Man aku keluar Man ah..” desah Nia dan seketika itu pula tubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata tanpa aku sadari dibawahku sudah ada si Ayu yang dengan cepatnya langsung melumat kemaluanku maka aku pun menggeliat menahan nikmat hisapan Ayu dan Melly segera turun dari mulutku dan memasukan kemaluanku ke vaginanya dan langsung digoyangkannya naik turun dan kadang memutar, sementara Dita tidak mau kehilangan kesempatan maka dia menyodorkan vaginannya ke mulutku dan akupun menjilati dan mengihisap-hisap vaginanya.

 

Setelah 5 menit aku jilati vagina nya maka tubuh Dita mengejang dan dia berteriak, “Man ahh.. aku keluar Man.. ah..” sambil menekan vaginanya ke mulutku langsung saja aku menghisap vaginanya kuat-kuat dan aku merasakan mengalir deras cairan dari vaginanya yang langsung aku sedot dan aku telan habis.

 

Setelah Dita merebahkan diri di sampingku ternyata Kki juga tidakmau ketinggalan dia menaiki aku dan kembali aku disodorkan vagina ke 3 siang ini yang langsung aku lumat habis baru aku memulai menjilati vagina Kiki Melly yang masih bergoyang diatasku akhirnya mengerang kuat.

“Man aku keluar Man ah.. sst ahh..” racaunya.

Terasa sekali cairanya mengalir deras mambahasi kemaluanku dan seketika itu pula ubuhnya melemas dan menggelimpang disampingku dan ternyata Kiki sudah tidak tahan dan langsung menurunkan tubuhnya ke bawah dan memasukan penisku ke vaginanya dan..

“Ahh.. sst ahh.. Man mentok Man.. ah..” desahnya.

Sedangkan Ayu yang sedari tadi hanya melihat sambil masturbasi sendiri aku tarik keatasku dan aku jilat dan hisap vaginannya

“Ohh yess ohh lick it honey oh..” desah Ayu.

Setelah 10 menit Kiki diatasku dan menggoyangkan pinggulnya akhirnya dia pun mengalami klimaks.

 

Sementara aku sendiri yang sedari tadi belum keluar karena tidak konsentrasi maka setelah Kiki rebah di sampingku maka aku membalikan badan hingga Ayu berada di bawahku dan perlahan-lahan aku masukan penisku ke vaginanya terasa sangat sempit, ketika kepala penisku mulai menyeruak masuk hingga Ayu berteriak.

“Ahh.. pelan-pelan Man sakit”

Maka perlahan-lahan aku masukan lagi setelah setengahnya masuk aku diamkan sebentar agar vagina Ayu terbiasa karena aku melihat Ayu mengerenyitkan dahinya menahan sakit setelah Ayu tenag maka aku sorong pantatku dan akhirnya seluruh penisku berada dalam vagina Ayu

“Ahh Man sakit ah..” desah Ayu.

 

Dan perlahan-lahan Ayu mulai menggoyangkan pinggulnya maka aku pun menggenjot pantatku keluar masuk. Terasa semppit sekali vagina Ayu dan ketika aku melirik kebawah aku melihat ada teesan darah keluar dari vaginanya yang akhirnya baru aku ketahui bahwa memang Ayu yang termuda diantara semuanya dia baru masuk SMU kelas 1 dan hanya dia yang masih perawan.

“Ahh.. sst.. terus Man enak Man oh.. dalam lagi Man..” racau Ayu.

Maka aku menarik Ayu kepinggiran tempat tidur dengan posisi kakinya berada di bahu aku sementara aku berdiri memang Ayu tidak kelihatan seperti anak baru masuk SMU dengan tingginya sekitar 170 dan buah dadanya berukuran 36 B.

 

Setelah 10 menit aku menggenjot Ayu akhirnya dia pun mengerang.

“Man aku keluar Man ohh.. Man..”

Namun aku tidak perduli aku terus menggenjot Ayu karena aku sendiri mengejar klimaks ku, setelah itu aku balikan tubuh Ayu sambil terus menggenjotnya hingga akhirnya Ayu berada dalam posisi menungging dan aku terus menggenjotnya dari belakang sambil meremas buah dadanya 36Bnya yang mengayun-ayun.

 

Ketika aku sedang menggenjot dari arah bawah belakang aku merasakan ada yang menjilati buah pelirku dan ternya Melly sudah bangun lagi sehingga setelah 10 menit aku menggenjot Ayu dari belakang dia pun mengalami orgasme kembali.

“Ahh Man aku keluar lagi Man ah..” dan seketika itu tubuhnya benar-benar melemas melihat kondisinya yang seperti itu maka aku tidak tega dan langsung aku tarik Melly untuk mengangkang dan aku tusukan penisku ke vaginanya dan Melly dengan posisi dibawah mendesah-desah seperti orang yang kepedasan.

“Ahh.. Man terus Man.. esst enak Man terus Man oh..” racaunya.

“Enak Mel, aah.. esst ahh”, racauku tidak karuan karena merasakan sedotan-sedotan di vagina Melly yang kata orang-orang ‘empot ayam’.

Maka dengan semangatnya aku menggenjot Melly dan setelah 10 menit Melly berkata, “Man aku mau keluar Man.. Man ahh”

“Ntar Mell gue juga mau keluar barengan ya ahh” kataku.

Akhirnya, “Man gue nggak kuat Man ah..”, ser.. ser.. ser.., terasa deras sekali semprotan Melly.

“Ahh gue juga Mell ah..”, crot.. crot.. crott.., akhirnya akupun orgasme bersamaan.

 

Akhirnya Kamipun ketiduran dengan posisi aku diatas Melly. Kira-kira aku tertidur 15 menit tiba-tiba aku merasakan penisku dijilat-jilat dan dihisap-hiasap setelah aku membuka mataku ternyata Dita sedang mengulum penisku.

Maka seketika itu juga aku langsung meracau, “Ah.. ohh.. enak Dit terus Dit”

Tapi Dita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan yang ada dia langsung naik keatas tubuhku dan memasukkan penisku ke liang vagiannya, memang dari ‘peperangan’ tadi hanya Dita yang belum merasakan penisku maka ketika yang lain lain sedang tidur Dita memanfaatkan momen tersebut sebaik-baiknya.

Terus dia menggoyangkan pinggulnya.

“Ahh.. esst enak Man ah..”

Aku pun merasakan keenakan dengan goyangan Dita karena goyangannya benar-benar seperti penari ular dia memutar-mutarkan pantatnya diatas penisku. Lama dia melakukan itu hingga akhirnya kami keluar bersamaan.

“Ahh Man enak Man ayo Man keluarin barengan ohh..”

Akhirnya, “Dit aku mau keluar ahh ohh crot.. crot..”

Kami pun lemas dan Dita menciumku bibirku mesra “Makasih ya Man, enak lho bener yang Nia bilang” katanya.

“Emang Nia bilang apa?” tanyaku penasaran.

“Kontolku kamu enak, kamu bisa bikin ceweq ketagihan nanti lagi ya” katanya.

Aku hanya tersenyum dan memeluk dia.

Akhirnya aku pun menginap disitu dan kami ber-enampun melakukannya berulang kali. Kadang aku mengeluarkan spermaku di dalam vagina Melly, Ayu ataupun yang lainnya secara bergantian. Hingga sekarang pun kami masih sering melakukan kadang satu lawan satu, kadang three some, ataupun langsung berenam lagi. cerita dewasa


Four Some Pertama Ku

$
0
0



cerita dewasa Yanti, sebut saja demikian, sudah tiga minggu kami saling berbagi kebutuhan biologis. Yanti adalah wanita berusia 25 tahun dengan tinggi 160 cm, dan dengan dada yang amat besar 36B ukurannya, kulit putih, dengan wajah mirip wanita bangsawan.

Hubungan kami berawal pada sebuah pesta pertunangan rekan bisnis saya, aku kenalan dengannya dan menjadi akrab dengannya bahkan aku menawarkan untuk pulang bersama karena dia bosan untuk berada disana karena dia telah ditinggal oleh temannya. Yanti pun naik ke mobilku, dia tidak keberatan dengan itu, malam itu suhunya terasa amat dingin, walaupun AC sudahku matikan tapi masih terasa dingin aku juga tidak mengerti mengapa bisa terjadi seperti itu, akhirnya aku pinjami jasku untuk menutupi tubuhnya yang hanya memakai gaun putih itu. Bagiku Yanti malam itu terlihat sexy dengan gaun yang dipakainya, dia memakai gaun putih tanpa lengan, dan bra hitam yang menunjukkan kemolekan tubuhnya. Dan rambut panjangnya yang terawat dibiarkan tergerai dengan bebasnya.

Karena perutku masih terasa lapar, tadi aku cuma makan sedikit karena keasyikan ngobrol dan menikmati tubuhnya yang sexy dan bahenol itu, kuajak dia makan di sebuah restoran tapi dia menolak karena dia dirumah telah masak, jadi aku diminta untuk makan ditempatnya saja, dalam hati, ini cewek baik banget selain dia sexy dan bahenol tapi juga baik hati, setelah aku berpikir lama akhirnya aku setuju.

Singkat cerita kami sampai di rumah kontrakannya dan makanlah aku disana, selesai makan aku membereskannya, lalu dia mengajakku kekamarnya untuk menemaninya malam itu, padahal aku ingin pulang karena jam sudah menunjukkan jam 00.30. Aku mencoba untuk menolak tapi karena dia terus memohon untuk menemaninya, dan akhirnya aku pun mengiyakannya karena aku juga tidak tega kalau dia terlalu memohon kepadaku.

Kamarnya terlihat rapi dan bersih semuanya tertata rapih sekali, ya, maklum kamar cewek. Dia mengontrak untuk berempat dan teman-temanya kebetulan saat itu lagi pada keluar, maklum saat itu adalah malam minggu. Singkat cerita, dia bercerita padaku bahwa dia baru putus sama pacarnya karena cowoknya kepergok telah berbuat perselingkuhan dibelakang dia. Diapun menangis mengenang masa lalu yang teramat indah bersama sang pacar dan sekarang hanyalah tinggal kemalangan belaka dan aku coba untuk memberanikan diriku untuk memeluknya dan menenangkannya, Yanti tak menolaknya.

Setelah agak tenang, kubisikan dia bahwa malam ini kamu kelihatan cantik sekali. Yanti tersenyum dan menatapku sangat dalam, lalu aku cium bibirnya yang hangat itu dan dia membalas ciumanku dengan sangat ganasnya, lalu tangannya mulai mencari dimana adik kecikku bersembunyi. Akhirnya dia mendapatkannya dan meremas dengan lembutnya. 

Kamipun berciuman dengan sangat ganasnya lalu aku mulai mencium lehernya, Yantipun mendesah,

“Aaahh geli Jok aahh.”

Mendengar itu aku semakin bernafsu, aku pun mulai meremas-remas payudaranya dari luar branya yang montok itu. Yanti mendesah lagi,

“Aaahh enak Jok terus Jok terus sstt.”

Dan dia pun menjambak rambutku. Setelah beberapa lama aku meremas payudaranya, dia mendesah dan terus berkicau, dengan permainan yang aku buat itu. Aku pun mulai melucuti gaun yang dia masih pakai, yang tersisa hanya tinggal Branya dan CD beranda merah muda, kemudian branya pun aku lepas, tampaklah jelas gunung kembar yang sangat menantang birahiku dan punting merah-kecoklatan cerah yang sudah mengeras. Kuremas payudaranya dan kuhisap puntingnya dan kugigit kecil dengan gigiku, Yanti hanya memejamkan mata sambil menikmati hisapanku itu. Aku gigit-gigit puntingnya dan dia pun mengerang dan menggelinjang keasikan,

“Jok enak Jok, teruss Jok, hisap terus aahh sstt”

Kemudian aku lanjutkan dengan menciumi perutnya kemudian aku copot CD yang masih melekat pada dirinya. WOw ternyata jembutnya tidak terlalu lembat dan rapi, rambut disekitar bibir kemaluannya bersih. Dan vaginanya tampak kencang dengan clitoris yang cukup besar dan tampak basah.

“Kamu rajin mencukur yaa,” tanyaku, dengan wajah memerah dia mengiyakan, sebab kata teman-temannya demi kesehatan vagina, dan tidak bau.

Kupangku dia dan mulai menciuminya lagi, dan sapuan lidahku mulai menjalar dari payudara kemudian puntingnya, kugigit kecil dengan gigiku, Yanti menggelinjang keasikkan dan mendesah-desah merasakan rangsangan kenikmatan,

“Ssstt terus Jok sstt.”

Tangan kananku mulai memainkan clitorisnya yang sudah banjir, kemudian kujilati klitotisnya dengan lidahku perlahan-lahan, desahan dan lenguhan makin sering kudengar. Seirama dengan sapuan lidahku klitorisnya, Yanti semakin terangsang, dia bahkan menjabak rambutku dan menekan kepalaku di klitorisnya,

“Jok, enak.. Banget.. Enak.. Jok, aahh.. Jok terus Jok jilat terus sampai dalam Jok aahh..”

Desahannya dan lenguhannya membuat aku bertambah nafsu untuk melancarkan yang lebih gila dari sebelumnya dan seketika itu juga badannya mulai mengejang dan

“Jok.. Yanti.. mau.. Keeluaar aa.. Aaahh” dan terasa sekali derasnya cairan yang mengalir dari vaginanya yang terasa asam-asam pahit tapi nikmat kemudian langsung aku jilat sampai habis dan tak tersisa. Yanti kemudian berdiri.

“Sekarang giliranku,” katanya.

Celanaku langsung dilucutinya dan akupun langsung berbaring diatas kasur yang empuk itu. Salah satu tangannya memegang penisku dan yang lain memegang buah zakarku, di mengelusnya dengan lembut.

“Mmmhh enak juga yaa penis kamu,” ceretus dia.

“Aaahh enak Yan” desahku.

Yanti mulai menciumi penisku dan mengelus buah zakarku, dan mengemutnya dan mengocoknya dengan mulutnya yang sangat imut itu. Terasa jutaan arus listrik mengalir ke tubuhku, 

“Gila ini cewek pinter sekali sedotan dan kocokannya benar-benar nikmat banget,” dalam batinku. Kupegang kepalanya, kuikuti naik turunnya, sesekali kutekan kepalanya saat turun. Sesaat kemudian dia berhenti.

“Jok penis kamu lumayan besar dan panjang yach, keras lagi, aku semakin terangsang nich.”

Aku hanya tersenyum, lalu kuajak dia main 69, ternyata dia mau. Vaginanya yang banjir itu tepat diwajahku, merah dan kencang, sedang Yanti sudah mengocok penisku. Aku semakin bernafsu untuk memainkan vaginanya yang semakin menantang aja, tercium wangi yang khas pada sekitar vaginanya yang sangat aku sukai sekali pada wanita, dan clitorisnya sampai memerah dan kuhisap yang sudah keluar untuk kedua kalinya.

Tiba-tiba aku kaget ketika aku melihat ke arah pintu yang tidak begitu rapat ditutupnya dan aku semakin kaget ketika ternyata teman-temannya sudah melihat semua permainan yang sedang kami lakukan. Salah satu dari dia celetuk,

“Yan main kok tidak ngajak-ngajak sih kita kan juga mau,”

Dan ternyata setelah aku ketahui namanya Yeni (24), tampa disangka mereka langsung membuka baju dan celana mereka dan seketika itu pula mereka sudah keadaan bugil. Aku semakin kelabakan karena diserang dari berbagai arah. Aku mulai memasukkan penisku ke vagina Yanti, walaupun pertama kali terasa sempit sekali jadi aku agak kesulitan memasukannya dan setelah beberapa lama aku berusaha, akhirnya aku dapat masuk setengah dan Yanti menjerit menahan sakit yang tiada tara. Tanpa aku duga ternyata ada sedikit darah mengalir di sekitar vaginanya, ternyata dia masih perawan batinku. Yanti makin mengejang sambil mendesis seperti ular, sedangkan Yeni yang tidak kalah montok dan juga payuadarannya paling besar dari pada Yanti.

Yanti pun memainkan puntingnya Dewi(24, 38), sedangkan Ati (25, 36b) memainkan vaginanya Dewi. Mereka saling mendesah membuat suasana semakin panas saja. Aku sendiri semakin cepat memainkan penisku, desahan Yanti pun semakin kencang saja bersamaan dengan kecepatan goyanganku yang semakin cepat dan Yanti semakin menikmati permainanku dan dia pun semakin mengimbangi permainanku.

“Aaahh enak Jok, terus Jok, lebih dalam lagi Jok,” celotehnya aku semakin cepat dan ketika itu juga badan dia mulai mengejang bertanda dia mau orgasme. Tidak berapa lama dia,

“Jok aku ingiin keluar” dan ketika itu juga keluarlah cairan yang ketiga kalinya dengan banyak sekali dan Yanti terlihat lemas dan langsung tergeletak disampingku, tapi penisku masih tegak bagaikan mau menantang kenikmatan.

Yeni pun langsung mengambil penisku yang masih tegak itu ke dalam vaginanya ternyata sama sempitnya dengan Yanti, aku sedikit kaget karena ada sedikit darah mengalir dari vaginanya dan ternyata Yeni pun masih perawan juga batinku, perlahan kugoyang penisku, maju mundur, dan semakin keras aku mengenjotnya dan jeritanya panjang dan seketika itu juga badannya mulai mengejang yang berarti dia mau orgasme, aku pun semakin mempercepat gerakan penisku dan Yeni pun menjerit panjang,

“Jok.. Aku keeluuar aahh” dan seketika itu pula dia roboh disampingku sedangkan aku masih belum sampai puncaknya.

Aku raih tangannya Dewi dan langsung aku mainkan vaginanya dengan lidahku dan terus aku mainkan sampai diapun mendesah dengan keras. Sedangkan Ati memainkan puyudara Dewi yang sudah mengeras. Aku pun mulai memasukkan penisku ke vagina Dewi yang ternyata sempit juga tapi untung vaginanya sudah basah jadi tidak terlalu sulit. Dan ketika baru masuk setengah ada darah yang mengalir pada vaginanya dalam batin ternyata semuanya masih pada perawan dalam batinku, perlahan kugoyang penisku maju mundur membentuk angka 8, rintihan kesakitan berubah menjadi desahan kenikmatan.

Sedangkan Ati menjilati payudara Dewi dengan nafsunya dan sekali-kali Ati mencium bibirku dengan garangnya, saat kau berada diatas Dewi, kujilati payudaranya yang memerah dan Dewi tidak bisa menjerit karena bibirnya sudah disumpel dengan mulutnya Ati yang dari tadi sudah mencium bibirnya Dewi dengan garang dan kelihatan sudah bernafsu itu.

Aku mulai menekannya dengan nafsu dan tentunya dann tentunya penisku masih ada didalam vaginanya Dewi yang sangat nikmat itu.

“Ooohh nikmat sekali rasanya”, dia menjerit “Ssshh”, seperti ular yang sedang mendekati mangsanya. Dan kupercepat lagi goyanganku dan semakin cepat aku mengocoknya semakin keras dia menjerit kenikmatan dan seketika itu juga,

“Aaahh aku mau keeluuarr Jok, kau juga ingin keluar, kita keluarin bareng aja yaa, aahh”

Crot.. Crot.. Crot hampir bersamaan, begitu nikmatnya permain malam ini dan akupun langsung tertidur lemas karena sudah bermain dengan tiga wanita sekaligus, setelah 3 jam aku tertidur aku merasakan ada yang mengemut penisku dengan lebutnya dan setelah aku membuka mataku ternyata Ati yang belum mendapatkan jatahnya. Langsung kucium bibirnya denga bernafsu dan dia langung meminta aku untuk memasukkan penisku ke vaginanya yang ternyata sudah banjir dari tadi. Aku mencoba untuk memainkan vaginanya dan tanpa kuduga ternyata Ati telah meraih penisku dan langsung membimbingku memasuki vaginanya.

Disaat menyentuh bibir vaginanya dia mengerang kenikmatan dan akupun langsung memasukkannya dan ternyata sudah tidak begitu sempit dibandingkan dengan tiga temannya dan tanpa banyak hambatan aku mulai menggenjot dengan cepat dan terasa sekali ada yang terasa yang berdenyut-denyut di vaginanya yang berarti menandakan dia mau orgasme dan aku semakin mempercepat goyanganku dan seketika itu pula.

“Aaahh Jok, aku mau keeluuaarr sstt”

Keluarlah cairan yang sangat banyak itu dan dia langsung lemas dan ternyata mereka berempat langsung bangun dan langsung memburu aku dengan sangat garangnya, dan saat itu jam 05.30 pagi, kami berlima mandi bareng dan disaat mandipun kami masih sempat bermain walaupun hanya sebentar karena waktunya sudah tidak memungkinkan untuk bermain lama.

“Makasih yaa Jok, kamu memang hebat walaupun tubuh kamu tidak gemuk(kurus), tapi stamina kamu kuat sekali, aku jadi ingin sekali mengulangnya.”

Tapi aku harus berangkat kerja, setelah kejadian itu aku masih sering bermain dengan mereka kadang aku bermain hanya berdua, kadang berempat, kadang bertiga, kadang juga langsung berlima. Tapi hampir sudah sebulan ini, aku tidak tahu kemana mereka dan tidak pernah ketemu lagi bahkan saat aku ke kontrakannya ternyata dia sudah pindah entah kemana dan aku hubungin lewat HP tak pernah aktif, aku merindukan saat itu.

Bagi tante atau teman wanita lainnya yang ingin merasakan layananku dan yang pasti servis sangat memuaskan segera hubungi lewat email. Pasti aku balas secepatnya, dan makasih atas ditayangkannya ceritaku yang lalu. cerita dewasa

Aku Bercinta Dengan Mertuaku

$
0
0



cerita sex Sudah dua tahun ini aku menikah dengan Virni, dia seorang model iklan dan enam bulan lalu, dia menjadi seorang bintang sinetron, sementara aku sendiri adalah seorang wiraswasta di bidang pompa bensin. Usiaku kini 32 tahun, sedangkan Virni usia 21 tahun. Virni seorang yang cantik dengan kulit yang putih bersih mungkin karena keturunan dari ibunya. Aku pun bangga mempunyai istri secantik dia. Ibunya Virni, mertuaku, sebut saja Mama Mona, orangnya pun cantik walau usianya sudah 39-tahun. Mama Mona merupakan istri ketiga dari seorang pejabat negara ini, karena istri ketiga jadi suaminya jarang ada di rumah, paling-paling sebulan sekali. Sehingga Mama Mona bersibuk diri dengan berjualan berlian.

Aku tinggal bersama istriku di rumah ibunya, walau aku sndiri punya rumah tapi karena menurut istriku, ibunya sering kesepian maka aku tinggal di “Pondok Mertua Indah”. Aku yang sibuk sekali dengan bisnisku, sementara Mama Mona juga sibuk, kami jadi kurang banyak berkomunikasi tapi sejak istriku jadi bintang sinetron 6 bulan lalu, aku dan Mama Mona jadi semakin akrab malahan kami sekarang sering melakukan hubungan suami istri, inilah ceritanya.

Sejak istriku sibuk syuting sinetron, dia banyak pergi keluar kota, otomatis aku dan mertuaku sering berdua di rumah, karena memang kami tidak punya pembantu. Tiga bulan lalu, ketika istriku pergi ke Jogja, setelah kuantar istriku ke stasiun kereta api, aku mampir ke rumah pribadiku dan baru kembali ke rumah mertuaku kira-kira jam 11.00 malam. Ketika aku masuk ke rumah aku terkaget, rupanya mertuaku belum tidur. Dia sedang menonton TV di ruang keluarga.

“Eh, Mama.. belum tidur..”

“Belum, Tom.. saya takut tidur kalau di rumah belum ada orang..”

“Oh, Maaf Ma, saya tadi mampir ke rumah dulu.. jadi agak telat..”

“Virni.. pulangnya kapan?”

“Ya.. kira-kira hari Rabu, Ma.. Oh.. sudah malam Ma, saya tidur dulu..”

“Ok.. Tom, selamat tidur..”

Kutinggal Mama Mona yang masih nonton TV, aku masuk ke kamarku, lalu tidur. Keesokannya, Sabtu Pagi ketika aku terbangun dan menuju ke kamar makan kulihat Mama Mona sudah mempersiapkan sarapan yang rupanya nasi goreng, makanan favoritku.

“Selamat Pagi, Tom..”

“Pagi.. Ma, wah Mama tau aja masakan kesukaan saya.”

“Kamu hari ini mau kemana Tom?”

“Tidak kemana-mana, Ma.. paling cuci mobil..”

“Bisa antar Mama, Mama mau antar pesanan berlian.”

“Ok.. Ma..” 

Hari itu aku menemani Mama pergi antar pesanan dimana kami pergi dari jam 09.00 sampai jam 07.00 malam. Selama perjalanan, Mama menceritakan bahwa dia merasa kesepian sejak Virni makin sibuk dengan dirinya sendiri dimana suaminya pun jarang datang, untungnya ada diriku walaupun baru malam bisa berjumpa. Sejak itulah aku jadi akrab dengan Mama Mona.

Sampai di rumah setelah berpergian seharian dan setelah mandi, aku dan Mama nonton TV bersama-sama, dia mengenakan baju tidur modelnya baju handuk sedangkan aku hanya mengenakan kaus dan celana pendek. Tiba-tiba Mama menyuruhku untuk memijat dirinya.

“Tom, kamu capek nggak, tolong pijatin leher Mama yach.. habis pegal banget nih..”

“Dimana Ma?”

“Sini.. Leher dan punggung Mama..”

Aku lalu berdiri sementara Mama Mona duduk di sofa, aku mulai memijat lehernya, pada awalnya perasaanku biasa tapi lama-lama aku terangsang juga ketika kulit lehernya yang putih bersih dan mulus kupijat dengan lembut terutama ketika kerah baju tidurnya diturunkan makin ke bawah dimana rupanya Mama Mona tidak mengenakan BH dan payudaranya yang cukup menantang terintip dari punggungnya olehku dan juga wangi tubuhnya yang sangat menusuk hidungku.

“Maaf, Ma.. punggung Mama juga dipijat..”

“Iya.. di situ juga pegal..”

Dengan rasa sungkan tanganku makin merasuk ke punggungnya sehingga nafasku mengenai lehernya yang putih, bersih dan mulus serta berbulu halus. Tiba-tiba Mama berpaling ke arahku dan mencium bibirku dengan bibirnya yang mungil nan lembut, rupanya Mama Mona juga sudah mulai terangsang. “Tom, Mama kesepian.. Mama membutuhkanmu..” Aku tidak menjawab karena Mama memasukkan lidahnya ke mulutku dan lidah kami bertautan. Tanganku yang ada di punggungnya ditarik ke arah payudaranya sehingga putingnya dan payudaranya yang kenyal tersentuh tanganku. Hal ini membuatku semakin terangsang, dan aku lalu merubah posisiku, dari belakang sofa, aku sekarang berhadapan dengan Mama Mona yang telah meloloskan bajunya sehingga payudaranya terlihat jelas olehku. 

Aku tertegun, rupanya tubuh Mama Mona lebih bagus dari milik anaknya sendiri, istriku. Aku baru pertama kali ini melihat tubuh ibu mertuaku yang toples.

“Tom, koq bengong, khan Mama sudah bilang, Mama kesepian..”

“iya.. iya.. iya Mah,”

Ditariknya tanganku sehingga aku terjatuh di atas tubuhnya, lalu bibirku dikecupnya kembali. Aku yang terangsang membalasnya dengan memasukkan lidahku ke mulutnya. Lidahku disedot di dalam mulutnya. Tanganku mulai bergerilya pada payudaranya. Payudaranya yang berukuran 36B sudah kuremas-remas, putingnya kupelintir yang membuat Mama Mona menggoyangkan tubuhnya karena keenakan. Tangannya yang mungil memegang batangku yang masih ada di balilk celana pendekku. Diusap-usapnya hingga batangku mulai mengeras dan celana pendekku mulai diturunkan sedikit, setelah itu tangannya mulai mengorek di balik celana dalamku sehingga tersentuhlah kepala batangku dengan tangannya yang lembut yang membuatku gelisah.

Keringat kami mulai bercucuran, payudaranya sudah tidak terpegang lagi tanganku tapi mulutku sudah mulai menari-nari di payudaranya, putingnya kugigit, kuhisap dan kukenyot sehingga Mama Mona kelojotan, sementara batangku sudah dikocok oleh tangannya sehingga makin mengeras. Tanganku mulai meraba-raba celana dalamnya, dari sela-sela celana dan pahanya yang putih mulus kuraba vaginanya yang berbulu lebat. Sesekali kumasuki jariku pada liang vaginanya yang membuat dirinya makin mengelinjang dan makin mempercepat kocokan tangannya pada batangku.

Hampir 10 menit lamanya setelah vaginanya telah basah oleh cairan yang keluar dengan berbau harum, kulepaskan tanganku dari vaginanya dan Mama Mona melepaskan tangannya dari batangku yang sudah keras. Mama Mona lalu berdiri di hadapanku, dilepaskannya baju tidurnya dan celana dalamnya sehingga aku melihatnya dengan jelas tubuh Mama Mona yang bugil dimana tubuhnya sangat indah dengan tubuh tinggi 167 cm, payudara berukuran 36B dan vagina yang berbentuk huruf V dengan berbulu lebat, membuatku menahan ludah ketika memandanginya.

“Tom, ayo.. puasin Mama..”

“Ma.. tubuh Mama bagus sekali, lebih bagus dari tubuhnya Virni..”

“Ah.. masa sih..”

“Iya, Ma.. kalau tau dari 2 tahun lalu, mungkin Mamalah yang saya nikahi..”

“Ah.. kamu bisa aja..”

“Iya.. Ma.. bener deh..”

“Iya sekarang.. puasin Mama dulu.. yang penting khan kamu bisa menikmati Mama sekarang..”

“Kalau Mama bisa memuaskan saya, saya akan kawini Mama..”

Mama lalu duduk lagi, celana dalamku diturunkan sehingga batangku sudah dalam genggamannya, walau tidak terpegang semua karena batangku yang besar tapi tangannya yang lembut sangat mengasyikan.

“Tom, batangmu besar sekali, pasti Virni puas yach.”

“Ah.. nggak. Virni.. biasa aja Ma..”

“Ya.. kalau gitu kamu harus puasin Mama yach..”

“Ok.. Mah..”

Mulut mungil Mama Mona sudah menyentuh kepala batangku, dijilatnya dengan lembut, rasa lidahnya membuat diriku kelojotan, kepalanya kuusap dengan lembut. Batangku mulai dijilatnya sampai biji pelirku, Mama Mona mencoba memasukkan batangku yang besar ke dalam mulutnya yang mungil tapi tidak bisa, akhirnya hanya bisa masuk kepala batangku saja dalam mulutnya.

Hal ini pun sudah membuatku kelojotan, saking nikmatnya lidah Mama Mona menyentuh batangku dengan lembut. Hampir 15 menit lamanya batangku dihisap membuatnya agak basah oleh ludah Mama Mona yang sudah tampak kelelahan menjilat batangku dan membuatku semakin mengguncang keenakan. Setelah itu Mama Mona duduk di Sofa dan sekarang aku yang jongkok di hadapannya. Kedua kakinya kuangkat dan kuletakkan di bahuku. Vagina Mama Mona terpampang di hadapanku dengan jarak sekitar 50 cm dari wajahku, tapi bau harum menyegarkan vaginanya menusuk hidungku.

“Ma, Vagina Mama wangi sekali, pasti rasanya enak sekali yach.”

“Ah, masa sih Tom, wangi mana dibanding punya Virni dari punya Mama.”

“Jelas lebih wangi punya mama dong..”

“Aaakkhh..”

Vagina Mama Mona telah kusentuh dengan lidahku. Kujilat lembut liang vagina Mama Mona, vagina Mama Mona rasanya sangat menyegarkan dan manis membuatku makin menjadi-jadi memberi jilatan pada vaginanya.

“Ma, vagina.. Mama sedap sekali.. rasanya segar..”

“Iyaah.. Tom, terus.. Tom.. Mama baru kali ini vaginanya dijilatin.. ohh.. terus.. sayang..”

Vagina itu makin kutusuk dengan lidahku dan sampai juga pada klitorisnya yang rasanya juga sangat legit dan menyegarkan. Lidahku kuputar dalam vaginanya, biji klitorisnya kujepit di lidahku lalu kuhisap sarinya yang membuat Mama Mona menjerit keenakan dan tubuhnya menggelepar ke kanan ke kiri di atas sofa seperti cacing kepanasan. “Ahh.. ahh.. oghh oghh.. awww.. argh.. arghh.. lidahmu Tom.. agh, eena.. enakkhh.. aahh.. trus.. trus..” Klitoris Mama Mona yang manis sudah habis kusedot sampai berulang-ulang, tubuh Mama Mona sampai terpelintir di atas sofa, hal itu kulakukan hampir 30 menit dan dari vaginanya sudah mengeluarkan cairan putih bening kental dan rasanya manis juga, cairan itupun dengan cepat kuhisap dan kujilat sampai habis sehingga tidak ada sisa baik di vaginanya maupun paha mama Mona.

“Ahg.. agh.. Tom.. argh.. akh.. akhu.. keluar.. nih.. ka.. kamu.. hebat dech..” Mama Mona langsung ambruk di atas sofa dengan lemas tak berdaya, sementara aku yang merasa segar setelah menelan cairan vagina Mama Mona, langsung berdiri dan dengan cepat kutempelkan batang kemaluanku yang dari 30 menit lalu sudah tegang dan keras tepat pada liang vagina Mama Mona yang sudah kering dari cairan. Mama Mona melebarkan kakinya sehingga memudahkanku menekan batangku ke dalam vaginanya, tapi yang aku rasakan liang vagina Mama Mona terasa sempit, aku pun keheranan.

“Ma.. vagina Mama koq sempit yach.. kayak vagina anak gadis.”

“Kenapa memangnya Tom, nggak enak yach..”

“Justru itu Ma, Mama punya sempit kayak punya gadis. Saya senang Ma, karena vagina Virni sudah agak lebar, Mama hebat, pasti Mama rawat yach?”

“Iya, sayang.. walau Mama jarang ditusuk, vaginanya harus Mama rawat sebaik-baiknya, toh kamu juga yang nusuk..”

“Iya Ma, saya senang bisa menusukkan batang saya ke vagina Mama yang sedaap ini..”

“Akhh.. batangmu besar sekali..”

Vagina Mama Mona sudah terterobos juga oleh batang kemaluanku yang diameternya 4 cm dan panjangnya 28 cm, setelah 6 kali kuberikan tekanan.

 

Pinggulku kugerakan maju-mundur menekan vagina Mama Mona yang sudah tertusuk oleh batangku, Mama Mona hanya bisa menahan rasa sakit yang enak dengan memejamkan mata dan melenguh kenikmatan, badannya digoyangkan membuatku semakin semangat menggenjotnya hingga sampai semua batangku masuk ke vaginanya. “Tom.. nggehh.. ngghh.. batangmu menusuk sampai ke perut.. nich.. agghh.. agghh.. aahh.. eenaakkhh..” Aku pun merasa keheranan karena pada saat masukkan batangku ke vaginanya Mama Mona terasa sempit, tapi sekarang bisa sampai tembus ke perutnya. Payudara Mama Mona yang ranum dan terbungkus kulit yang putih bersih dihiasi puting kecil kemerahan sudah kuterkam dengan mulutku. Payudara itu sudah kuhisap, kujilat, kugigit dan kukenyot sampai putingnya mengeras seperti batu kerikil dan Mama Mona belingsatan, tangannya membekap kepalaku di payudaranya sedangkan vaginanya terhujam keras oleh batangku selama hampir 1 jam lamanya yang tiba-tiba Mama Mona berteriak dengan lenguhan karena cairan telah keluar dari vaginanya membasahi batangku yang masih di dalam vaginanya, saking banyaknya cairan itu sampai membasahi pahanya dan pahaku hingga berasa lengket.

“Arrgghh.. argghh.. aakkhh.. Mama.. keluar nich Tom.. kamu belum yach..?” Aku tidak menjawab karena tubuhnya kuputar dari posisi terlentang dan sekarang posisi menungging dimana batangku masih tertancap dengan kerasnya di dalam vagina Mama Mona, sedangkan dia sudah lemas tak berdaya. Kuhujam vagina Mama Mona berkali-kali sementara Mama Mona yang sudah lemas seakan tidak bergerak menerima hujaman batangku, Payudaranya kutangkap dari belakang dan kuremas-remas, punggungnya kujilat. Hal ini kulakukan sampai 1 jam kemudian di saat Mama Mona meledak lagi mengeluarkan cairan untuk yang kedua kalinya, sedangkan aku mencapai puncak juga dimana cairanku kubuang dalam vagina Mama Mona hingga banjir ke kain sofa saking banyaknya cairanku yang keluar. “Akhh.. akh.. Ma, Vagina Mama luar biasa sekali..” Aku pun ambruk setelah hampir 2,5 jam merasakan nikmatnya vagina mertuaku, yang memang nikmat, meniban tubuh Mama Mona yang sudah lemas lebih dulu. 

Aku dan Mama terbangun sekitar jam 12.30 malam dan kami pindah tidur ke kamar Mama Mona, setelah terbaring di sebelah Mama dimana kami masih sama-sama bugil karena baju kami ada di sofa, Mama Mona memelukku dan mencium pipiku.

“Tom, Mama benar-benar puas dech, Mama pingin kapan-kapan coba lagi batangmu yach, boleh khan..”

“Boleh Ma, saya pun juga puas bisa mencoba vagina Mama dan sekarangpun yang saya inginkan setiap malam bisa tidur sama Mama jika Virni nggak pulang.”

“Iya, Tom.. kamu mau ngeloni Mama kalau Virni pergi?”

“Iya Ma, vagina Mama nikmat sih.”

“Air manimu hangat sekali Tom, berasa dech waktu masuk di dalam vagina Mama.”

“Kita Main lagi Ma..?”

“Iya boleh..”

Kami pun bermain dalam nafsu birahi lagi di tempat tidur Mama hingga menjelang ayam berkokok baru kami tidur. Mulai hari itu aku selalu tidur di kamar Mama jika istriku ada syuting di luar kota dan ini berlangsung sampai sekarang. cerita sex

Titipan Yang Sangat Penting

$
0
0



cerita bokep Namaku Karina, usiaku 17 tahun dan aku adalah anak kedua dari pasangan Menado-Sunda. Kulitku putih, tinggi sekitar 168 cm dan berat 50 kg. Rambutku panjang sebahu dan ukuran dada 36B. Dalam keluargaku, semua wanitanya rata-rata berbadan seperti aku, sehingga tidak seperti gadis-gadis lain yang mendambakan tubuh yang indah sampai rela berdiet ketat. Di keluarga kami justru makan apapun tetap segini-segini saja.

Suatu sore dalam perjalanan pulang sehabis latihan cheers di sekolah, aku disuruh ayah mengantarkan surat-surat penting ke rumah temannya yang biasa dipanggil Om Robert. Kebetulan rumahnya memang melewati rumah kami karena letaknya di kompleks yang sama di perumahan elit selatan Jakarta.

Om Robert ini walau usianya sudah di akhir kepala 4, namun wajah dan gayanya masih seperti anak muda. Dari dulu diam-diam aku sedikit naksir padanya. Habis selain ganteng dan rambutnya sedikit beruban, badannya juga tinggi tegap dan hobinya berenang serta tenis. Ayah kenal dengannya sejak semasa kuliah dulu, oleh sebab itu kami lumayan dekat dengan keluarganya.

Kedua anaknya sedang kuliah di Amerika, sedang istrinya aktif di kegiatan sosial dan sering pergi ke pesta-pesta. Ibu sering diajak oleh si Tante Mela, istri Om Robert ini, namun ibu selalu menolak karena dia lebih senang di rumah.

Dengan diantar supir, aku sampai juga di rumahnya Om Robert yang dari luar terlihat sederhana namun di dalam ada kolam renang dan kebun yang luas. Sejak kecil aku sudah sering ke sini, namun baru kali ini aku datang sendiri tanpa ayah atau ibuku. Masih dengan seragam cheers-ku yang terdiri dari rok lipit warna biru yang panjangnya belasan centi diatas paha, dan kaos ketat tanpa lengan warna putih, aku memencet bel pintu rumahnya sambil membawa amplop besar titipan ayahku.

Ayah memang sedang ada bisnis dengan Om Robert yang pengusaha kayu, maka akhir-akhir ini mereka giat saling mengontak satu sama lain. Karena ayah ada rapat yang tidak dapat ditunda, maka suratnya tidak dapat dia berikan sendiri.

Seorang pembantu wanita yang sudah lumayan tua keluar dari dalam dan membukakan pintu untukku. Sementara itu kusuruh supirku menungguku di luar.

Ketika memasuki ruang tamu, si pembantu berkata, “Tuan sedang berenang, Non. Tunggu saja di sini biar saya beritahu Tuan kalau Non sudah datang.”

“Makasih, Bi.” jawabku sambil duduk di sofa yang empuk. 

Sudah 10 menit lebih menunggu, si bibi tidak muncul-muncul juga, begitu pula dengan Om Robert. Karena bosan, aku jalan-jalan dan sampai di pintu yang ternyata menghubungkan rumah itu dengan halaman belakang dan kolam renangnya yang lumayan besar. Kubuka pintunya dan di tepi kolam kulihat Om Robert yang sedang berdiri dan mengeringkan tubuh dengan handuk.

“Ooh..” pekikku dalam hati demi melihat tubuh atletisnya terutama bulu-bulu dadanya yang lebat, dan tonjolan di antara kedua pahanya.

Wajahku agak memerah karena mendadak aku jadi horny, dan payudaraku terasa gatal. Om Robert menoleh dan melihatku berdiri terpaku dengan tatapan tolol, dia pun tertawa dan memanggilku untuk menghampirinya.

 

“Halo Karin, apa kabar kamu..?” sapa Om Robert hangat sambil memberikan sun di pipiku.

Aku pun balas sun dia walau kagok, “Oh, baik Om. Om sendiri apa kabar..?”

“Om baik-baik aja. Kamu baru pulang dari sekolah yah..?” tanya Om Robert sambil memandangku dari atas sampai ke bawah.

Tatapannya berhenti sebentar di dadaku yang membusung terbungkus kaos ketat, sedangkan aku sendiri hanya dapat tersenyum melihat tonjolan di celana renang Om Robert yang ketat itu mengeras.

 

“Iya Om, baru latihan cheers. Tante Mella mana Om..?” ujarku basa-basi.

“Tante Mella lagi ke Bali sama teman-temannya. Om ditinggal sendirian nih.” balas Om Robert sambil memasang kimono di tubuhnya.

“Ooh..” jawabku dengan nada sedikit kecewa karena tidak dapat melihat tubuh atletis Om Robert dengan leluasa lagi.

“Ke dapur yuk..!”

 

“Kamu mau minum apa Rin..?” tanya Om Robert ketika kami sampai di dapur.

“Air putih aja Om, biar awet muda.” jawabku asal.

Sambil menunggu Om Robert menuangkan air dingin ke gelas, aku pindah duduk ke atas meja di tengah-tengah dapurnya yang luas karena tidak ada bangku di dapurnya.

“Duduk di sini boleh yah Om..?” tanyaku sambil menyilangkan kaki kananku dan membiarkan paha putihku makin tinggi terlihat.

“Boleh kok Rin.” kata Om Robert sambil mendekatiku dengan membawa gelas berisi air dingin.

 

Namun entah karena pandangannya terpaku pada cara dudukku yang menggoda itu atau memang beneran tidak sengaja, kakinya tersandung ujung keset yang berada di lantai dan Om Robert pun limbung ke depan hingga menumpahkan isi gelas tadi ke baju dan rokku.

“Aaah..!” pekikku kaget, sedang kedua tangan Om Robert langsung menggapai pahaku untuk menahan tubuhnya agar tidak jatuh.

“Aduh.., begimana sih..? Om nggak sengaja Rin. Maaf yah, baju kamu jadi basah semua tuh. Dingin nggak airnya tadi..?” tanya Om Robert sambil buru-buru mengambil lap dan menyeka rok dan kaosku.

 

Aku yang masih terkejut hanya diam mengamati tangan Om Robert yang berada di atas dadaku dan matanya yang nampak berkonsentrasi menyeka kaosku. Putingku tercetak semakin jelas di balik kaosku yang basah dan hembusan napasku yang memburu menerpa wajah Om Robert.

“Om.. udah Om..!” kataku lirih.

Dia pun menoleh ke atas memandang wajahku dan bukannya menjauh malah meletakkan kain lap tadi di sampingku dan mendekatkan kembali wajahnya ke wajahku dan tersenyum sambil mengelus rambutku.

 

“Kamu cantik, Karin..” ujarnya lembut.

Aku jadi tertunduk malu tapi tangannya mengangkat daguku dan malahan menciumku tepat di bibir. Aku refleks memejamkan mata dan Om Robert kembali menciumku tapi sekarang lidahnya mencoba mendesak masuk ke dalam mulutku. Aku ingin menolak rasanya, tapi dorongan dari dalam tidak dapat berbohong. Aku balas melumat bibirnya dan tanganku meraih pundak Om Robert, sedang tangannya sendiri meraba-raba pahaku dari dalam rokku yang makin terangkat hingga terlihat jelas celana dalam dan selangkanganku.

 

Ciumannya makin buas, dan kini Om Robert turun ke leher dan menciumku di sana. Sambil berciuman, tanganku meraih pengikat kimono Om Robert dan membukanya. Tanganku menelusuri dadanya yang bidang dan bulu-bulunya yang lebat, kemudian mengecupnya lembut. Sementara itu tangan Om Robert juga tidak mau kalah bergerak mengelus celana dalamku dari luar, kemudian ke atas lagi dan meremas payudaraku yang sudah gatal sedari tadi.

 

Aku melenguh agak keras dan Om Robert pun makin giat meremas-remas dadaku yang montok itu. Perlahan dia melepaskan ciumannya dan aku membiarkan dia melepas kaosku dari atas. Kini aku duduk hanya mengenakan bra hitam dan rok cheersku itu. Om Robert memandangku tidak berkedip. Kemudian dia bergerak cepat melumat kembali bibirku dan sambil french kissing, tangannya melepas kaitan bra-ku dari belakang dengan tangannya yang cekatan.

 

Kini dadaku benar-benar telanjang bulat. Aku masih merasa aneh karena baru kali ini aku telanjang dada di depan pria yang bukan pacarku. Om Robert mulai meremas kedua payudaraku bergantian dan aku memilih untuk memejamkan mata dan menikmati saja. Tiba-tiba aku merasa putingku yang sudah tegang akibat nafsu itu menjadi basah, dan ternyata Om Robert sedang asyik menjilatnya dengan lidahnya yang panjang dan tebal. Uh.., jago sekali dia melumat, mencium, menarik-narik dan menghisap-hisap puting kiri dan kananku.

 

Tanpa kusadari, aku pun mengeluarkan erangan yang lumayan keras, dan itu malah semakin membuat Om Robert bernafsu.

“Oom.. aah.. aah..!”

“Rin, kamu kok seksi banget sih..? Om suka banget sama badan kamu, bagus banget. Apalagi ini..” godanya sambil memelintir putingku yang makin mencuat dan tegang.

“Ahh.., Om.. gelii..!” balasku manja.

 

“Sshh.. jangan panggil ‘Om’, sekarang panggil ‘Robert’ aja ya, Rin. Kamu kan udah gede..” ujarnya.

“Iya deh, Om.” jawabku nakal dan Om Robert pun sengaja memelintir kedua putingku lebih keras lagi.

“Eeeh..! Om.. eh Robert.. geli aah..!” kataku sambil sedikit cemberut namun dia tidak menjawab malahan mencium bibirku mesra.

 

Entah kapan tepatnya, Om Robert berhasil meloloskan rok dan celana dalam hitamku, yang pasti tahu-tahu aku sudah telanjang bulat di atas meja dapur itu dan Om Robert sendiri sudah melepas celana renangnya, hanya tinggal memakai kimononya saja. Kini Om Robert membungkuk dan jilatannya pindah ke selangkanganku yang sengaja kubuka selebar-lebarnya agar dia dapat melihat isi vaginaku yang merekah dan berwarna merah muda.

 

Kemudian lidah yang hangat dan basah itu pun pindah ke atas dan mulai mengerjai klitorisku dari atas ke bawah dan begitu terus berulang-ulang hingga aku mengerang tidak tertahan.

“Aeeh.. uuh.. Rob.. aawh.. ehh..!”

Aku hanya dapat mengelus dan menjambak rambut Om Robert dengan tangan kananku, sedang tangan kiriku berusaha berpegang pada atas meja untuk menopang tubuhku agar tidak jatuh ke depan atau ke belakang.

 

Badanku terasa mengejang serta cairan vaginaku terasa mulai meleleh keluar dan Om Robert pun menjilatinya dengan cepat sampai vaginaku terasa kering kembali. Badanku kemudian direbahkan di atas meja dan dibiarkannya kakiku menjuntai ke bawah, sedang Om Robert melebarkan kedua kakinya dan siap-siap memasukkan penisnya yang besar dan sudah tegang dari tadi ke dalam vaginaku yang juga sudah tidak sabar ingin dimasuki olehnya.

 

Perlahan Om Robert mendorong penisnya ke dalam vaginaku yang sempit dan penisnya mulai menggosok-gosok dinding vaginaku. Rasanya benar-benar nikmat, geli, dan entah apa lagi, pokoknya aku hanya memejamkan mata dan menikmati semuanya.

“Aawww.. gede banget sih Rob..!” ujarku karena dari tadi Om Robert belum berhasil juga memasukkan seluruh penisnya ke dalam vaginaku itu.

“Iyah.., tahan sebentar yah Sayang, vagina kamu juga sempitnya.. ampun deh..!”

Aku tersenyum sambil menahan gejolak nafsu yang sudah menggebu.

 

Akhirnya setelah lima kali lebih mencoba masuk, penis Om Robert berhasil masuk seluruhnya ke dalam vaginaku dan pinggulnya pun mulai bergerak maju mundur. Makin lama gerakannya makin cepat dan terdengar Om Robert mengerang keenakan.

“Ah Rin.. enak Rin.. aduuh..!”

“Iii.. iyaa.. Om.. enakk.. ngentott.. Om.. teruss.. eehh..!” balasku sambil merem melek keenakan.

 

Om Robert tersenyum mendengarku yang mulai meracau ngomongnya. Memang kalau sudah begini biasanya keluar kata-kata kasar dari mulutku dan ternyata itu membuat Om Robert semakin nafsu saja.

“Awwh.. awwh.. aah..!” orgasmeku mulai lagi.

Tidak lama kemudian badanku diperosotkan ke bawah dari atas meja dan diputar menghadap ke depan meja, membelakangi Om Robert yang masih berdiri tanpa mencabut penisnya dari dalam vaginaku. Diputar begitu rasanya cairanku menetes ke sela-sela paha kami dan gesekannya benar-benar nikmat.

 

Kini posisiku membelakangi Om Robert dan dia pun mulai menggenjot lagi dengan gaya doggie style. Badanku membungkuk ke depan, kedua payudara montokku menggantung bebas dan ikut berayun-ayun setiap kali pinggul Om Robert maju mundur. Aku pun ikut memutar-mutar pinggul dan pantatku. Om Robert mempercepat gerakannya sambil sesekali meremas gemas pantatku yang semok dan putih itu, kemudian berpindah ke depan dan mencari putingku yang sudah sangat tegang dari tadi.

“Awwh.. lebih keras Om.. pentilnya.. puterr..!” rintihku dan Om Robert serta merta meremas putingku lebih keras lagi dan tangan satunya bergerak mencari klitorisku.

Kedua tanganku berpegang pada ujung meja dan kepalaku menoleh ke belakang melihat Om Robert yang sedang merem melek keenakan. Gila rasanya tubuhku banjir keringat dan nikmatnya tangan Om Robert di mana-mana yang menggerayangi tubuhku.

Putingku diputar-putar makin keras sambil sesekali payudaraku diremas kuat. Klitorisku digosok-gosok makin gila, dan hentakan penisnya keluar masuk vaginaku makin cepat. Akhirnya orgasmeku mulai lagi. Bagai terkena badai, tubuhku mengejang kuat dan lututku lemas sekali. Begitu juga dengan Om Robert, akhirnya dia ejakulasi juga dan memuncratkan spermanya di dalam vaginaku yang hangat.

“Aaah.. Riin..!” erangnya.

Om Robert melepaskan penisnya dari dalam vaginaku dan aku berlutut lemas sambil bersandar di samping meja dapur dan mengatur napasku. Om Robert duduk di sebelahku dan kami sama-sama masih terengah-engah setelah pertempuran yang seru tadi.

“Sini Om..! Karin bersihin sisanya tadi..!” ujarku sambil membungkuk dan menjilati sisa-sisa cairan cinta tadi di sekitar selangkangan Om Robert.

Om Robert hanya terdiam sambil mengelus rambutku yang sudah acak-acakan. Setelah bersih, gantian Om Robert yang menjilati selangkanganku, kemudian dia mengumpulkan pakaian seragamku yang berceceran di lantai dapur dan mengantarku ke kamar mandi.

Setelah mencuci vaginaku dan memakai seragamku kembali, aku keluar menemui Om Robert yang ternyata sudah memakai kaos dan celana kulot, dan kami sama-sama tersenyum.

“Rin, Om minta maaf yah malah begini jadinya, kamu nggak menyesal kan..?” ujar Om Robert sambil menarik diriku duduk di pangkuannya.

“Enggak Om, dari dulu Karin emang senang sama Om, menurut Karin Om itu temen ayah yang paling ganteng dan baik.” pujiku.

“Makasih ya Sayang, ingat kalau ada apa-apa jangan segan telpon Om yah..?” balasnya.

“Iya Om, makasih juga yah permainannya yang tadi, Om jago deh.”

“Iya Rin, kamu juga. Om aja nggak nyangka kamu bisa muasin Om kayak tadi.”

“He.. he.. he..” aku tersipu malu.

“Oh iya Om, ini titipannya ayah hampir lupa.” ujarku sambil buru-buru menyerahkan titipan ayah pada Om Robert.

“Iya, makasih ya Karin sayang..” jawab Om Robert sambil tangannya meraba pahaku lagi dari dalam rokku.

“Aah.. Om, Karin musti pulang nih, udah sore.” elakku sambil melepaskan diri dari Om Robert.

Om Robert pun berdiri dan mencium pipiku lembut, kemudian mengantarku ke mobil dan aku pun pulang.

Di dalam mobil, supirku yang mungkin heran melihatku tersenyum-senyum sendirian mengingat kejadian tadi pun bertanya.

“Non, kok lama amat sih nganter amplop doang..? Ditahan dulu yah Non..?”

Sambil menahan tawa aku pun berkata, “Iya Pak, dikasih ‘wejangan’ pula..”

Supirku hanya dapat memandangku dari kaca spion dengan pandangan tidak mengerti dan aku hanya membalasnya dengan senyuman rahasia. He..he..he.. cerita bokep

Bercinta Dengan Nenek Nenek

$
0
0



film porno Nenek Neli..” begitu biasanya cucu-cucunya memanggil.

Nenek Neli pemilik rumah yang kutempati (kost) adalah nenek yang yang mengerti benar arti kecantikan wanita, itu menurut pandanganku. Usianya kira-kira 60-an, gerak-geriknya lembut dan gurat-gurat kecantikannya masih terlihat jelas. Kalau kubanding-bandingkan, wajah Nenek Neli persis seperti bintang sinetron RE. Dengan kulit putih bersih dan terawat. Bagaimana tidak kelihatan bersih ni nenek, setiap minggu mandi susu, luluran dan perawatan kecantikan lainnya. Jadi pantaslah kecantikan masih memancar dan usia tuanya tidak begitu kelihatan.

Di rumahnya, Nenek Neli tinggal sendiri ditemani dua orang pembantu serta 3 kamar di lantai atas dikoskan. Anak-anak Nenek Neli ada 2 orang, Ibu Riri dan Ibu Rosa, sudah menikah tapi tinggal di lain kota. Aku, Ari dan Reni adalah anak-anak kostnya. Kami sebagai anak kost memang kompak bertiga dan sudah lama kost di rumah Nenek Neli. Sehingga kami bertiga ini sudah seperti keluarga atau ya sebut saja cucunya Nenek Neli. Selama kami tinggal, terutama aku, memang tidak ada pengalaman (sex) yang seru. Tapi sore itu, aku mendapat suatu pengalaman sex baru. Berhubungan sex dengan nenek-nenek, Nenek Neli! Nah.., begini ceritanya. 

Aku (Jojo, 20 tahun) sampai di tempat kost jam 4 sore. Sepi, karena 2 orang tetangga kostku pulang ke rumahnya, mereka menghabiskan libur kuliahnya di rumah masing-masing. Aku memang ada rencana pulang, mungkin 2-3 hari lagi. Kulihat Nenek Neli sedang merawat bonsai-bonsainya.

“Sore.. Nek.” kataku sambil menghampirinya.

“O.., Nak Jo, udah pulang rupanya.”

Asyik sekali kelihatan Nenek Neli dengan bonsai-bonsainya. Hobynya yang satu ini memang cocok dengan pribadi Nenek Neli. Resik dan anggun, bagaikan bonsai peliharaannya. Karena capek dan Nenek Neli kelihatan asyik dengan bonsainya, aku pamit mau istirahat di kamar.

Pelan-pelan kunaiki anak tangga, menuju kamarku. Wah.., terasa sekali sepinya, biasanya sore-sore begini kami berkumpul sambil becanda-canda, terutama sama si Big Beautiful, Reni. Walaupun Reni ini bodynya bomber (beratnya 80 kg kurang lebih sih), wajahnya lumayan cantik juga. Gendut tapi wajahnya tidak terlalu bulat, pokoknya cantik deh. Gila! kok bisa ngelamunin Reni. Entah karena ngelamunin Reni atau memang nafsuku lagi kumat, kulepaskan celana, yang tinggal hanya CD-ku saja. Gundukan celana dalamku makin membesar, penisku tegang! Sakit juga rasanya, akhirnya kulepaskan CD-ku, telanjang bulat! Kumainkan penisku, kukocokin penisku sambil membayangkan menyenggamai si gendut Reni.

Tiba-tiba.., “Ceklek.. kreeit..,” pintu kamarku terbuka (aku lupa mengunci pintunya).

“Weleh-weleh.., Nak Jo, Nak Jo. Barang gede gitu kok dianggurin, sini masukin lubang Nenek aja..!”

Kaget sekali aku, tidak tahu rasanya, antara malu dan birahiku masih telentang bugil di tempat tidur. Tapi Nenek Neli dengan cueknya malah melangkah masuk ke kamar, menghampiriku. Rupanya dari tadi dia sudah menonton acara ngocokku. Dan aku benar-benar tidak menyangka akan ucapannya.

“Ngentot Nenek Neli..?”

“Siapa takut..!?”

Nah, ini yang kumaksud pengalaman baru dan membuat pribadi sex-ku berubah. Di kemudian hari, aku hanya senang berkencan (bersenggama) dengan wanita yang usianya di atas usiaku. Kalau tidak tante-tante, ya.. nenek-nenek. Dan yang pasti melalui Nenek Neli lah aku dikenalkan dengan teman-temannya. Pokoknya lebih asyik begituan dengan nenek-nenek, liang vaginanya keset dan agak sempit lah..!

Penis besarku dielus-elus sama Nenek Neli, lembut sekali. Kuraba susu Nenek Neli (Nenek Neli masih memakai daster tipis), lumayan besar (bulat lonjong) tapi agak turun. Wajah kami sudah demikian dekatnya, penisku masih dipegangnya sambil dikocok. Gurat-gurat wajah Nenek Neli kelihatan menampakkan wajah tuanya. Tapi who care..! Yang kulihat sekarang, Nenek Neli benar-benar bagaikan pacarku (gadis 20 tahunan), sintal dan menggairahkan! Dan yang pasti akan kugituin dia habis-habisan..!

Posisi kami masih berdiri, tapi sekujur tubuh kami sudah tidak terbalut sehelai pakaian pun, los polos.. telanjang bulat! Tubuh Nenek Neli yang putih mengelinjang kegelian ketika susu besarnya kuhisap-hisap, kugigit dan kutarik-tarik puting susunya.

“Uh.. hh.. aduh.. biyung.. geli aku..!” teriaknya tertahan oleh birahi.

Susu Nenek Neli mengelonjor, makin turun bergoyang-goyang. Lidahku makin liar menjalar-jalar menjelajahi lekuk tubuh Nenek Neli yang putih mulus.

Puas bermain di puting susunya, lidahku menjelajah turun ke bawah gunung kembar Nenek Neli. Perutnya sedikit turun, bergelombang bagaikan sisa ombak di pesisir pantai. Sungguh semakin membuat birahiku bergejolak. Bulu-bulu kemaluannya masih terlihat lebat dan kelihatan bibir vaginanya sedikit menyembul, bagaikan jengger ayam.

“Wow.., bener-bener terawat luar dalam ini Nenek.” batinku.

Walaupun lemak sedikit menggumpal di perutnya, tapi kulit nenek masih gres, mulus sampai liang vaginanya pun bersih terawat, terlihat berwarna merah segar kemudaan.

“Shrup.. shrup.. cop.. cop..” bunyi lidahku menari-nari menghisap lubang kemaluan Nenek Neli.

“Uh.. uh.. oohh trus trus.. Nak, aduh.. nikmatnya.. iihh..!” badan Nenek Neli meliuk-liuk menahan kegelian.

Vagina Nenek Neli basah oleh ludahku. Mungkin yang namanya monupouse (berakhirnya kelenjar pelicin) ya.. ini, vagina Nenek Neli sama sekali tidak mengeluarkan cairan.

“Bu.. ibu..” tiba-tiba si Sum, pembantu Nenek Neli memanggil-manggil.

“Brengsek..!” umpatku kesal.

Gimana tidak kesel, lagi mau masukin vagina Nenek Neli, eh.. si Sum manggil tuannya. Bergegas Nenek Neli merapihkan pakaian dan rambutnya yang acak-acakan.

Sambil tersenyum, dia berbisik, “Kamu pinter.. Nak. Nanti malam kita terusin ya.. Sayang..?”

Nenek Neli bergegas turun dan tidak lupa mengecup pipiku mesra. Samar-samar kudengar alasan Nenek Neli kepada Sum, dia di kamar atas dari tadi mengecek kamar anak-anak kost. Busyet, si nenek pintar bohong juga.

Jam di kamarku menunjukkan pukul 09.00 malam. Lampu-lampu di ruang tamu dan kamar pembantu mulai dipadamkan. Sepertinya kedua pembantu Nenek Neli sudah mulai tidur. Kecapean kali dari pagi kerja beberes rumah. Sepi sesekali terdengar bunyi jangkrik bersahutan. Aku sudah tidak sabar menunggu Nenek Neli. Acara TV di kamarku tidak lagi menarik perhatianku. Sayup-sayup kudengar langkah kaki menaiki tangga.

“Sstt.. Nak Jojo.. ini Nenek..” bergegas kubuka pintu kamarku, kupeluk erat nenek seksiku ini.

“Nek..kog lama sih.., Jojo udah nggak tahan nih!” kataku sambil kutunjukkan penisku yang sudah terangsang berat.

Aku memang sengaja telanjang bulat menunggu kedatangan Nenek Neli.

“Ih.. gedenya!” dipegangnya penisku.

“Ya.. Nenek juga udah pengin ngerasain punya kamu, Jo. Rasanya gimana ya.. kalo punya kamu yang gede itu masuk ke Nenek..? Aduh.. ngebayangin aja rasanya udah cekot-cekot..” katanya sambil pakaiannya dilepas.

Yang menempel hanya kutang dan celana dalam berwarna hitam. Seksi sekali!

Sekarang badan kami menempel erat, bergumul di tempat tidurku. Ujung penisku yang terangsang berat diusap, diremas, pokoknya geli habis deh..! Badanku menggelinjang menahan geli. Bibir kami saling bercumbu, menggigit dengan nafsu yang membara. Sambil puting buah Dada Nenek Neli kupilin-pilin.

“Aduh.. Nak.. uuh.. sini gantian, Nenek mau hisap punya kamu..!” dengan cepat Nenek Neli bergerak turun mencari penisku yang masih tegak.

Ujung-ujung penisku dijilatinya.

“Uh.. ah.. ah.. sstt.. Nek.. ah.. enak sekali Nek..” suaraku tertahan menahan geli yang sangat.

Mendengar eranganku, Nenek Neli semakin bernafsu memainkan lidahnya. Dari ujung penis, lidahnya menjilat-jilat batang kemaluanku, terus.. terus.. sampai dua pelorku pun tidak luput dari jilatannya. Kedua pelorku dihisap dan dikulumnya.

“Sstt.. uuh.. geli.. Nek..,” tidak kuat aku menahan geli.

Busyet! Nenek Neli benar-benar jago. Baru kali ini aku merasakan sensasi sex yang begitu hebat. Tua-tua keladi nenek ini, makin tua makin HOT.

“Srupp.. srupp.. sstt.. sstt..” suaranya kedengaran seperti kepedasan.

Mulut Nenek Neli terbuka lebar memasukkan penisku, karaoke! Geli sekali batang penisku bergesekan dengan giginya. Uh.. tambah geli aku, begitu ujung penisku digigit-gigitnya.

“Nek.. Jojo.. nggak tahan.. Jojo mau masukin ya..?”

Pelan-pelan penisku dilepas, Nenek Neli telentang di sisi tempat tidur dengan kaki terbuka lebar (mengangkang). Lubang vaginanya terbuka lebar, siap melumat batang penisku. Ujung penisku mulai menyentuh bibir kemaluannya.

Dari atas, vaginanya yang terbuka terlihat menyembul sedikit lubang kencing Nenek Neli. Kugesek-gesekkan dulu penisku ke biji kacangnya.

“Uh.. uh.. geli.. oohh.. nak Jo.. Nenek udah nggak tahan..!”

Kemudian erangannya berganti menjadi, “Ah.. aah.. aduh.. Nak..” ketika penisku menerobos masuk ke dalam vagina Nenek Neli.

Pertama masuk vaginanya sedikit tertahan (kering), karena cairan kemaluannya tidak seperti gadis belasan tahun, baru ciuman saja sudah deras muncrat. Vagina Nenek Neli kering-kering nikmat, bagaikan bersenggama dengan perawan ting-ting. 

“Blep.. plak.. plak.. blep..” bersahutan-sahutan bunyi batang kemaluanku beradu, sambil masih kupegang kedua kakinya naik ke atas membentuk huruf V.

Mata Nenek Neli meram melek menahan gejolak kenikmatan. Kupandangi wajahnya, sedikit mehanan nyeri, tersenyum. Buah dadanya bergoyang naik turun, kiri.. kanan.., seiring penisku menghujam masuk keluar lubang vaginanya. Terasa ngilu penisku di dalam, rupanya Nenek Neli sengaja mempermainkan liangnya.

“Uuh.. oohh.. jepitannya enak sekali Nek..!” eranganku pertanda Nenek Neli akan mengakhiri permainan ini. 

“Aahh.. Jo.. Nenek.. oohh.. aduhh.. keluar.. oohh..”

Gesekan penisku semakin keras maju mundur, liang senggama Nenek Neli berdenyut-denyut menjepit batang kemaluaku sambil tangannya mencengkram sprei tempat tidur. Terasa cairan hangat membasahi penisku. Aku sudah tidak tahan, seolah-olah ada dorongan yang begitu hebat di dalam diriku. Semakin keras kupompa vagina Nenek Neli, semakin keras dorongan yang kurasakan. Ah.., rasanya spermaku akan tumpah keluar.

“Sekarang.. Nek.. oohh.. Joo.. mo keluar.. aahh..!” spermaku muncrat membasahi dalam lubang vagina Nenek Neli.

Basah dan hangat sekali. Berkedut-kedut vagina Nenek Neli. Batang kemaluanku masih setia terbenam di dalam lubang kenikmatannya. Nenek Neli tersenyum senang sambil memencet hidungku.

Lama kami saling terkapar di tempat tidur. Nenek Neli merasa tidak kuat turun dari kamarku. Sambil tidur-tiduran, kami saling terbuka menceritakan pribadi masing-masing. Hangat sekali malam ini dikeloni oleh Nenek Neli. Dia mengharapkan supaya aku mau terus kost di rumahnya (gratis tentunya). Dan suatu saat, dia akan mengenalkanku dengan teman-teman yang sehoby dengan Nenek Neli. Aku hanya mengangguk di dekapan Nenek Neli. film porno

Sarah Teman Adek Sepupu Ku

$
0
0


cerita dewasa Eh ini bukan mau cerita tentang adikku Cika nih, tapi temenya adikku si Sarah mojang geulis yg wajahnya bandung banget itu. Mereka sama-sama wisuda, meski dari jurusan yg berbeda. Cika di HI, sedangkan si Sarah di eknomi.

Singkat cerita, usai mengantar Cika adikku dan orang tua dari banjarmasin ke tempat wisuda, tiba-tiba datang perintah dari Cika adikku.

“Bang, pliisss, darurat nih, tolong jemput temenku Sarah di salon xxx, udah jam segini ortu nya belum datang. Nanti nggak kebagian tempat duduk lagi…” katanya memelas.

“Siap, tuan putri, yg deket bank bca itu kan? Ahh, gimana aq bisa tau orangnya?”

“Orangnya yg paling cantik di salon pake kebaya warna krem, itu udah pasti Sarah! jangan coba ngerayu, nanti aq kasih tau kakak di rumah lho..”

“Siap bawel..” meski jalanan macet, cuma 10 menit kemudian aq telah sampai salon xxx tempat sarah menunggu.

Wahh, itu dia, pikirku melihat gadis mengenakan kebaya krem tengah memainkan hp. Sialan si Cika, nomor hp nya nggak di kasih ke aq. Begitu dekat aq langsung menyapanya.

“Sarah ya?”

“Hmmm.. Bang Pras ya, sorry nih udah merepotkan, Papaku masih jauh di jalan bang..”

“Owh, nggak apa-apa Sar, santai aja, lagian kan nggak jauh..”

Aq membukakan pintu Feroza bututku dan dengan sedikit kesulitan dia naik. Tubuh Sarah di balut kebaya, sungguh seksi. Kututup pintu dan pelan-pelan aq jalankan mobil. Aq bisa memperkirakan Sarah tinngi badanya 167cm, berat badanya sekitar 51kg. Dengan model kebaya yg dadanya agak tinggi, toketnya pasti berkisar 36b. Umurnya pastilah masih seumuran dengan adikku Cika, 21-22 thn. Bandingkan denganku yg sudah 34 thn. Lho buat apa lagi dibandingkan, maksudnya ini cewek tipeku banget.

“Bang, kakak nggak ikut?”

“Kakak siapa Sar?” tanyaku berlagak bloon.

“Istri abang…” buseett dah, kapa si Sarah kenalam ma istri gua ya, pikirku.

“Owhh, di rumah Sar, eh di sekolah antar anak..” alamak, kok jadi gugup gini ya gua.

“Hehe.. biasalah Sar, cari sesuap nasi ama sekarung emas…”

“Hihihi.. si abang bisa aja”

“Emm.. kamu udah ada yg dampingi buat wisuda nanti…?” tanyaku

“Belum nih bang.. cariin dong bang..”

“Ahh, masak gadis secantik kamu belum ada pedamping..”

Aq mulai memasang jerat. Benar saja, wajah Sarah langsung memerah. Aq tau bahwa Sarah ini adalah tipe gadis yg ramah, sedikit cerdas tetapi sialnya Sarah juga termasuk group penggoda, hehehehehe…

“Terus, nanti mau langsung kerja atau mau masih lanjutin sekolah Sar?” tanyaku basa basi supaya tdk terlalu ketahuan sedang menebar jerat.

“Papa bilang sih suruh lanjut ke amrik, tapi kalau aq pengennya maen dulu bang..”

“Lho disuruh sekolah kok malah maen.. belum puas main sama temen-temen..?”

“Iya nih bang, cowok aq belum tamat hahahahahaha…”

“Lho tadi bilangnya belum punya pedamping…?

Saking asiknya ngobrol, kami tau-tau udah sampai di gerbang masuk. Cika malambai-lamabai dan kemudian mendekat.

“Hai Sar, ngbrol apa aja tadi ama abangku? hati hati lho, aq kurang percaya tuh ama abagku..” ahh, sialan nih si Cika jelek-jelakan aq lagi

“Ahh nggak kok Cik.. lagian kalau aq dirayu juga bearti aq emang cantik, hehehehe…”

Aq tinggalkan mereka menuju tempat parkir. Hmm.. Sarah, aq suka banget liat wajahnya, bodinya alamak. Kulitnya yg putih mulus tampaknya dirawat dengan baik. Semasa kuliah dulu aq suka mengatakan kalau gadis-gadis seperti Sarah ini Bandung banget atau jawa banget sesuai dengan asalanya. Aq sih, Kalimantan banget, hehe. Menurut istriku aq nggak ganteng-ganteng banget, yg ganteng mah si otong, hehe.. memenag istriku sekarang bukan yg pertama tapi yg terakhir juga bukan.

Selesai acara wisuda aq masih harus antar adiiku Cika, ortu, istri dan kedua anakku ke restoran sunda untuk merayakan hari bahagia si Cika. Ketika tiba di parkiran, Cika memberikan hp nya dengan berbisik. Barangkali takut di lihat sama istriku.

“Bang, sini nih, Sarah mau ngomong ama abang.. awas lho jangan rayu dia ya..” ujarnya

“Hallo.. Cika ya.. selamat ya Cik, sampai tadi lupa ngucapin selamat, hehehe…”

“Terima kasih ya bang, terima kasih banget lho jemputnya.. hmm nanti kapan-kapan, abang Sarah undang datang ya…”

Kubayangkan Sarah dengan senyum manisnya. Dia mau ngundang aq dan keluarga atau aq sendiri ya, pikirku ahak surprise. Ahh, aq yakin sarah ngundang aq sendiri nih! nggak apa-apa lah ge-er dikit.

“Oke deh, sayang…” Upsss, baru kenal aq dah bilang apa tadi? “Sayang nih… nanti ditimpuk ama istri abang lho…”

“Hehehehehe… nice to meet you Sar, salam ama keluarga ya..” kataku, yg ini agak keras agar Cika nggak curiga. Sedang istriku sibuk bermain dengan kedua anakku, jadi nggak perlu kuatir.

Ahh, sial lagi.. aq nggak sempat catat nomer hp nya. Tapi toh nanti malam bisa liat di hp Cika kok, pikirku mulai keluar isengnya.

3 minggu setelah acara wisuda tersbut tiba-tiba aq menerima sms.

“Bang, lagi dimana nih.. sibuk nggak?? Sarah” Hah? nggak salah salah nih, pikirku.

Dengan pura-pura menahan diri, Beberapa menit kemudian baru aq jawab dengan menelpon langsung. Malu donk sms balik.

“Hai Sar, apa kabar? aq lagi di jakarta nih.. lagi makan bareng temen di plaza senayan..” kataku.

“Nahh, itu dia.. Sarah juga lagi di jakarta nih bang, lgi boring..”

“Lho aq pikir jadi ke amrik” kataku sekenanya.

“Males bang, Sarah lagi di rumah sodara nih.. abang rencana pulang bandung kapan?

“Lusa… kamu?”

“Sama, boleh dong kita pulang bareng.. Sarah naik kereta bang” busett dah, benerkan kataku, Sarah tipe penggoda.

“Emm.. gimana yaa…” kataku sok ragu, padahal pengen banget. ” Kita lihat nanti ya, Sar. Nanti sore abang telepon kamu. Eh, Cika tau nggak kalau kamu ada di Jakarta?”

“Nggak tau bang, mau Sarah kasih tau ama Cika dan istri abang?”

“Hahahaha.. bukan gitu maksudku, oke deh nanti jam 5 sore abang telepon kepastiannya ya..” kataku

Memang kalau rejeki nggak bakal lari kemana-mana. Cepat-cepat kubereskan tugasku di jakarta. Sebenrnya sore ini juga selesai tapi teman-teman di jakarta seperti biasa ngajak main bilyard dan karaoke. Jadi sorry friend, kali ini aq ada urusan penting, mesti cabut. Jam lima sore aq telepon Sarah. Aq tanya sedang apa, kalau boring kenapa nggak jalan-jalan bersama sodara atau teman-temanya.

“Abang nanti malam ada acara nggak? Ajakin Sarah nonton dong? katanya.

“Oke Sar,, aq takut macet, gimana kalau kita ketemuan di 21 aja?”

Singkat cerita, Sarah aq temui di 21. Sarah sudah beli tiket untuk berdua. Aq nggak ingat judulnya. Yg jelas begitu masuk gedung bioskop, aq gandeng tangan Sarah seperti yg diinginkannya. Sarah memulai sinyal dengan mengatakan sedang boring, ingin jalan dan sebagainya.

Kubelai rambutnya dan seperti sudah kuduga, dia merbahkan bahunya sepanjang film diputar. Nggak ada penolakan ketika jari-jari nakalku mulai mnyusup ke balik bajunya dan bh nya. Semua berjalan lancar. Sarah melenguh ketika kupilin puting susunya dan kuelus lembut perutnya. Ketika jari-jari nakalku menyusup ke sela-sela pahanya, sarah berbisik….

“Jangan di sini bang..”

Itu sudah sesuai dengan harapanku dan harapanya. Aq juga sudah horny sekali ketika keluar dari bioskop. Di dalam mobil, seperti harimau kelaparan kami berciuman dengan penuh gairah. Ak suka lenguhanya, kepasarahanya jetika kuhisap puting susunya dan jari-jariku menyusup ke celah-celah kemaluanya yg sudah terbasahi oleh cairan kenikmatannya. Tubuh Sarah bergetar. Aq ingin membuatnya menjadi wanita yg sesungguhnya ketika bercinta.

“Sarah, abang pengen jilatin kemaluanmu sayang..”

 

“Emmhh.. terus bang, Sarah udah nggak tahannn…”

 

Rambut kemaluanya yg halus kusibak, klitorisnya yg udah tegang sungguh nikmat di hisap. Aromanya sungguh harum dan bentuknya tampak terawat. Tubuh Sarah sampai bergetar hebat menahan nikmat. Tangan Sarah kuarahkan meremas penisku. Tetapi ternyata Sarah lebih suka blowjob. Pada yg sama aq tak mnyia-nyiakan kesempatan meremas toketnya yg padat dan montok. Apa boleh buat, di mobil yg sempit ini harus terjadi pertempuran yg menggairahkan. Aq pastikan tak ada manusia yg melihat pertmepuran nikmat ini. Jangan sampai kepergok satpam karena bisa malu.

 

Hisapannya sungguh membuatku terbang melayang jauh. Tanganku tak henti meremas toketnya yg padat montok dengan puting kecoklatan yg sudah mengeras. Pada saat lain ku pilin dan kuhisap puting susunya hingga membuatnya semakin basah. Karena di jog depan terlalu sempit, aq mengajakanya pindah ke jog belakang. Sarah dengan tak sabar melepas CD hitamnya. Aq sungguh terangsang melihat wanita dengan CD hitam, sepertinya Sarah tau selera sex ku, hehe…

 

Sepertinya Sarah adalah tipe cewek blowjob mania karena ia terus saja mengoral penisku. Kupikir hobinya ini sejalan dengan hobiku mengoral kemaluan cewek. keberi isyarat agar ia mengambil posisi 69 dengan aq di bawah. Sarah mengangguk lemah. Aq suka melihat matanya yg sayu. Buset, kemaluan si Sarah bener-bener ok, masih kelihatan garis vertikalnya dengan klitoris yg imut dan mengeras. Segera kuremas pantatnya dan kujilat perlahan paha dalamnya sebelum memasuki area kemaluannya. Sarah mendesah hingga aq makin merangsang dengan suara yg manja.

 

“Aaagghhh… plisss Prass.. kamu apain meqiku sayang, nikmat bangett!”

 

“Hmmmm…” cuma suara itu yg keluar dari mulutku sambil menghisap cairan kenikmatanya yg mulai banjir.

 

Sementara jari-jari Sarah yg lembut menggengam penisku.

 

“Sayang.. Sarah nggak tahan.. Sarah mau keluar sayanggg… terusss sayangg… isep klitorisku.. ohhhh!”

 

Aq memang selalu ingin memuaskan para wanita yg bercinta denganku. Mneutuku ini adalah satu rahasia para wanita selalu ketagihan bercinta denganku. Perlakukanlah wanita dengan gentle, jangan egois. Mereka adalah mahkluk yg butuh perhatian dan belaian. Jangan bersikap bodoh meninggalkan mereka meraung-raung karena tak terpuaskan. Sarah tertunduk lemah namun tanganya masih menggenggam penisku yg masih tegang mengeras dan berdnyut.

 

Terima kasih ya bang, abang sungguh laki-laki yg baik! Sekarang Sarah pengen memuaskan abang..” nah kan, benar kan kataku, jika puas wanita sebenarnya tdk egois.

 

“Iya Sarah cantik, kamu istirahat dulu.. nggak usah buru-buru, kita masih punya waktu sampai besok kan?”

 

“Ihh, abang nakal..” katanya sambil mremas penisku.

 

“Sekarang Sarah pengen lagi bang.. pengen di tusuk sama penis abang…”

 

“Tapi kamu kan masih perawan sayangg..?”

 

“Abang kok tau sih?”

 

“Kan abang udah periksa tadi, hihihi…”

 

“Ihh.. nakal deh.. Sarah jadi malu..” katanya manja.

 

“Sarah, abang sayang kamu, tetapi untuk memerawani kamu abang sunnguh nggak tega…”

 

“Tapi kan Sarah yg mau… plisss bang… Sarah rela”

 

“Sarah, kalau dengan oral saja kamu bisa orgasme, ngapain harus sampai berdarah?

 

Yg benar-benar tdk kuduga, Sarah menangis. Wahh,, kacau nih.. tapi aq tak ingin bicara lagi. Perlahan kucium bibirnya, kuusap air matanya dan benar para pembaca, gairahnya mulai bangkit lagi. Dengan lembut dikulumnya penisku. Hmm.. sungguh nikmat. Dan aq kembali mengajaknya ke posisi VW (posisi wuueennaakkk), faviritku mengerjai wanita dari belakang alias posisi 69. Aq berkonsentrasi agar kali ini pejuhku dapat nyembur di mulutnya.

 

Tipe cewek mania blowjob adalah penyelesaian akhir harus di mulutnya. Kuhisap klitorisnya dengan lembut tetapi kuat dan itu cukup membuatnya makin menguatkan hisapanya pada penisku. Kemaluan Sarah memang beraroma perawan, lendirnya sungguh kental dan aq senang menelannya. Penisku berdenyut-denyut seakan mau nyembur, tetapi kutahan. Aq ingin kali ini aq dan Sarah meraih orgasme bersamaan.

“Aaghhh.. Prasss… Fuck me plisss, pengen keluar sayangg.. ooogghhhh..” erangnya.

Itu adalah pertanda bahwa sebentar lagi dia akan meraih orgasme. Jadi sebenarnya orgasme bisa di ukur alias terukur. Kuperkencang hisapanku pada klitoris Sarah yg memerah sambil tanganku berusaha merai toket dan puting susunya. Kuremas kuat untuk memberi extra kenikmatan padanya.

“Ooouugghhh… Prass… Sarah keluar… oghhh.. ogghhh…” erangnya panjang.

Dan seperti yg sudah kuperhitungkan akhirnya aq juga menyemburkan spermaku dan nyembur di wajahnya. Dapat kurasakan mulut Sarah menghisap penisku dengan cepat. Aq sampai sampai kehabisan kata-kata untuk mengungkapkan bagaimana perasaan nikmatku! Kupeluk dan kubelai mesra rambutnya, sambil say thanks! aq tau bahwa Sarah bakal ketagihan. Aq sebenarnya ingin menceritakan lanjutan perjalanan yg menggairahkanku ke bandung dengan Sarah. Seluruh sensasi yg aq dan Sarah dapatkan.

Ternya Sarah juga menyukai ngesex sambilo berdiri. Di beberapa tempat kami terpaksa berhenti mencari tempat rimbun pepohonan. Sarah segera bersandar di pohon dan dengan nafas yamng memburu melepaskan celananya. Posisi yg sungguh menggairahkan. Dengan berjongkok aq hisap kemlauanya yg cepat basah itu. Kadan Sarah menungging dan kuhisap klitorisnya dari belakang.

Aq juga meraih orgasme dengan menggesek-gesek kemaluanya dengan penisku. Percaya atau tdk bahwa Sarah masih tetap perawan sampai akhirnya di berangkat ke Amrik untuk melnjutkan sekolah.

Sekarang aq masih merindukannya. Ia masih sering mengirim sms dengan untaian kata-kata, Jilat, hisap dan kulum sayang. Entahlah, apakah masih ada wanita yg seperti dia di antara pembaca, i do hope!. cerita dewasa

Bareng Adik Kandungku dan Temannya

$
0
0


cerita dewasa - Pada waktu sore rumah sedang kosong orang tuaku lagi pergi dan kebetulan pembantu juga lagi nggak ada. Adek gua lagi pergi. Gua nyewa VCD bokep xxx dan x2. Gua seneng bgt, karena gak gangguan pas lagi nonton. Cerita x2 di VCD itu kebetulan bercerita tentang sex antara adek dan kakak.

Gila bgt deh adegannya. Gua pikir kok bisa ya. Eh, gua berani gak ya ngelakuin itu ama adek gua yang masih SMP? tapi khan adek gua masih polos bgt, kalo di film ini mah udah jago and pro, pikir gua dalam hati. Lagi nonton plus mikir gimana caranya ngelakuin ama adek gua, eh, bel bunyi. Wah, teryata adek gua, si Dina ama temennya dateng. Sial, mana filmnya belum selesai lagi. Langsung gua simpen aja tuh VCD, trus gua bukain pintu. Dina ama temennya masuk. Eh, temennya manis juga lho.

“Dari mana lo?” tanya gua. “Dari jalan donk. Emang kaya kakak, ngedekem mulu di rumah,” jawabnya sambil manyun. “Gua juga sering jalan tau, emang elo doank. Cuman sekarang lagi males,” kata gua. “Oh iya, kak. Kenalin nih temen gua, namanya Anti. temen sekelas gua,” katanya. akhirnya gua kenalan ama tuh anak. Tiba-tiba si Dina nanya.

“liat VCD Boyzone gua gak?” “Tau’, cari aja di laci,” kata gua. Eh, dia ngebuka tempat gua naro VCD bokep. Gua langsung gelagapan.

“Eh, bukan disitu…” kata gua panik. “Kali aja ada,” katanya. Telat. Belum sempet gua tahan dia udah ngeliat VCD xxx yang covernya lumayan hot itu, kalo yang x2 sih gak pake gambar. “Idih… kak. Kok nonton film kaya begini?” katanya sambil mandang jijik ke VCD itu. Temennya sih senyam-senyum aja. “Enggak kok, gua tadi dititipin ama temen gua,” jawab gua bohong. “Bohong bgt.

Ngapain juga kalo dititipin nyasar ampe di laci ini,” katanya.

“Kak, ini film jorok kan? Nnnggg… kaya apa sih?” tanyanya lagi. Gua ketawa aja dalam hati. tadi jijik, kok sekarang malah penasaran.

“Elo mo nonton juga?” tanya gua. “Mmmmm…. jijik sih… tapi… penasaran kak…,” katanya sambil malu-malu. “Anti, elo mo nonton juga gak?” tanyanya ke temannya. “Gua mah asyik aja. Lagian gua udah pernah kok nonton film kaya begitu” jawab temannya.

“Gimana… jadi nggak? keburu mama ama papa pulang nih,” desakku. “Ayo deh. Tapi kalo gua jijik, dimatiin ya?” katanya. “Enak aja lo, elo kabur aja ke kamar,” jawab gua. Lalu VCD itu gua nyalain. Jreeeeng… dimulailah film tsb. Gua nontonnya sambil sesekali mandangin adek gua ama temennya. Si Anti sih keliatannya tenang nontonnya, udah expert kali ya? Kalo adek gua keliatan bgt baru pertama kali nonton film kaya begitu.

Dia keliatan takut-takut. Apalagi pas adegan rudalnya cowo diisep. Mana tuh rudal gedenya minta ampun. “Ih, jijik bgt…” kata Dina. Pas adegan ML kayanya si Dina udah gak tahan. Dia langsung kabur ke kamar.

“Yeee, malah kabur,” kata Anti. “Elo masih mo nonton gak?” tanya gua ke si Anti. “Ya, terus aja,” jawabnya. Wah, boleh juga nih anak. Kayanya, bisa nih gua main ama dia. Tapi kalo dia marah gimana? pikir gua dalem hati. Ah, gak apa-apa kok. Gak sampe ML ini. Sambil nonton, gua duduknya ngedeket ama dia.

Dia masih terus serius nonton. Lalu gua coba pegang tangannya. Pertama dia kaget tapi dia nggak berusaha ngelepas tangannya dari tangan gua. Kesempatan besar, pikir gua. Gua elus aja lehernya. Dia malah memejamkan matanya. Kayanya dia menikmatin bgt. Wow, tampangnya itu lho… manis!! Gua jadi pengen nekat. Waktu dia masih merem, gua deketin bibir gua ke bibir dia. Akhirnya bersentuhanlah bibir kita. Karena mungkin emang udah jago, si Anti malah ngajakin french kiss. Lidah dia masuk ke mulut gua dan bermain-main di dalem mulut.

Sial, jagoan dia daripada gua. Masa gua dikalahin ama anak SMP sih. Sambil kita berfrench kiss, gua berusaha masukkin tangan gua ke balik bajunya. Nyari sebongkah buah dada imut. Ukuran toketnya gak begitu gede, tapi kayanya sih sexy. Soalnya badan si Anti itu gak gede tapi gak kurus dan tubuhnya itu putih. Begitu ketemu toketnya, langsung gua pegang dan gua raba-raba. Tapi masih terbungkus ama bra-nya.

“Baju elo gua buka ya?” tanya gua. Dia ngangguk aja sambil mengangkat tangannya ke atas. Gua buka bajunya. Sekarang dia tinggal pake bra warna pink dan celana panjang yang masih dipake.

Shit!! kata gua dalem hati. Mulus bgt! Gua buka aja bra-nya. toketnya bagus, runcing dan putingnya berwarna pink. Langsung gua jilatin toketnya… dia mendesah… Gua jadi makin terangsang. Gua jadi pengan ngentotin dia. Tapi gua belom pernah ML jadi gua gak berani. Tapi kalo sekitar dada aja sih gua lumayan tau. Gimana ya?

Tiba-tiba pas gua lagi ngejilatin toketnya si Anti, adik gua keluar dari kamar. Kita sama-sama kaget. Dia kaget ngeliat apa yang kakak dan temennya perbuat. Gua dan Anti kaget pas ngeliat Dina keluar dari kamar. Si Anti buru-buru pake bra dan bajunya lagi. Si Dina langsung masuk ke kamarnya lagi. Kayanya dia shock ngeliat apa yang kita berdua lakuin. Si Anti langsung pamit mo pulang.

“Bilang ama Dina ya…. sorry,” kata Anti. “Gak apa-apa kok,” jawab gua. Akhirnya dia pulang. gua ketok kamarnya Dina. Gua pengen ngejelasin. Eh, dianya diem aja. Masih kaget kali ya, pikir gua. Gua tidur aja, dan ternyata gua ketiduran ampe malem. Pas kebangun, gua gak bisa tidur lagi. Gua keluar kamar.

Nonton tv ah, pikir gua. Pas sampe di depan TV ternyata adek gua lagi tidur di kursi depan TV. Pasti ketiduran lagi nih anak, kata gua dalam hati. Gara-gara ngeliat dia tidur dengan agak “terbuka” tiba-tiba gua jadi keinget ama film x2 yang belom selesai gua tonton, yang ceritanya tentang hubungan sex antara adek dan kakak, ditambah hasrat gua yang gak kesampaian pas sama Anti tadi. Ketika adek gua ngegerakin kakinya membuat roknya tersingkap, dan terlihatlah CD-nya. Begitu ngeliat cd nya gua jadi semakin nafsu. Tapi gua takut. Ini kan adek gua sendiri masa gua entotin sih. Tapi dorongan nafsu semakin menggila. Ah, gua pelorotin aja cdnya.

Eh, ntar kalo dia bangun gimana? ah, cuek aja. Begitu CD-nya turun semua, wow, belahan memeknya terlihat masih amat rapet dan di hiasi bulu-bulu halus yang baru tumbuh. Gua coba sentuh… hmmm, halus sekali. Gua sentuh garis vagina-nya. Tiba-tiba dia menggumam. Gua jadi kaget. Gua ngerasa di ruang TV terlalu terbuka. Gua rapiin lagi pakaian adek gua, truss gua gendong ke kamarnya dia. Sampe di kamar dia… it’s show time, pikir gua. Gua tidurin dia di kasurnya. Gua bukain bajunya. Ternyata dia gak pake bra. Wah, payah juga nih adek gua.

Ntar kalo toketnya jadi turun gimana. Begitu bajunya kebuka, toket mungilnya menyembul. Ih, lucu bentuknya. Masih kecil toketnya tapi lumayan ada. Gua coba isep putingnya… hmmm…. nikmat! Toket dan putingnya begitu lembut. Eh, tiba-tiba dia bangun!!

“Kak… ngapain lo!!” teriaknya sambil mendorong gua. Gua kaget bgt. “Ngg… ngg… nggak kok, gua cuman pengen nerusin tadi pas sama si Anti. Gak papa kan?” jawab gua ketakutan.

Gua berharap orang tua gua gak ngedenger teriakan adek gua yang agak keras tadi. Dia nangis. “Sorry ya Din. Gua salah, abis elo juga sih ngapain tidur di ruang TV dengan keadaan seperti itu. Gak pake bra lagi,” kata gua. “Jangan bilang sama mama dan papa ya, please…,” kata gua. Dia masih nangis. Akhirnya gua tinggalin dia. Aduh, gua takut ntar dia ngadu. Sejak saat itu gua kalo ketemu dia suka canggung.

Kalo ngomong paling seadanya aja. Tapi gua masih penasaran. Gua masih pengen nyoba lagi untuk ngegituin Dina. Sampai pada suatu hari, adek gua lagi sendiri di kamar. Gua coba masuk.

“Din, lagi ngapain elo,” gua nyoba untuk beramah tamah. “Lagi dengerin kaset,” jawabnya. “Yang waktu itu, elo masih marah ya….” tanya gua. “….

” dia diem aja. “Sebenernya gua… gua… pengen nyoba lagi….” gila ya gua nekat bgt. Dia kaget dan pas dia mo ngomong sesuatu langsung gua deketin mukanya dan langsung gua cium bibirnya.

“Mmhhpp… kakk…. mmmhph…” dia kaya mo ngomong sesuatu. Tapi akhirnya dia diem dan mengikuti permainan gua untuk ciuman. Sambil ciuman itu tangan gua mencoba meraba-raba toketnya dari luar. Pertama ngerasain toketnya diraba, dia menepis tangan gua. Tapi gua terus berusaha sambil tetap berciuman. Setelah beberapa menit berciuman sambil meraba-raba toket, gua mencoba membuka bajunya. Eh, kok dia langsung mau aja dibuka ya? Mungkin dia lagi merasakan kenikmatan yang amat sangat dan pertama kali dirasakannya. Begitu dibuka, langsung gua buka bra-nya. Gua jilatin putingnya dan sambil mengusap dan mneremas- remas toket yang satunya. Walaupun toket adek gua itu masih agak kecil, tapi dapat memberikan sensasi yang tak kalah dengan toket yang gede.

Ketika lagi di isep-isep, dia mendesah,

“Sshh… ssshhhh…. ahhh, enak, kak….” Setelah gua isepin, putingnya menjadi tegang dan agak keras. Truss gua buka celana gua dan gua keluarin “adek” gua yang udah lumayan tegang. Pas dia ngeliat, dia agak kaget. Soalnya dulu kita pernah mandi bareng pas

“punya” gua masih kecil. Sekarang kan udah gede donk. Gua tanya ama dia,

“berani untuk ngisep punya gua gak? ntar punya elo juga gua isepin deh, kita pake posisi 69″ “69… apa’an tuh?” tanyanya. “Posisi di mana kita saling mengisap dan ngejilatin punyanya partner kita pada saat berhubungan.” jelas gua.

“Oooo…” Langsung gua ngebuka celana dia dan CDnya dia. Kita langsung ngambil posisi 69.

Gua buka belahan vaginanya dan terlihatlah klentitnya seperti bentuk kacang di dalem vaginanya itu. Ketika gua sentuh pake lidah, dia mengerang, “Ahhhh… kakak nyentuh apanya sih kok enak bgt….” tanyanya. “Elo mestinya ngejilatin dan ngisep punya gua donk. Masa elo doank yang enak,” kata gua. “Iya kak, abis takut dan geli sih…” jawabnya. “Jangan bayangin yang bukan-bukan dong. Bayangin aja keenakan elo,” kata gua lagi. Saat itu juga dia langsung menjilat punya gua. Dia ngejilatin kepala anu gua dengan perlahan. Uuhhh…. enak bener.

Truss dia mulai ngejilatin seluruh dari batang gua. Lalu dia masukkin punya gua ke mulutnya dan mulai menghisapnya. Ooohhhh…. gila bener. Dia ternyata berbakat. Isepannya ngebuat gua jadi hampir keluar. “Stop… eh, Din, stop dulu,” kata gua. “lho knapa?” tanya nya. “T ahan dulu ntar gua keluar,” jawab gua. “Lho emang kenapa kalo keluar?” tanyanya lagi. “Ntar game over,” kata gua. Ternyata adek gua emang belom ngerti masalah seks. Bener-bener polos. Akhirnya jelasin kenapa kalo cowo udah keluar gak bisa terus pemainannya. Akhirnya dia mulai mengerti. Posisi kita udah gak 69 lagi, jadi gua aja yang bekerja. Kemudian gua terusin ngisepin vaginanya dan klentitnya. Dia terus menerus mendesah dang mengerang.

“Kak Iwan… terus kak… disitu… iya disitu… oohhhhh…. ssshhhh….” Gua terus menghisap dan menjilatinya. Dia menjambak rambut gua. Sambil matanya merem melek. Akhirnya gua udah dalam kondisi fit lagi (tadi kan kondisinya udah mo keluar).

Gua tanya sama adek gua, “Elo berani ML gak?” “…” dia diem. “Gua pengen ML, tapi terserah elo… gua gak maksa,” kata gua.

“Sebenerya gua takut. Tapi udah kepalang tanggung nih…. gua lagi on air,” kata dia.

“Ok… jadi elo mau ya?” tanya gua lagi. “…” dia diem lagi.

“Ya udah deh, kayanya elo mau,” kata gua. “Tapi tahan sedikit. Nanti agak sakit awalnya. Soalnya elo baru pertama kali,” kata gua.

“…” dia diem aja sambil menatap kosong ke langit-langit. Gua buka kedua belah pahanya lebar-lebar. Keliatan bibir vaginanya yang masih sempit itu. Gua arahin ke lobang vagina nya. Begitu gua sentuhin pala anu gua ke vaginanya, Dina menarik nafas panjang, dan keliatan sedikit mengeluarkan air mata.

“Tahan ya din….” Langsung gua dorong anu gua masuk ke dalem vaginanya. Tapi masih susah, soalnya masih sempit bgt. Gua terus nyoba mendorong anu gua… dan… bleesss… Masuk juga pala anu gua. Dina agak teriak,

“akhhh sakit kak….” “Tahan ya Din…” kata gua. Gua terus mendorong agar masuk semua. Akhirnya masuk semua anu gua ke dalam selangkangan adek gua sendiri.

“Ahhh… kak… sakit kak… ahhhh.” Setelah masuk, langsung gua goyang maju mundur, keluar masuk vaginanya. “Ssshhh… sakittt kakk…. ahhh… enak… kak, terussss… goyang kakk…” Dia jadi mengerang tidak keruan. Setelah beberapa menit dengan posisi itu, kita ganti dengan posisi dog style. Dina gua suruh nungging dan gua masukkin ke vaginanya lewat belakang. Setelah masuk, terus gua genjot. Tapi dengan keadaan dog style itu ternyata Dina langsung mengalami orgasme. Terasa sekali otot-otot di dalam vaginanya itu seperti menarik anu gua untuk lebih masuk.

“Ahhhhh… ahhha… gua lemess bgt… kak,” rintihnya dan dia jatuh telungkup. Tapi gua belom orgasme. Jadi gua terusin aja. Gua balik bad annya untuk tidur terlentang. Truss gua buka lagi belahan pahanya. Gua masukkin anu gua ke dalam vaginanya. Padahal dia udah kecapaian. “Kak, udah dong. Gua udah lemes…” pintanya. “Sebentar lagi ya…” jawab gua. Tapi setelah beberapa menit gua genjot, eh, dianya seger lagi.

“kak, yang agak cepet lagi dong…” katanya. Gua percepat dorongan dan genjotan gua.

“Ya… kaya… gitu dong… sssshh… ahhh.. uhuuh,” desahannya makin maut aja. Sambil ngegenjot, tangan gua meraba-raba dan meremas toketnya yang mungil itu. Tiba-tiba gua seakan mau meledak, ternyata gua mo orgasme.

“Ahhh, Din gua mo keluar…. ahhh…” Ternyata saat yang bersamaan dia orgasme juga. Anu gua sperti dipijat- pijat di dalem. Karena masih enak, gua ngeluarinnya di dalem vaginanya.

Ntar gua suruh minum pil KB aja supaya gak hamil, pikir gua dalam hati. Setelah orgasme bareng itu gua cium bibirnya sebentar. Setelah itu gua dan dia akhirnya ketiduran dan masih dalam keadaan bugil dan berkeringat di kamar gara-gara kecapaian. Ketika bangun, gua denger dia lagi merintih sambil menangis.

“Kak, gimana nih. Punya gua berdarah banyak,” tangisnya. Gua liat ternyata di kasurnya ada bercak darah yang cukup banyak. Dan vaginanya agak sedikit melebar.

Gua kaget ngeliatnya. Gimana nih jadinya?

“Kak, gua udah gak perawan lagi ya?” tanyanya. “…” gua diem aja. Abis mo jawab apa. Gila… gua udah merenggut keperawanan adek gua sendiri. “Kak, punya gua gak apa-apakan?” tanyanya lagi.

“Berdarah begini wajar untuk pertama kali,” kata gua. Tiba-tiba, gara-gara ngeliat dia gak pake CD dan memperlihatkan vaginanya yang agak melebar itu ke gua, anu gua “On” lagi. Gua elus-elus aja vagina adek gua itu. Truss gua suruh dia tiduran lagi.

“Mo diapain lagi gua kak?” tanyanya. “Nggak, gua pengen liat apa punya elo baik-baik aja,” kata gua sambil bohong, padahal gua pengen menikmati lagi. Pas dia tiduran, gua buka belahan vaginanya. Emang sih jadi lebih lebar dan masih ada sisa sedikit darah mengering. Gua cari klitorisnya, gua jilatin lagi.

“Kak, jangan dong. Masih perih nih,” larangnya. Yaaa… kok dia udah gak mau lagi. “Ya udah deh, kalo masih perih,” kata gua. Gua bingung nih, gua masih pengen lagi, tapi adek gua udah keburu gak mau.

Sakit banget kali ya, pertama kali begituan. Ya udah deh, gua ajak mandi bareng aja siapa tau kalo udah seger nanti dia mau lagi. “Kita mandi bareng aja yuk,” pinta gua.

“Ayo…” kata Dina. Kita mandi di kamar mandi adek gua. Gua idupin air shower yang anget. Wuihhh, nikmat banget pas kena air anget. Abis cape ML ama adek sen- diri, mandi air anget. Di bawah pancuran shower, gua pertama-tama ngambil posisi berada di belakangnya.

Truss gua mulai nyabunin bela- kang tubuhnya. Setelah belakangnya selesai semua, masih dalam posisi gua di belakangnya, gua mulai nyabunin bagian depannya, mulai dari perut ke atas. Pas sampe bagian toketnya gua sabunin, dia mulai meng- gelinjang dan mendesah lagi. Gua ciumin bagian belakang lehernya sambil terus nyiumin leher adek gua itu. Puting adek gua, gua pilin- pilin pake ujung jempol dan ujung telunjuk.

Eh, pada waktu gua nyabunin toket imutnya itu tangan dia menyentuh dan mulai meraba-meraba tubuh gua dan berusaha mencari punya gua. Begitu tersentuh punya gua langsung digenggam dan dipijat-pijat. Tangan gua yang satu lagi mulai bergerilya ke daerah selangkangannya. Dengan bermodalkan sabun, gua mulai nyabunin bagian vagina adek gua itu. Pertama, gua usap dari luar bibir vaginanya, lalu jari gua mulai mencoba masuk mencari klitorisnya. Adek gua tiba-tiba ngomong lagi tapi masih dalam keadaan kenikmatan karena masih gua ciumin lehernya dan putingnya gua pilin-pilin.

“Kak, sshhh… Jangan dulu donk. Sshttss… ahhh…” erangnya. Ya udah, gua gosok-gosok aja dari luar. Ternyata belom lama setelah gua gosok-gosok itu ternyata adek gua orgasme.

“Aahhh… ah…” dia merintih keenakan dan dia langsung lemas. Setelah dia orgasme itu, gua minta dia untuk memainkan anu gua pake tangannya. Dengan memakai sabun dia mengocok anu gua. Enak banget. Tangannya yang kecil itu menggenggam anu gua erat sekali. Akhirnya tak lama kemudian gua keluar juga. Selesai itu, kita langsung keluar kamar mandi. dan gua keluar dari kamarnya.

Kini kami telah tumbuh dewasa dan telah memiliki pasangan masing-masing, dan beruntung bagi adekku mendapatkan seorang pria yang sangat mencintainya, dan gua juga sudah menikah dan dikaruniai seorang putra. Adek gua juga sudah memiliki seorang anak, hasil dari hubungan gelap kami, tetapi tidak ada seorangpun yang tahu selain kami berdua, karena pada saat itu, suaminya pergi keluar negeri selama 1 bulan dan pada saat itu kami ML setiap hari sampai dia mengandung anak gua. cerita dewasa

Pengalaman Bercinta Dengan Cewek Kembar

$
0
0


cerita sex - Ini adalah pengalamanku yang paling mengesankan dan bahkan bisa dibilang paling gilaak seumur hidupku. Aku menyetubuhi dua gadis kembar di parkiran mobil sebuah mall. Dan gilanya lagi dua gadis kembar ini berjilbab, dan aku mengentot kedua gadis kembar ini dalam kondisi mereka masih berjilbab, sungguh sensasi yang sangat gilaaak buatku, namun juga sangat indah bisa menyetubuhi memek dua gadis abg berjilbab yang ternyata doyan akan Sex itu.

Berawal dari aku yang suntuk karena pekerjaanku yang terlalu banyak, aku memutuskan untuk keluar kantor dan berniat untuk jalan-jalan. Sebelumnya aku hanya minum kopi di resto belakang kantor, namun tiba-tiba muncul ide ku untuk jalan-jalan disebuah mall untuk mencari pemandangan gadis-gadis abg yang suka nongkrong di mall. Dan segeralah aku bergegas menuju sebuah mall. Dan setelah tak berapa lama, aku sampai dan aku langsung masuk di mall tersebut. Aku melihat-lihat sekeliling, ada banyak macam wanita dari berbagai jenis, namun belum bisa membuatku tertarik. Banyak juga muda-mudi yang masih berseragam sekolah di mall tersebut.

Dan teruslah aku berjalan-jalan sambil melihat sekeliling, sampai aku merasa bosan karena aku tak menemukan apa yang aku inginkan. Kemudian aku singgah disebuah resto, dan aku memesan secankir kopi. Di resto aku mengambil HP yang ada disaku celanaku berniat untuk menghubungi temanku, namun saat HP sudah ada ditanganku aku melihat kedepan, dari jauh aku melihat sosok dua abg berjilbab sedang asik nongkrong sambil bercandaan. Sesaat perhatianku pun tertuju kepada dua gadis abg berjilbab itu. Dan segeralah aku kekasir dan membayar kopiku dan aku langsung berjalan menuju tempat dimana kedua gadis abg berjilbab itu berada.

“Selamat siang nih adik-adik, lagi pada ngapain nih ??” tanyaku.

“Siang juga om..” jawab mereka bersamaan sambil tersenyum.

“Lagi iseng-iseng aja om, abis dari sekolah” jawab yang satu.

“Om boleh duduk disini gak ?” tanyaku dengan sopan.

 

“boleh donk om, silakan” jawab yang satu lagi.

 

“Om boleh kenalan kan ??” tanyaku.

 

“Hihi…iya boleh donk om…” jawabnya

 

“Aku Fara, yang ini saudaraku Vera” jawabnya sambil ternsenyum.

Setelah kuperhatikan kedua gadis berjilbab ini mengenakan aksesoris yang lumayan mahal dari bros untuk peniti jilbab mereka, sampai cincin, gelang, jam tangan bahkan handpone seri terbaru. Wah keliatannya mereka benar-benar anak-anak dari kalangan atas.

 

“Kalian saudara kembar kan ?? berapa nih usianya ??” tanyaku penasaran.

 

“Iya om…kita sekarang 17 tahun sebentar lagi 18 tahun”.

 

“Oooh…udah gede- gede ya” kataku sambil melirik payudara Fara, uh penisku perlahan lahan mengeras, membayangkan bisa meremas2 empat buah payudara dibalik jilbab gadis gadis ini.

 

“ya iyalah om, kan udah sma” jawab Vera yang tak sadar apa sebenarnya yang aku maksud.

 

“kalian nggak pulang, udah sore begini masak gadis2 cantik seperti kalian masi blum pulang”.

 

“om bisa aja ah, masi mau minum2 dulu om bentar lagi juga pulang” jawab Fara sambil ngobrol.

kuperhatikan kedua gadis ini, walaupun kembar namun aku mulai bisa membedakan antara Fara dengan Vera. Fara yang berusia lebih tua beberapa menit dari Vera ini memiliki buah dada yang sedikit lebih besar dari adiknya.selebihnya tak ada perbedaan. “Aaah seandainya bisa kutelanjangi kedua gadis berjilbab ini, apa mungkin rasa jepitan vaFara 2 orang saudara kembar berbeda yah” kataku dalam hati yang sudah penuh nafsu.

 

“Kalian udah punya pacar belum ??” tanyaku.

 

“Fara udah tuh om, nama pacarnya andi, hihi…”

 

“Iiih….apaan sih git, dia tuh cuma temen deket aja juga…” katanya malu.

 

kulihat ada yang aneh dengan kedua remaja berjilbab ini. Mengapa sepertinya sangat mudah akrab dengan orang yang belum dikenal seperti aku. Aku mulai berpikir sepertinya dua gadis ini bisa kupakai malam ini. Akupun mulai mengeluarkan jurus mautku.

 

“Kalian udah pernah pacaran kan ?”

 

“Iya udah Om…tapi ya gitu deh namanya juga anak sma.” jawab Vera

 

“Umm tapi maaf nih yah, kalian udah pernah begitu belum ??” tanyaku sambil tersenyum nakal.

 

Fara sedikit kaget “begitu gimana om??”

 

“umm begini.. kayak ciuman pelukan, dan main2 itu sama pacar kalian belum” Sejenak mereka kaget dengan pertanyaanku lalu Vera balas menjawab

 

“Iiiih…om apaan sih…kok nanyanya begituan”

 

“Ya kan om mau tau ??” Mereka terdiam sejenak kemudian saling berbisik.

 

“Emang bener om mau tau ???” tanya Fara menggoda.

 

“Iyha iya dong dik Fara yang cantik” kataku sambil mengedipkan mata sepertinya mereka sadar maksud gerak gerikku, lalu dengan tersenyum nakal Vera menjawab.

 

“om, kalau mau kita bisa jalan-jalan sama om tapi kaloo…” Vera berhenti berbicara lalu mengambil handponnya dan mengetik lalu memberikan handponnya padaku.

 

Astaga pikirku, inilah saatnya. Saat yang dari tadi kunantikan. Vera ternyata meminta sejumlah uang dan persyaratan. Kesempatan ini tak boleh kulewatkan. Akupun tersenyum lebar dan jantungku semakin berdegup kencang. Tiba2 aku tersadar suatu hal.

 

“eh maaf yah Fara, Vera, kalo kalian mau nemenin om kok kenapa kalian memakai jilbab”

 

“oh ini, ini kan ketentuan wajib disekolah harus pakai jilbab om” jawab Fara.

 

Ooh aku baru menyadari segala sesuatunya, kenapa menjelang malam hari kerja kedua gadis berjibab ini masih dipusat perbelanjaaan, kenapa mereka memakai barang2 mahal, kenapa mereka mudah sekali untuk diajak ngobrol sampai ke hal2 yang nakal. “ok kalo gitu yuk kita pergi, om ke atm dulu ngambil uang saku untuk gadis2nya om” kataku sambil mengedipkan mata yang dijawab dengan sedikit tawa dan tatapan nakal. Sekitar jam 6 sore, aku bersama kedua gadis berjilbab ini keluar dari mall dan menuju sebuah atm dibasement mall tersebut. Ternyata basement tersebut agak sepi, hanya berisi mobil2 dan beberapa supir, tukang parkir dan satpam yang sempat memandangku iri, karena aku yang asyik bercanda dengan kedua gadis berjiblab ini. Atm tersebut ternyata cukup tertutup, dengan ruangan yang cukup besar.

 

Akupun mulai mengakses mesin tersebut sambil berbincang2 dengan kedua gadis berjilbab ini. Sambil memencet tombol2 aku lirik keadaan diluar, tampaknya posisiku cukup tertutup dan tak ada orang yang melihat, ah aku yang sudah tak tahan dari tadi mulai melancarkan aksiku. Kedua gadis berjilbab ini berdiri dikanan kiriku, sambil menunggu mesin atm bekerja, aku tarik kedua tanganku kebelakang lalu meremas-remas kedua buah pantat Fara dan Vera yang kenyal itu.

 

“ iihh om nakal, masi dibasement juga” jawab Vera dan sebuah cubitan kecil dipinggangku oleh Fara.

 

“Iya deh iya deh om nggak nakal” jawabku sambil menarik tanganku dari pantat kedua gadis ini.

 

Lalu kurangkul pinggang kedua gadis berjilbab ini dan menarik mereka kearah tubuhku, uhhhh payudara payudara dibalik jilbab kedua gadis berjilbab ini sungguh sama kenyal dan nikmatnya.

 

“ihhh si om ini nakal banget sih” kata mereka dengan senyum manja.Fantasi Nakal Dengan Pembantu

 

Lalu tanganku mulai meraba naik kepunggungnya lalu bergeser masuk keketiak mereka menyelusup kebelakang jilbab mengikuti alur bh mereka dan menggenggam payudara payudara gadis gadis ini yang tidak bersentuhan dengan dadaku.

 

“iiiiihh si ooomm dari tadi bandel banget sihhh” kata Fara sambil kedua gadis ini mencoba melepaskan diri dari genggaman tanganku pada buah dada mereka.

 

“duh Fara Vera, jangan begitu dong, ini uangnya” kataku ketika tiba2 mesin atm tersebut mengeluarkan uang beberapa juta rupiah.

 

Akupun mengambil uang tersebut lalu memperlihatkan uang tersebut kepada mereka, tampaknya kali ini mereka luluh dan mata mereka tampak berbinar2 melihat uang yang cukup banyak tersebut dan mulai tersenyum genit. Akupun dengan nakalnya menyampirkan jilbab Fara dan Vera kepundaknya lalu membuka 3 buah kancing paling, dan kulihat yang daritadi membuat penisku sangat keras, empat buah payudara gadis smu yang sangat menggemaskan terbungkus BH yang sangat sexy dengan jilbab yang menutupi kepala mereka, akupun menyelipkan beberapa lembar ratusan ribu rupiah kedalam BH mereka sambil merasakan kenyalnya payudara mereka lalu aku lanjutkan dengan meremas-remas payudara montok kedua gadis ini.

 

“uhhhh, dada Fara lebih besar sedikit tapi sama nikmatnya dan sama cantiknya dengan Vera, om udah bener bener nggak kuat nih, ini uangnya dp dulu yah nanti kalo udah selese nemenin om semua uang ini boleh kalian miliki” kataku dengan penuh nafsu. Vera dan Farapun hanya tersenyum genit sambil keenakan menikmati remasan demi remasan dan plintiran pada payudara dan putting mereka. Tanpa disadari ada orang mengetuk pintu atm. Kami bertigapun kaget bukan kepalang, aku baru menyadari ada orang antri menunggu dari tadi. Akupun segera menarik kedua tanganku dari payudara mereka, Vera dan Farapun kaget luar biasa dan langsung mengancingkan kembali baju mereka dan menjulurkan jilbab mereka untuk menutupi buah dada montoknya.

 

“ih om si, untung nggak dibuka pintunya kan malu om” kata Vera

 

“iya deh maaf, tapi om udah nggak kuat nih, kita cari tempat yuk nanti disambung lagi deh ditempat om” kataku

 

“ih si om, kita cantik sih jadi om nggak kuat deh” kata Fara dan disambut tawa mereka cekikian.

 

“yaudah, yuk, eh ayo gandeng tangan om dong” bisikku manja kekeduanya kamipun keluar dari kotak atm yang sudah ditunggu 3 orang yang mengantri dari tadi.

 

Mereka tampak kesal namun agak kaget ketika melihat seorang lelaki digandeng dua orang gadis ABG kembar yang masih segar dan berjilbab. Ah biarin ajah, emang gua pikirin, akupun menarik kedua daun muda yang sungguh menggemaskan ini kesudut lapangan parkir tempat mobilku berada yang jauh dari tempat tunggu supir dan satpam. Sambil berjalan kedua lengan atasku merasakan lembutnya bagian luar buah dada Fara dan Vera yang terus bersenggolan dengan tanganku yang mereka rangkul. Aduh sungguh nikmat rasanya, batang penisku semakin tak kuat ingin segera menikmati kedua gadis kembar ini. Gedung parkir di mall ini hanya setengah mobil kebawah yang tertutupi tembok, selebihnya hanya ditutupi oleh kawat2 besi sehingga walaupun gelap namun samar2 bisa terlihat dari luar gedung parkir. Ide gilapun muncul dikepalaku aku akan menikmati kedua gadis berjilbab ini ditempat terbuka sebelum nanti kutelanjangi, kumandikan dan kusabuni setiap inci tubuh mereka dirumahku nanti.

 

Setelah sampai disudut tempat mobilku diparkir akupun mendorong perlahan kedua gadis berjilbab ini hingga bersandar ditembok dengan kedua tanganku menekan sebuah payudara Fara dan Vera. “Fara, Vera, kita main disini dulu yuk, kan gelap nggak ada orang, om udah nggak tahan nih, nanti uang jajannya om tambah deh, tapi nanti malem main kerumah om dulu kita main2 lagi, besok pagi baru om anter kesekolah, gimana?” Vera dan Fara hanya berpandangan lalu salah satunya mengangguk, “boleh om tapi ati2 yah kalo ada orang, kan malu om diliatin orang” akupun tersenyum dan tanpa basa basi langsung kusampirkan jilbab Fara dan Vera, langsung kubuka kancing2 bajunya dan kubuka seragam sekolah mereka, dan langsung kulepas BH mereka, kulemparkan bra mereka kejok belakang mobilku lalu kupakaikan kembali baju seragam mereka tanpa kukancingi lagi, sungguh indah tubuh saudara kembar ini.

 

Dengan jilbab putih yang masih mereka kenakan dan payudara yang putih dan empat buah putting berwarna coklat yang kecil sungguh indah sekali, akupun tak mampu menahan nafsuku, segera kumainkan empat buah payudara gadis kembar ini bergantian, dari remasan, plintiran pada puting2 payudara mereka hingga hisapan hisapan dan giVeran2 kecil membuat mereka menggelinjang mendesah menikmati permainanku. Lalu kuhentikan permainanku, kuperintahkan kedua gadis ini untuk mengangkat kedua roknya perlahan. Pelan-pelan kulihat kaki mungil mereka yang dibungkus sepatu dan kaus kaki menutup betis mereka, lutut, dan aww, paha paha yang putih dan mulus lalu kemaluan yang masih tertutup celana dalam putih yang tipis. Aku sungguh tak kuat, langsung kutarik turun celana dalam mereka dan kupandangi vagina Fara dan Vera yang kecil karena umur mereka yang masih 16 tahun. Kuambil celana dalam mereka dan kulemparkan ke jok belakang mobil. Lalu kututup pintu mobilku.

 

“Lho om kok kita nggak dimobil om ajah, kan takut ada yang ngeliat om” kata Vera khawatir dengan keadaanya yang berjilbab namun baju seragam yang terbuka yang memperlihatkan dua buah payudaranya yang menggantung sambil mengangkat rok sampai pinggang yang memperlihatkan vaginanya. “Nggak papa Fara, nanti kamu tau, jauh lebih nikmat rasanya kalo ditempat begini lho” kataku sambil menarik kedua gadis itu dan kusuruh duduk dikap depan mobilku yang posisinya didinding lapangan parkir, yang hanya tertutup jeruji2 besi dan tampak dari luar samar2. “iii om malu” jawab Vera sambil duduk dan menutup rok dan bajunya sambil melipat tangan didadanya. Tampak didepanku dua orang gadis kembar berjilbab yang siap kunikmati beberapa saat lagi, disebuah gedung parkir, dan gilanya lagi walaupun agak gelap tapi pasti secara samar2 terlihat dari jalan raya diluar gedung.

 

Tanpa memperdulikan ucapan Vera akupun menarik kepala kedua gadis berjilbab ini dan mencium bibir merkea bersamaan, ah nikmat rasanya saat mencium mereka bersamaan. Tampaknya mereka menyukainya, lalu tanpa basa basi kuangkat rok sekolah Fara dan kujilat2 vaginanya, juga tangan kananku masuk kedalam rok diantara kaki Vera dan mengelitik vagina dan klitorisnya sambil aku memuaskan kakaknya. Kedua gadis berjilbab ini hanya bisa menggelinjang dan mendesah pelan, perlahan nafsu mulai merasuki keduanya yang tampaknya sudah tak malu lagi dan mulai meremas remas payudara mereka sendiri. Kurasakan cairan mulai membasahi vagina kedua saudara kembar ini. Akupun semakin tak tahan, langsung kubuka celanaku dan mengeluarkan penisku dan kumasukkan kedalam vagina Fara sambil terus mengaduk2 vagina Vera dengan 3 buah jariku.

Ahh penisku serasa dipijit2 didalam vaginanya. Walaupun sempit tapi ketika mulai kusodok pelan2 serasa tak ada yang menghalangi, ternyata Fara sudah tidak perawan lagi, begitujuga dengan Vera yang sedari tadi pasrah penuh kenikmatan dengan tiga buah jariku divaginanya. Akupun dengan cepat memajumundurkan penisku didalam vagina Fara bergantian dengan Vera. Wajah mereka yang terbungkus jilbab sungguh tampak menggemaskan membuatku semakin bernafsu meremas2 payudara2 mereka. Aku memerintahkan kedua saudara ini untuk menunduk dan bertumpu pada terali2 besi gedung parkir. Kuangkat rok panjang mereka dan kulipat dan kuselipkan dipinggang mereka, sehingga dengan bebasnya aku bisa melihat pantat, vagina dan bagian kaki gadis gadis ini.Mungkin karnea kedua gadis kembar ini belum orgasme mereka tampak mau melakukan apa saja asalkan terus kuaduk-aduk vagina mereka. Mereka tak malu walaupun samar-samar terlihat dari jalan raya didepan gedung parkir ini. Akupun semakin bernafsu dengan menyodokkan penisku kedalam vagina Vera dan Fara bergantian dari belakang sambil kutarik jilbab mereka yang membuat mereka mendongak keatas sambil menikmati hentakan demi hentakan penisku dilubang vagina mereka secara bergantian.

Tak lama kemudian Fara merintih2 “om oomm remes payudaraku yang keras, terus masukin penisnya cepetan sedikit aku udah nggak tahan mau keluar” akupun yang memang penuh nafsu segera menuruti permintaan Fara, kucengkram kedua payudaranya dari belakang, dan kupercepat hentakan penisku jauh lebih dalam kelubang vaginanya.yang membuat Fara semakin menjerit2 kecil menikmatinya. Tiba2 dari jauh kulihat seseorang haltebus yang mengarah kegedung parkir diseberang jalan tampaknya melihat adegan yang kulakukan, dan Fara walaupuan daritadi merem melek menikmati permainanku menyadari ada seseorang yang ikut menikmati tubuhnya dari jauh. “om ada orang tuh dihalte ngeliatin kita, tapi aku udah nggak kuat om dikit lagi mau keluaarr. Ah biarin ajaaaahhh…” jawabnya yang tampak semakin bernafsu karena dilihat orang tersebut.Kisah Nakal 2018

Akupun semakin bernafsu mempertontonkan adegan mesra ini keorang tersebut yang semakin membuatku terpacu.tiba2 “ahhhh ahhhh ahhh” Fara merintih dan kurasakan vaFaranya mengeluarkan cairan yang sangat banyak dan akhirnya Fara terdiam lemas walaupun aku tetap memacu penisku kevaFaranya. Akupun menghentikan aksiku. “duh om udah nggak kuat, om lanjutin sama Vera aja yah..” katanya dengan tersenyum penuh kepuasan. “Iyah nggak papa sayang,tapi kamu disini aja ya temenin om main dengan adikmu ini” kataku sambil menjulurkan rok Fara sehingga menutupi bagian bawah tubuhnya lalu kubalikkan tubuhnya kucium mesra, dan kupandangi adiknya. “ihh omm kan udah sama kak Fara tadi, aku dicuekin, daritadi udah nggak tahan om” katanya dengan cemberut nakal.

Ternyata walaupun payudara Vera sedikit lebih kecil dari kakaknya, namun hasrat Sexnya jauh melebihi kakaknya. “Vera juga mau om, ayo cepet tu orang dihalte depan lagi ngeliatin, Vera udah nggak tahann ayo omm cepettt” kata Vera memelas. Wah ternyata adiknya jauh lebih agresif dan maniak dari kakaknya. Akupun langsung menancapkan penisku kevagina Vera dari belakang yang sudah memasang posisi menunduk dengan menumpukan tangannya pada jeruji besi didinding gedung parkir ini.sambil kugenjot vaginanya, kuremas2 payudara kiri Vera dari belakang dengan tangan kiriku sementara tangan kananku kugunakan untuk memeluk Fara sambil mencium bibirnya dan meraba2 payudaranya.tak disangka Vera ternyata begitu exebisionis, dalam genjotanku dia melambaikan tangan dan tersenyum genit kepada lelaki yang menatap aksi kita dari tadi.akupun tak peduli terus saja kupermainkan vaginanya.

Tapi lama kelamaan aku bosan dengan posisi ini, kubalikkan tubuh Vera, dan kugendong lalu kududukkan ditepi kap depan mobil jeepku dan kusandarkan Fara berdiri disampingnya, akupun melanjutkan aksiku menancapkan penisku kevagina Vera sambil mencium dan menjilat jilat putting payudaranya bergantian dengan mencium bibir Fara kakaknya, sambil tangan kiriku meremas2 payudara Fara.ohhh sungguh berlipat2 rasanya menikmati tubuh dua orang gadis kembar yang masih mengenakan jilbab putih namun 4 buah payudara mereka terbuka bebas dan sedang kujamah, sedangkan vagina Vera sedang kunikmati dengan penisku dan vagina Fara sesekali kuremas2 dari balik rok yang kuangkat keatas. Tak lama kemudian, Verapun mencapai titik puncaknya,dia menggelinjang dan mendongak keatas sambil memeluk kepalaku diantara dua buah payudaranya dengan erat dan tiba2 tiga kali kurasakan semprotan cairan didalam vagina Vera bersamaan dengan semprotan spermaku didalamnya.

“aahahhchhhhh ommmm aku ahhhhh” jeritnya… Farapun hanya tersenyum melihat ulah adiknya yang sedang dalam titik puncaknya. Setelah beberapa saat kurapihkan pakaian kedua gadis kembar ini, kurapihkan rok mereka, lalu kukancingkan kembali baju mereka, kujulurkan lagi jilbab mereka menutupi payudara dan vaFara yang kini tak mengenakan bh dan celana dalam. “Yuk kita belanja, kita nonton juga yuk, nanti kita lanjut lagi dirumah om yah” kataku genit. Fara dan Vera hanya tersipu malu.

Lalu kedua gadis kembar ini kurangkul dan kuajak kedalam mall sambil dengan nakalnya kuraba payudara mereka yang kali ini dengan mudah kuplintir dari luar pakaian mereka putting yang menonjol dibalik bajunya, namun sengaja ditutupi jilbab mereka agar tak ketahuan, namun buah dada buah dada yang tak disanggah itu tampak lebih menggoda bergoyang goyang dibalik pakaian mereka walaupun sudah ditutupi jilbab, gesekan demi gesekan dan remasan tanganku dipayudara mereka sungguh nikmat, walaupun batang kemaluanku sudah lemas, tapi aku masih ingin menikmati tubuh gadis kembar berjilbab ini. Kamipun masuk kedalam mall dan mulai jaga image, Fara dan Vera jalan disampingku dengan biasa2 saja agar tak terlalu menarik perhatian.. kamipun menuju bioskop dilantai atas dan membeli tiket film, tapi sebelum masuk ke bioskop, Vera mengajak kakaknya ketoilet untuk membersihkan sisa2 cairan vagina dan spermaku yang masih membasahi vaginanya. cerita sex


Bersama Sepupu

$
0
0


cerita bokep - Biologi belom, aku pinjem dong!” katanya dengan suara manja. Tanpa memperdulikan komputerku yang sedang memutar film BF via internet, aku mengambilkan dia buku di rak bukuku yang jaraknya lumayan jauh dengan komputerku.

“Nov..! nich bukunya, kemarenan aku udah nyatet,” kataku.

Novi tidak memperhatikanku tapi malah memperhatikan film BF yang sedang di komputerku.

“Nov.. kamu bengong aja!” kataku pura-pura tidak tahu.

“Eh.. iya, Ben kamu nyetel apa tuh! aku bilangin bonyok loh!” kata Novi.

“Eeh… kamu barusan kan juga liat, aku tau kamu suka juga kan,” balas aku.

“Mending kita nonton sama-sama, tenang aja aku tutup mulut kok,” ajakku berusaha mencari peluang.

“Bener nich, kamu kagak bilang?” katanya ragu.

“Suwer dech!” kataku sambil mengambilkan dia kursi.

Novi mulai serius menonton tiap adegan, sedangkan aku serius untuk terus menatap tubuhnya.

“Nov, sebelum ini kamu pernah nonton bokep kagak?” tanyaku.

“Pernah, noh aku punya VCD-nya,” jawabnya.

Wah gila juga nich cewek, diam-diam nakal juga.

“Kalau ML?” tanyaku lagi.

“Belom,” katanya, “Tapi… kalo sendiri sich sering.”

Wah makin berani saja aku, yang ada dalam pikiranku sekarang cuma ML sama dia. Bagaimana caranya si “Beni Junior” bisa puas, tidak peduli saudara tiri, yang penting nafsuku hilang.

Melihat dadanya yang naik-turun karena terangsang, aku jadi semakin terangsang, dan batang kemaluanku pun makin tambah tegang.

“Nov, kamu terangsang yach, ampe napsu gitu nontonnya,” tanyaku memancing.

“Iya nic Ben, bentar yach aku ke kamar mandi dulu,” katanya.

“Eh… ngapain ke kamar mandi, nih liat!” kataku menunjuk ke arah celanaku.

“Kasihanilah si Beni kecil,” kataku.

“Pikiran kamu jangan yang tidak-tidak dech,” katanya sambil meninggalkan kamarku.

“Tenang aja, rumah kan lagi sepi, aku tutup mulut dech,” kataku memancing.

Dan ternyata tidak ia gubris, bahkan terus berjalan ke kamar mandi sambil tangan kanannya meremas-remas buah dadanya dan tangan kirinya menggosok-gosok kemaluannya, dan hal inilah yang membuatku tidak menyerah. Kukejar terus dia, dan sesaat sebelum masuk kamar mandi, kutarik tangannya, kupegang kepalanya lalu kemudian langsung kucium bibirnya. Sesaat ia menolak tapi kemudian ia pasrah, bahkan menikmati setiap permainan lidahku. “Kau akan aku berikan pengalaman yang paling memuaskan,” kataku, kemudian kembali melanjutkan menciumnya. Tangannya membuka baju sekolah yang masih kami kenakan dan juga ia membuka BH-nya dan meletakkan tanganku di atas dadanya, kekenyalan dadanya sangat berbeda dengan gadis lain yang pernah kusentuh.

Perlahan ia membuka roknya, celanaku dan celana dalamnya. “Kita ke dalam kamar yuk!” ajaknya setelah kami berdua sama-sama bugil, “Terserah kaulah,” kataku, “Yang penting kau akan kupuaskan.” Tak kusangka ia berani menarik penisku sambil berciuman, dan perlahan-lahan kami berjalan menuju kamarnya. “Ben, kamu tiduran dech, kita pake ’69′ mau tidak?” katanya sambil mendorongku ke kasurnya. Ia mulai menindihku, didekatkan vaginanya ke mukaku sementara penisku diemutnya, aku mulai mencium-cium vaginanya yang sudah basah itu, dan aroma kewanitaannya membuatku semakin bersemangat untuk langsung memainkan klitorisnya.

Tak lama setelah kumasukkan lidahku, kutemukan klitorisnya lalu aku menghisap, menjilat dan kadang kumainkan dengan lidahku, sementara tanganku bermain di dadanya. Tak lama kemudian ia melepaskan emutannya. “Jangan hentikan Ben… Ach… percepat Ben, aku mau keluar nich! ach… ach… aachh… Ben… aku ke.. luar,” katanya berbarengan dengan menyemprotnya cairan kental dari vaginanya. Dan kemudian dia lemas dan tiduran di sebelahku.

“Nov, sekali lagi yah, aku belum keluar nich,” pintaku.

“Bentar dulu yach, aku lagi capek nich,” jelasnya.

Aku tidak peduli kata-katanya, kemudian aku mulai mendekati vaginanya.

“Nov, aku masukkin sekarang yach,” kataku sambil memasukkan penisku perlahan-lahan.

Kelihatannya Novi sedang tidak sadarkan diri, dia hanya terpejam coba untuk beristirahat. Vagina Novi masih sempit sekali, penisku dibuat cuma diam mematung di pintunya. Perlahan kubuka dengan tangan dan terus kucoba untuk memasukkannya, dan akhirnya berhasil penisku masuk setengahnya, kira-kira 7 cm.

“Jangan Ben… entar aku hamil!” katanya tanpa berontak.

“Kamu udah mens belom?” tanyaku.

“Udah, baru kemaren, emang kenapa?” katanya.

Sambil aku masukkan penisku yang setengah, aku jawab pertanyaannya,

“Kalau gitu kamu kagak bakal hamil.”

“Ach… ach… ahhh…! sakit Ben, a.. ach… ahhh, pelan-pelan, aaa… aaach… aachhh…!” katanya berteriak nikmat.

“Tenang aja cuma sebentar kok, Nov mending doggy style dech!” kataku tanpa melepaskan penis dan berusaha memutar tubuhnya.

Ia menuruti kata-kataku, lalu mulai kukeluar-masukkan penisku dalam vaginanya dan kurasa ia pun mulai terangsang kembali, karena sekarang ia merespon gerakan keluar-masukku dengan menaik-turunkan pinggulnya.

“Ach… a… aaa ach…” teriaknya.

“Sakit lagi Ben… a.. aa… ach…”

“Tahan aja, cuma sebentar kok,” kataku sambil terus bergoyang dan meremas-remas buah dadanya.

“Ben,. ach pengen… ach.. a… keluar lagi Ben…” katanya.

“Tunggu sebentar yach, aku juga pengen nich,” balasku.

“Cepetan Ben, enggak tahan nich,” katanya semakin menegang.

“A… ach… aaachhh…! yach kan keluar.”

“Aku juga Say…” kataku semakin kencang menggenjot dan akhirnya setidaknya enam tembakan spermaku di dalam vaginanya.

Kucabut penisku dan aku melihat seprei, apakah ada darahnya atau tidak? tapi tenyata tidak.

“Nov kamu enggak perawan yach,” tanyaku.

“Iya Ben, dulu waktu lagi masturbasi nyodoknya kedaleman jadinya pecah dech,” jelasnya.

“Ben ingat loh, jangan bilang siapa-siapa, ini rahasia kita aja.””Oh tenang aja aku bisa dipercaya kok, asal lain kali kamu mau lagi.”

“Siapa sih yang bisa nolak ‘Beni Junior’,” katanya mesra.

Setelah saat itu setidaknya seminggu sekali aku selalu melakukan ML dengan Novi, terkadang aku yang memang sedang ingin atau terkadang juga Novi yang sering ketagihan, yang asyik sampai saat ini kami selalu bermain di rumah tanpa ada seorang pun yang tahu, kadang tengah malam aku ke kamar Novi atau sebaliknya, kadang juga saat siang pulang sekolah kalau tidak ada orang di rumah.

Kali ini kelihatannya Novi lagi ingin, sejak di sekolah ia terus menggodaku, bahkan ia sempat membisikkan kemauannya untuk ML siang ini di rumah, tapi malangnya siang ini ayah dan ibu sedang ada di rumah sehingga kami tak jadi melakukan ini. Aku menjanjikan nanti malam akan main ke kamarnya, dan ia mengiyakan saja, katanya asal bisa ML denganku hari ini ia menurut saja kemauanku.

Ternyata sampai malan ayahku belum tidur juga, kelihatannya sedang asyik menonton pertandingan bola di TV, dan aku pun tidur-tiduran sambil menunggu ayahku tertidur, tapi malang malah aku yang tertidur duluan. Dalam mimpiku, aku sedang dikelitiki sesuatu dan berusaha aku tahan, tapi kemudian sesuatu menindihku hingga aku sesak napas dan kemudian terbangun.

“Novi! apa Ayah sudah tidur?” tanyaku melihat ternyata Novi yang menindihiku dengan keadaan telanjang.

“kamu mulai nakal Ben, dari tadi aku tunggu kamu, kamu tidak datang-datang juga. kamu tau, sekarang sudah jam dua, dan ayah telah tidur sejak jam satu tadi,” katanya mesra sambil memegang penisku karena ternyata celana pendekku dan CD-ku telah dibukanya.

“Yang nakal tuh kamu, Bukannya permisi atau bangunin aku kek,” kataku.

“kamu tidak sadar yach, kamu kan udah bangun, tuh liat udah siap kok,” katanya sambil memperlihatkan penisku.

“Aku emut yach.”

Emutanya kali ini terasa berbeda, terasa begitu menghisap dan kelaparan.

“Nov jangan cepet-cepet dong, kasian ‘Beni Junior’ dong!”

“Aku udah kepengen berat Ben!” katanya lagi.

“Mending seperti biasa, kita pake posisi ’69′ dan kita sama-sama enak,” kataku sembil berputar tanpa melepaskan emutannya kemudian sambil terus diemut. Aku mulai menjilat-jilat vaginanya yang telah basah sambil tanganku memencet-mencet pCintyadaranya yang semakin keras, terus kuhisap vaginanya dan mulai kumasukkan lidahku untuk mencari-cari klitorisnya.

“Aach… achhh…” desahnya ketika kutemukan klitorisnya.

“Ben! kamu pinter banget nemuin itilku, a.. achhh.. ahh..”

“kamu juga makin pinter ngulum ‘Beni’ kecil,” kataku lagi.

“Ben, kali ini kita tidak usah banyak-banyak yach, aa.. achh..” katanya sambil mendesah.

“Cukup sekali aja nembaknya, taaapi… sa.. ma.. ss.. sa… ma… maaa ac… ach…” katanya sambil menikmati jilatanku.

“Tapi Ben aku.. ma.. u.. keluar nich! Ach.. a… aaahh…” katanya sambil menegang kemudian mengeluarkan cairan dari vaginanya.

“Kayaknya kamu harus dua kali dech!” kataku sambil merubah posisi.

“Ya udah dech, tapi sekarang kamu masukin yach,” katanya lagi.

“Bersiaplah akan aku masukkan ini sekarang,” kataku sambil mengarahkan penisku ke vaginanya.

“Siap-siap yach!”

“Ayo dech,” katanya.

“Ach… a… ahhh…” desahnya ketika kumasukkan penisku.

“Pelan-pelan dong!”

“Inikan udah pelan Nov,” kataku sambil mulai bergoyang.

“Nov, kamu udah terangsang lagi belon?” tanyaku.

“Bentar lagi Ben,” katanya mulai menggoyangkan pantatnya untuk mengimbangiku, dan kemudian dia menarik kepalaku dan memitaku untuk sambil menciumnya.

“Sambil bercumbu dong Ben!”

Tanpa disuruh dua kali aku langsung mncumbunya, dan aku betul-betul menikmati permainan lidahnya yang semakin mahir.

“Nov kamu udah punya pacar belom?” tanyaku.”Aku udah tapi baru abis putus,” katanya sambil mendesah.

“Ben pacar aku itu enggak tau loh soal benginian, cuma kamu loh yang beginian sama aku.”

“Ach yang bener?” tanyaku lagi sambil mempercepat goyangan.

“Ach.. be.. ner.. kok Ben, a.. aaa… ach.. achhh,” katanya terputus-putus.

“Tahan aja, atau kamu mau udahan?” kataku menggoda.

“Jangan udahan dong, aku baru kamu bikin terangsang lagi, kan kagak enak kalau udahan, achh… aaa… ahhh… aku percepat yach Ben,” katanya.

Kemudian mempercepat gerakan pinggulnya.

“Kamu udah ngerti gimana enaknya, bentar lagi kayaknya aku bakal keluar dech,” kataku menyadari bahwa sepermaku sudah mengumpul di ujung.

“Achh… ach… bentar lagi nih.”

“Tahan Ben!” katanya sambil mengeluarkan penisku dari vaginanya dan kemudian menggulumnya sambil tanganya mamainkan klitorisnya.

“Aku juga Ben, bantu aku cari klitorisku dong!” katanya menarik tanganku ke vaginanya.

Sambil penisku terus dihisapnya kumainkan klitorisnya dengan tanganku dan…

“Achh… a… achh… achhh… ahhh…” desahku sambil menembakkan spermaku dalam mulutnya.

“Aku juga Ben…” katanya sambil menjepit tanganku dalam vaginanya.

“Ach… ah… aaa.. ach…” desahnya.

“Aku tidur di sini yach, nanti bangunin aku jam lima sebelum ayah bagun,” katanya sambil menutup mata dan kemudian tertidur, di sampingku.

Tepat jam lima pagi aku bangun dan membangunkanya, kemudian ia bergegas ke kamar madi dan mempersiapkan diri untuk sekolah, begitu juga dengan aku. Yang aneh siang ini tidak seperti biasanya Novi tidak pulang bersamaku karena ia ada les privat, sedangkan di rumah cuma ada Mbak Rini, dan anehnya siang-siang begini Mbak Rini di rumah memakai kaos ketat dan rok mini seperti sedang menunggu sesuatu.

“Siang Ben! baru pulang? Novi mana?” tanyanya.

“Novi lagi les, katanya bakal pulang sore,” kataku, “Loh Mbak sendiri kapan pulang? katanya dari Solo yach?”

“Aku pulang tadi malem jam tigaan,” katanya.

“Ben, tadi malam kamu teriak sendirian di kamar ada apa?”

Wah gawat sepertinya Mbak Rini dengar desahannya Novi tadi malam.

“Ach tidak kok, cuma ngigo,” kataku sambil berlalu ke kamar.

“Ben!” panggilnya, “Temenin Mbak nonton VCD dong, Mbak males nich nonton sendirian,” katanya dari kamarnya.

“Bentar!” kataku sambil berjalan menuju kamarnya, “Ada film apa Mbak?” tanyaku sesampai di kamarnya.

“Liat aja, nanti juga tau,” katanya lagi.

“Mbak lagi nungguin seseorang yach?” tanyaku.

“Mbak, lagi nungguin kamu kok,” katanya datar, “Tuh liat filmnya udah mulai.”

“Loh inikan…?” kataku melihat film BF yang diputarnya dan tanpa meneruskan kata-kataku karena melihat ia mendekatiku. Kemudian ia mulai mencium bibirku.

“Mbak tau kok yang semalam,” katanya, “Kamu mau enggak ngelayanin aku, aku lebih pengalaman dech dari Novi.”

Wah pucuk di cinta ulam tiba, yang satu pergi datang yang lain.

“Mbak, aku kan adik yang berbakti, masak nolak sich,” godaku sambil tangan kananku mulai masuk ke dalam rok mininya menggosok-gosok vaginanya, sedangkan tangan kiriku masuk ke kausnya dan memencet-mencet pCintyadaranya yang super besar.

“Kamu pinter dech, tapi sayang kamu nakal, pinter cari kesempatan,” katanya menghentikan ciumannya dan melepaskan tanganku dari dada dan vaginanya.

“Mbak mau ngapain, kan lagi asyik?” tanyaku.”Kamu kagak sabaran yach, Mbak buka baju dulu terus kau juga, biar asikkan?” katanya sambil membuka bajunya.

Aku juga tak mau ketinggalan, aku mulai membuka bajuku sampai pada akhirnya kami berdua telanjang bulat.

“Tubuh Mbak bagus banget,” kataku memperhatikan tubuhnya dari atas sampai ujung kaki, benar-benar tidak ada cacat, putih muNov dan sekal.

Ia langsung mencumbuku dan tangan kanannya memegang penisku, dan mengarahkan ke vaginanya sambil berdiri.

“Aku udah enggak tahan Ben,” katanya.

Kuhalangi penisku dengan tangan kananku lalu kumainkan vaginanya dengan tangan kiriku.

“Nanti dulu ach, beginikan lebih asik.”

“Ach… kamu nakal Ben! pantes si Novi mau,” katanya mesra.

“Ben…! Mbak…! lagi dimana kalian?” terdengar suara Novi memanggil dari luar.

“Hari ini guru lesnya tidak masuk jadi aku dipulangin, kalian lagi dimana sich?” tanyanya sekali lagi.

“Masuk aja Nov, kita lagi pesta nich,” kata Mbak Rini.

“Mbak! Entar kalau Novi tau gimana?” tanyaku.

“Ben jangan panggil Mbak, panggil aja Rini,” katanya dan ketika itu aku melihat Novi di pintu kamar sedang membuka baju.

“Rir, aku ikut yach!” pinta Novi sambil memainkan vaginanya.

“Ben kamu kuat nggak?” tanya Rini.

“Tenang aja aku kuat kok, lagian kasian tuch Novi udah terangsang,” kataku.

“Nov cepet sinih emut ‘Beni Junior’,” ajakku.

Tanpa menolak Novi langsung datang mengemut penisku.

“Mending kita tiduran, biar aku dapet vaginamu,” kataku pada Rini.

“Ayo dech!” katanya kemudian mengambil posisi.

Rini meletakkan vaginanya di atas kepalaku, dan kepalanya menghadap vagina Novi yang sedang mengemut penisku.

“Nov, aku maenin vaginamu,” katanya.

Tanpa menunggu jawaban dari Novi ia langsung bermain di vaginanya.Permainan ini berlangsung lama sampai akhirnya Rini menegangkan pahanya, dan… “Ach… a… aaach… aku keluar…” katanya sambil menyemprotkan cairan di vaginanya.

“Sekarang ganti Novi yach,” kataku.

Kemudian aku bangun dan mengarahkan penisku ke vaginanya dan masuk perlahan-lahan.

“Ach… aach…” desah Novi.

“Kamu curang, Novi kamu masukin, kok aku tidak?” katanya.

“Abis kamu keluar duluan, tapi tenang aja, nanti abis Novi keluar kamu aku masukin, yang penting kamu merangsang dirimu sendiri,” kataku.

“Yang cepet dong goyangnya!” keluh Novi.

Kupercepat goyanganku, dan dia mengimbanginya juga.

“Kak, ach… entar lagi gant… a… ach.. gantian yach, aku.. mau keluar ach… aaa… a… ach….!” desahnya, kemudian lemas dan tertidur tak berdaya.

“Ayo Ben tunggu apa lagi!” kata Rini sambil mengangkang mampersilakan penisku untuk mencoblosnya.

“Aku udah terangsang lagi.”

Tanpa menunggu lama aku langsung mencoblosnya dan mencumbunya.

“Gimana enak penisku ini?” tanyaku.

“Penis kamu kepanjangan,” katanya, “tapi enak!”.

“Kayaknya kau nggak lama lagi dech,” kataku.

“Sama, aku juga enggak lama lagi,” katanya, “Kita keluarin sama-sama yach!” terangnya.

“Di luar apa di dalem?” tanyaku lagi.

“Ach… a… aach… di.. dalem… aja…” katanya tidak jelas karena sambil mendesah.

“Maksudku, ah.. ach.. di dalem aja… aah… ach… bentar lagi…”

“Aku… keluar… ach… achhh… ahhh…” desahku sambil menembakkan spermaku.

“Ach… aach… aku… ach.. juga…” katanya sambil menegang dan aku merasakan cairan membasahi penisku dalam vaginanya.

Akhirnya kami bertiga tertidur di lantai dan kami bangun pada saat bersamaan.

“Ben aku mandi dulu yach, udah sore nich.”

“Aku juga ach,” kataku.

“Ben, Nov, lain kali lagi yach,” pinta Rini.

“Itu bisa diatur, asal lagi kosong kayak gini, ya nggak Ben!” kata Novi.

“Kapan aja kalian mau aku siap,” kataku.

“Kalau gitu kalian jangan mandi dulu, kita main lagi yuk!” kata Rini mulai memegang penisku.

Akhirnya kami main lagi sampai malam dan kebetulan ayah dan ibu telepon dan mengatakan bahwa mereka pulangnya besok pagi, jadi kami lebih bebas bermain, lagi dan lagi. Kemudian hari selanjutya kami sering bermain saat situasi seperti ini, kadang tengah malam hanya dengan Rini atau hanya Novi. Oh bapak tiri, ternyata selain harta banyak, kamu juga punya dua anak yang siap menemaniku kapan saja, ohh nikmatnya hidup ini.

Diposkan oleh Cerita Dewasa Indonesia di 08.12 Tidak ada komentar: Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Label: Daun Muda

Sepupu Kecilku Mendapatkanku

Pemilu 7 Juni 2004, yang baru saja lewat bagi sebagian orang kesannya penuh nuansa politis. Tetapi bagi saya, kesan sangat jauh berbeda, bahkan tidak akan pernah terbayangkan akan bermakna demikian dalam bagi saya pribadi. Kesan yang penuh sensualitas dan menggairahkan.

Saat itu, 7 Juni, rumah saya sedang sepi. Maklum pemilu, padahal biasanya ramai sekali. Satu rumah dihuni tujuh orang, ayah, ibu, kakak laki-laki saya yang masih kuliah, saya sendiri SMA kelas tiga, baru saja selesai Ebtanas dan luNov. Kemudian adik perempuan saya kelas lima SD, lalu sepupu laki-laki saya kelas dua SMP dan pembantu satu orang. Oh iya, panggil saja saya Nita, asli Tolaki.

Jadi pada saat pemilu rumah yang berada di kawasan Perumahan Pemda Kampung Kemah Raya, Kendari jadi sepi sekali. Ayah ke Kolaka, mengurus pemilu di sana, kebetulan juga beliau caleg untuk daerah tersebut. Kakak saya jadi pengawas pemilu untuk UNFREL Kendari, ibu saya jadi panitia pemilu lokal kawasan Kemah Raya. Pembantu dan adik, disuruh bantuin ibu mengurus konsumsi. Praktis yang jaga rumah, saya dengan sepupu saya yang bernama, Rangga. Saya belum ikut memilih, belum cukup umur, baru 16 tahun lebih dua bulan. Saya dengan Rangga sangat akrab, habisnya dia ikut dengan keluarga saya sejak masih kelas satu SD, dan selalu menjadi teman main saya.

Senin itu, 7 Juni 2004, badan saya pegal sekali, selesai ngepel dan membersihkan rumah. Dan seperti biasa saya kepingin dipijitin. Biasanya sih oleh ibu, dan Rangga juga, habis dari kecil saya sudah biasa menyuruh dia. Karena agak pegal, saya panggil saja Rangga untuk mijitin, Rangga nurut saja. Saya langsung berbaring telungkup di karpet depan TV, dan Rangga mulai memijit tubuhku. Asyik juga dipijit oleh Rangga, tangannya keras sekali, punggungku jadi fresh lagi.

“Duh, Rangga…, mijitnya yang lurus dong, jangan miring kiri miring kanan..”, kataku.

“Abis, posisinya nggak bagus kak”, jawabnya.

“Kamu dudukin aja paha Kak Nita, seperti biasa…”.

“Tapi…, kak..”.

“Alah.., nggak usah tapi…, biasanya kan juga begitu…, ayo..”, Saya tarik tangan Rangga memaksanya untuk duduk di pahaku, seperti kalau dia memijit saya pada waktu-waktu kemarin.

Rangga akhirnya mau, duduk dan menjadikan kedua pahaku dekat pantat sebagai bangkunya, dan mulai lagi ia memijit sekujur punggungku. Tapi, pijitan agak lain, makin lama makin saya rasakan tangannya agak gemetaran dan nafasnya agak ngos-ngosan.

“Kamu kenapa Rangga, capek atau sakit..?”, tanyaku.

“Tidak, tidak apa-apa kak”, jawabnya. Akan tetapi duduknya mulai tidak karuan, geser kiri dan kanan, sementara pantatnya seperti tidak mau dirapatkan di pahaku, agak terangkat.

Akhirnya, saya menyuruhnya pindah, dan saya bangun, lalu duduk mendekati, biasa bermaksud menggoda.

“Ayo.., kamu kenapa, ini pantatmu, selalu diangkat.., tidak biasanya”, sambil tanganku bermaksud mencubit pantatnya.

“Tidak, tidak apa-apa kak..”, jawabnya sambil menghindari cubitanku, malah tanganku tersenggol celana

bagian selangkangannya yang seperti agak tertarik kain celananya dan agak menonjol, melihat itu timbul rasa isengku, karena memang saya dan Rangga kalau main seperti anak-anak yang masih TK, asal ngawur saja.

“Loh.., itu apa di celanamu Rangga, kok nonjol begitu..” Mendengar itu Rangga merah padam mukanya, lalu ia berdiri ingin lari menghindar dari saya, tapi segera kutarik tangannya untuk duduk, dan tanganku yang satu menggerayangi celananya memegangi dan meraba benjolan tersebut.

“Jangan kak Nita, Rangga malu..”, katanya. Dasar saya yang nakal, saya pelototin matanya, Rangga langsung diam, dan tanganku leluasa memegang barang tersebut.

Penasaran, saya buka resliting celananya dan menarik keluar barangnya yang mengeras tersebut, dan astaga, ternyata penis Rangga sudah menegang. Baru kali ini saya melihat penis milik orang yang bukan anak-anak dan sudah disunat yang tegang dan keras serta panjang seperti itu. Sementara Rangga diam saja, kepalanya hanya menunduk, mungkin malu atau bagaimana saya tidak tahu.

Saya acuh saja, perlahan-lahan, kueNov-eNov penis Rangga, semakin mengeras penisnya hingga urat-uratnya seperti mau keluar. Kudengar Rangga mendesah tertahan. Lalu kuurut-urut sambil kupijit kepala penisnya yang merah itu, Rangga makin mendesah, “Ah.., ah..”

Kugenggam erat penis Rangga dan kukocok-kocok dengan perlahan, semakin lama semakin kencang. Badan Rangga ikut menegang, sambil kepalanya terangkat ke atas menatap langit, mulutnya terbuka, dia mulai agak mengerang, “Achh..”.

Semakin kencang penis Rangga kukocok, semakin menggeliat badan Rangga membuat saya tersenyum geli melihatnya. Sampai erangan Rangga makin mengeras, “Ach.., achh..”. Dan badannya makin menggeliat, hingga mungkin tidak tahan…, ia lalu memelukku erat. Mulanya saya kaget akan reaksinya, tapi saya biarkan saja, karena keasyikan mengocok penis Rangga. Rupanya Rangga sudah semakin menggeliat, hingga tangannya entah sadar atau tidak ikut menggeliat juga, meraba badanku dan pCintyadaraku.

“He Rangga…, kenapa..” tegurku, sambil tetap mengocok penis Rangga, “Achh…, achh..” Hanya itu yang Rangga bilang, sementara tangannya meremas-remas pCintyadaraku, dan remasannya yang kuat membuatku merasakan sesuatu yang lain, hingga saya biarkan saja Rangga meremas pCintyadaraku, dan Rangga lalu menyingkap baju kaos yang kupakai, hingga kelihatan BH-ku dan meremas pCintyadaraku lagi hingga keluar dari BH-ku.

“Acchh…, accchh” erang Rangga, saya mulai merasakan kenikmatan tersendiri pada saat pCintyadaraku tidak terbungkus BH diremas oleh tangan Rangga dengan kuat, sedangkan penisnya tetap saja kukocok-kocok. Dan entah naluri apa yang ada pada Rangga, hingga dia nekat menyosor pCintyadaraku dan mengisap putingnya seperti anak bayi yang sedang menyusu.

“Aduh…, Rangga…, aduhh” Hanya itu yang mampu kuucapkan, pCintyadaraku mulai mengeras, keduanya diisap secara bergantian oleh Rangga.

Saya juga mulai menggeliat, kutarik kepala Rangga dari pCintyadaraku, lalu kudekatkan ke wajahku, kucium bibirnya dengan nafsu yang muncul secara tiba-tiba, Rangga balas mencium, bibir kami berdua saling memagut, lidah bertemu lidah saling mengadu dan menjilati satu sama lain.

Tangan Rangga menggerayangi badanku, melepaskan baju dan BH-ku, hingga aku bugil sebatas dada. Kulepaskan juga baju yang dipakai Rangga, dan kupelorotkan celananya, hingga Rangga bugil tanpa sehelai benangpun, dan kembali kukocok penisnya, sedangkan Rangga kembali menyosor pCintyadaraku yang sudah keras membukit.

Perlahan tangan Rangga meneNovuri rokku lalu menyeNovup masuk ke dalam rokku, “Acchh…, Accchh”, Saya dan Rangga terus mengerang dan menggelinjang. Tangan Rangga menyeNovup ke dalam CD-ku, lalu mengusap-ngusap vaginaku.

“Aduuuhh…, Rangga..” erangku, sementara jarinya mulai ia masukkan ke dalam vaginaku yang mulai kurasakan basah, dan Rangga mempermainkan jarinya di dalam vaginaku.

“Accchh…, aduuuhh…, acccchh..”. Tak tahan lagi, Rangga menarik lepas rok dan celana dalamku, hingga akhirnya saya kini telanjang bulat. Kemudian Rangga mencium bibirku dan saya tetap mengocok penisnya, sedangkan jarinya bermain dalam vaginaku.

“Accchh..” Hanya erangan tertahan karena tersumbat bibir Rangga yang keluar dari mulutku. Kemudian Rangga berhenti menciumku, lalu ia mengambil posisi menindih badanku, saya membiarkan saja apa yang akan Rangga lakukan, karena kenikmatan itu sudah mulai terasa mengaliri pembuluh darahku. Dan, tiba-tiba saya rasakan sakit yang teramat sangat di selangkanganku.

“aaccccchh, Rangga.., apa yang kau lakukan..”, tanyaku. Tapi terlambat, rupanya Rangga sudah memasukkan batang penisnya ke dalam vaginaku, dan seperti tidak mendengarkan pertanyaanku, Rangga mulai mengoyang batang penisnya naik turun dalam vaginaku yang semakin berlendir dan mulai terasa basah oleh aliran darah perawanku yang mengalir membasahi vaginaku.

“Accchh…, Rangga…, aduuhh Rangga..”, erangku.

Badanku semakin menggelinjang, kujepit badan Rangga dengan kedua kakiku sementara tanganku memeluk erat dan menggoreskan kukuku di punggung Rangga. Semakin kencang goyangan penis Rangga dan semakin keras pula erangan kami berdua.

“Accch…, aduhh..” Hingga akhirnya kurasakan sesuatu yang sangat nikmat yang terdorong dari dalam…, dan erangan panjang saya dan Rangga, “aahh”. Bersamaan semprotan mani Rangga dalam vaginaku dan semburan maniku yang menciptakan kenikmatan yang tak pernah kurasakan dan kubayangkan sebelumnya.

Rangga menarik keluar penisnya, lalu berbaring di sampingku. Kami berdua saling bertatapan, seperti ada penyesalan tentang apa yang telah terjadi, akan tetapi rupanya nafsu kami berdua lebih kuat lagi. Kuraih kembali dan kudekatkan wajahku ke wajah Rangga, kami lalu berciuman lagi dan saling melumat, kemudian kupegang erat penis Rangga, sehingga kembali menegang dan kembali lagi kami melakukan hubungan badan tersebut hingga beberapa kali.

Hingga hari ini saya dan Rangga, bila ada kesempatan masih mencuri waktu dan tempat untuk melakukan hubungan badan, karena mengejar kenikmatan yang tiada taranya, kadang di kamarku, di kamar Rangga, ataupun di dalam kamar mandi. cerita bokep

Diriku Malah Menikmati Diperkosa Oleh Teman Suamiku

$
0
0


film porno - Batang kemaluannya yang luar biasa besar itu dengan cepat keluar masuk melicinkan lubang kemaluanku tanpa mempedulikan betapa besar batang kemaluannya yang akan dimasukkan itu dibandingkan dengan daya tampung vaginaku.

Akhirnya seluruh batang kemaluan bule itu masuk, dari setiap gerakan menyebabkan keseluruhan bibir vaginaku mengembang dan mencengkeram batangnya dan klitorisku yang sudah keluar semuanya dan mengeras ikut tertekan masuk ke dalam, di mana klitorisku terjepit dan tergesek dengan batang kemaluannya yang besar dan berurat itu, walaupun terasa penuh sesak tetapi lubang vaginaku sudah semakin licin dan lancar, “..Ooohh..mengapa aku jadi keenakan.? ini tak mungkin terjadi..!” pikirku setengah sadar.

“Aku mulai menikmati diperkosa oleh teman suamiku, bule lagi? gilaa..!” sementara perkosaan itu terus berlangsung, desiran darahku terasa mengalir semakin cepat secepat masuknya batang kemaluannya yang luar biasa besar itu,

pikiran warasku perlahan-lahan menghilang kalah oleh permainan kenikmatan yang sedang diberikan oleh keperkasaan batang kemaluannya yang sedang ‘menghajar’ liang kenikmatanku, perasaanku seakan-akan terasa melayang-layang di awan-awan dan dari bagian vaginaku yang dijejali batang kemaluannya yang super besar itu terasa mengalir suatu perasaan mengelitik yang menjalar ke seluruh bagian tubuh,

membuat perasaan nikmat yang terasa sangat fantastis yang belum pernah aku rasakan sedemikian dahsyat, membuat mataku terbeliak dan terputar-putar akibat pengaruh batang kemaluan John yang begitu besar dan begitu dahsyat mengaduk-aduk seluruh bagian yang sensitif di dalam vaginaku tanpa ada yang tersisa satu milipun.

Keseluruhan syaraf syaraf yang bisa menimbulkan kenikmatan dari dinding dalam vaginaku tak lolos dari sentuhan, tekanan, gesekan dan sodokan kepala dan batang kemaluan John yang benar-benar besar itu, rasanya paling tidak tiga kali besarnya dari batang kemaluan suamiku tapi seratus kali lebih nikmaat..!

dan cara gerakan pantat bule perkasa ini bergerak memompakan batang kemaluannya keluar masuk ke dalam vaginaku, benar-benar fantastis sangat cepat, membuatku tak sempat mengambil nafas ataupun menyadari apa yang terjadi, hanya rasa nikmat yang menyelubungi seluruh perasaanku, pandanganku benar benar gelap membuat secara total aku tidak dapat mengendalikan diri lagi.

Akhirnya aku tidak dapat mengendalikan diriku lagi, rasa bersalah kalah oleh kenikmatan yang sedang melanda seluruh tubuhku dari perasaan yang begitu nikmat yang diberikan John padaku, dengan tidak kusadari lagi aku mulai mendesah menggumam bahkan mengerang kenikmatan, pikiranku benar benar melambung tinggi..

Tanpa malu aku mulai mengoceh merespons gelora kenikmatan yang menggulung diriku, “Ooohh.. John you’re cock is so biig.. so fuull.. so good..!! enaakk.. sekaalii..!! aaggh..! teruuss.. Fuuck mee Joohn..”

Aku benar-benar sekarang telah berubah menjadi seekor kuda binal, aku betinanya sedang ia kuda jantannya. Pemerkosaan sudah tidak ada lagi di benakku, pada saat ini yang yang kuinginkan adalah disetubuhi oleh John senikmat dan selama mungkin, suatu kenikmatan yang tak pernah kualami dengan suamiku selama ini.

“Ooohh.. yess mmhh.. puasin aku John sshh.. gaaghh..! pen.. niishh.. mu.. begitu besaar dan perkasaa..! ..aarrgghh..!” terasa cairan hangat terus keluar dari dalam vaginaku, membasahi rongga-rongga di dalam lubang kemaluanku. “Aaagghh.. oohh.. tak kusangka benar-benar nikmaat.. dientot kontol bule..” keluhku tak percaya, terasa badanku terus melayang-layang, suatu kenikmatan yang tak terlukiskan.

“Aaagghh.. Joohhn.. yess.. pushh.. and.. pull.. your big fat cock..!” gerakanku yang semakin liar itu agaknya membuat John merasa nikmat juga, disebabkan otot-otot kemaluanku berdenyut-denyut dengan kuat mengempot batang kemaluannya, mungkin pikirnya ini adalah kuda betina terhebat yang pernah dinikmatinya, hangat.. sempit dan sangat liar.

Tiba tiba ia mencabut seluruh batang kemaluannya dari lubang vaginaku dan anehnya aku merasakan suatu kehampaan yang luar biasa..! Dengan tegas ia menyuruhku merangkak keatas kasur dan memintaku merenggangkan kakiku lebar lebar serta menunggingkan pantatku tinggi tinggi,

oh benar benar kacau pikiranku, sekarang aku harus melayani seluruh permintaannya dan sejujurnya aku masih menginginkan ‘pemerkosaan’ yang fantastis ini, merasakan batang kemaluan John yang besar itu menggesek seluruh alur syaraf kenikmatan yang ada diseluruh sudut lubang vaginaku yang paling dalam yang belum pernah tersentuh oleh batang kemaluan suamiku.

Sementara otakku masih berpikir keras, tubuhku dengan cepat mematuhi keinginannya tanpa kusadari aku sudah dalam posisi yang sangat merangsang menungging sambil kuangkat pantatku tinggi tinggi kakiku kubuka lebar dan yang paling menggiurkan orang bule ini adalah liang vaginaku yang menantang merekah basah pasrah diantara bongkahan pantatku lalu, kubuat gerakan erotik sedemikian rupa untuk mengundang batang kemaluannya menghidupkan kembali gairah rangsangan yang barusan kurasakan.

Rupanya John baru menyadari betapa sexynya posisi tubuh istri temannya ini yang memiliki buahdada yang ranum pinggangnya yang ramping serta bongkahan pantatnya yang bulat, dan barusan merasakan betapa nikmatnya lubang vaginanya yang hangat dan sempit mencengkeram erat batang penisnya itu,

“..Ooohh Hesty tak kusangka tubuhmu begitu menggairahkan vaginamu begitu ketat begitu nikmaat..!” aah aku begitu tersanjung belum pernah kurasakan gelora birahiku begitu meletup meletup, suamiku sendiri jarang menyanjungku, entah kenapa aku ingin lebih bergairah lagi lalu kuangkat kepalaku kulemparkan rambut panjangku kebelakang dengan gerakan yang sangat erotik.

Dengan perlahan ia tujukan ‘monster cock’ nya itu keliang vaginaku, aku begitu penasaran ingin melihat dengan mata kepalaku sendiri bagaimana caranya ia memasukkan ‘benda’ itu kevaginaku lalu kutengok kecermin yang ada disampingku dan apa yang kulihat benar benar luar biasaa..!

jantungku berdegup kencang napasku mulai tidak beraturan dan yang pasti gelora birahiku meluap deras sekaalii..! betapa tidak tubuh john yang besar kekar bulunya yang menghias didadanya sungguh pemandangan yang luar biasa sexy buatku.! belum lagi melihat batang kemaluannya yang belum pernah kulihat dengan mata kepalaku sendiri begitu besaar, kekaar dan panjaang..

Dan sekarang akan kembali dimasukkan kedalam liang vaginaku..! Secara perlahan kulihat benda besar dan hangat itu menembus liang kenikmatanku, bibir vaginaku memekar mencengkeram batang penisnya ketat sekali..! rongga vaginaku tersumpal penuh oleh ‘big fat cock’ John.

“..Ssshh.. Aaargghh..!” Aku mendesah bagai orang kepedesan ketika batang kemaluannya mulai digeserkan keluar masuk liang kenikmatanku..! nikmatnya bukan kepalang..! belum pernah kurasakan sebegini nikmaat..! besaar.. padaat.. keraas.. panjaang..! oogghh.. entah masih banyak lagi kedahsyatan batang kemaluan John ini. Dan ketika John mulai memasukkan dan mengeluarkan secara berirama maka hilanglah seluruh kesadaranku, pikiranku terasa melayang layang diawang awang, tubuhku terasa ringan hanyut didalam arus laut kenikmatan yang maha luas.

Setengah jam john memompa batang kemaluannya yang besar dengan gerakan berirama, setengah jam aku mendesah merintih dan mengerang diombang ambingkan perasaan kenikmatan yang luar biasa, tiba tiba dengan gaya “doggy style’ ini aku ingin merasakan lebih liar, aku ingin John lebih beringas lagi

“Yess.. John.. harder.. John.. faster.. aargh.. fuck me.. WILDER..!”

Giliran John yang terhipnotis oleh teriakanku, kurasakan tangannya mencengkeram erat pinggangku dengusan napasnya makin cepat bagai banteng terluka gerakan-gerakan tekanannya makin cepat saja, gerakan-gerakan yang liar dari batang penisnya yang besar itu menimbulkan perasaan ngilu dibarengi dengan perasaan nikmat yang luar biasa pada bagian dalam vaginaku, membuatku kehilangan kontrol dan menimbulkan perasaan gila dalam diriku,

pantatku kugerak-gerakkan ke kiri dan ke kanan dengan liar mengimbangi gerakan sodokan John yang makin menggila cepatnya, tiba tiba pemandanganku menjadi gelap seluruh badanku bergetar..! Ada sesuatu yang ingin meletup begitu dahsyat didalam diriku.

“Ooohh.. fuck me hard..! aaduuh.. aaghh! Joohn..! I can’t hold any longerr..! terlalu eenaakk..! tuntaassin Johnn..! Aaarrghh..! I’m cummiing.. Joohn..” lenguhan panjang keluar dari mulutku dibarengi dengan glinjangan yang liar dari tubuhku ketika gelombang orgasme begitu panjaang dan dahsyaat menggulung sekujur tubuhku.

Badanku mengejang dan bergetar dengan hebat kedua kakiku kurapatkan erat sekali menjepit batang penis John seolah olah aku ingin memeras kenikmatan tetes demi tetes yang dihasilkan oleh batang kejantanannya,

kepalaku tertengadah ke atas dengan mulut terbuka dan kedua tanganku mencengkeram kasur dengan kuat sedangkan kedua otot-otot pahaku mengejang dengan hebat dan kedua mataku terbeliak dengan bagian putihnya yang kelihatan sementara otot-otot dalam kemaluanku terus berdenyut-denyut dan hal ini juga menimbulkan perasaan nikmat yang luar biasa pada John karena batang kemaluannya terasa dikempot kempot oleh lobang vaginaku yang mengakibatkan sebentar lagi dia juga akan mengalami orgasme.

“..Aaarghh.. Hesty your cunt is soo tiight..! I’ve never crossed in my mind that your cunt so delicious..! aargh ..!” John mendengus dengus bagai kuda liar tubuhku dipeluk erat dari belakang, bibirnya menciumi tengkukku belakang telingaku dan tangannya meraih payudaraku, puting susuku yang sudah mengeras dan gatal lalu dipuntir puntirnya.. oohh sungguh luar biasaa..!

kepalaku terasa kembali berputar putar, tiba tiba John mengerang keras.. tiba tiba kurasakan semburan hebat dilorong vaginaku cairan hangat dan kental yang menyembur keluar dari batang kejantanannya, rasanya lebih hangat dan lebih kental dan banyak dari punya suamiku, air mani John serasa dipompakan, tak henti-hentinya ke dalam lobang vaginaku, rasanya langsung ke dalam rahimku banyak sekali.

Aku dapat merasakan semburan-semburan cairan kental hangat yang kuat, tak putus-putusnya dari penisnya memompakan benihnya ke dalam kandunganku terus menerus hampir selama 1 menit, mengosongkan air maninya yang tersimpan cukup lama, karena selama ini dia tidak pernah bersetubuh dengan istrinya yang berada jauh di negaranya.

John terus menekan batang kemaluannya sehingga clitorisku ikut tertekan dan hal ini makin memberikan perasaan nikmat yang hebat, “..Aaarrgghh..!” tak kusangka, tubuhku bergetar lagi merasakan rangsangan dahsyat kembali menggulung sekujur tubuhku sampai akhirnya aku mengalami orgasme yang kedua dengan eranganku yang cukup panjaang, Tubuhku bagai layang layang putus ambruk dikasur.Aku tertelungkup terengah engah, sisa sisa kenikmatan masih berdenyut denyut di vaginaku merembet keseluruh tubuhku. John membaringkan dirinya disampingku sambil mengelus punggungku dengan mesra. Seluruh tubuhku terasa tidak ada tenaga yang tersisa, ringan seenteng kapas pikiranku melayang jauh entah menyesali kejadian ini atau malah mensyukuri pengalaman yang luar biasa ini. Akhirnya aku tertidur dengan nyenyaknya karena letih.

Keesokan harinya aku terbangun dengan tubuh yang masih terasa lemas dan terasa tulang-tulangku seakan-akan lepas dari sendi-sendinya.

Aku agak terkejut melihat sesosok tubuh tidur lelap disampingku, pikiranku menerawang mengingat kejadian tadi malam sambil menatap ke arah sosok tubuh tersebut, kupandangi tubuhnya yang telanjang kekar besar terlihat bulu bulu halus kecoklat-coklatan menghias dadanya yang bidang lalu bulu bulu tersebut turun kebawah semakin lebat dan memutari sebuah benda yang tadi malam ‘menghajar’ vaginaku,

benda itu masih tertidur tetapi ukurannya bukan main.., jauh lebih besar daripada penis suamiku yang sudah tegang maksimum. Tiba tiba darahku berdesir, vaginaku terasa berdenyut, “..Oh.. apa yang terjadi pada diriku..?”

film porno

Cerita Seks Bersama Istriku

$
0
0

 


cerita dewasa Lansung aja..ane inisial F (30) punya istri sebut saja Nana (28), dari 5 tahun usia pernikahan ane udah dikaruniai 2 anak.dan karena hal pekerjaan ane LDR kerja di kota yg berbeda dengan istri ane..skip

Sudah 3 tahun ane kerja di luar kota yg jauh dari kota istri ane kesempatan ane untuk melepas rindu ke istri gw terbatas dalam 2 bulan kesempatan ane hanya 1 x saja..itupun sudah hebat..

Untuk mengobati kerinduan media apapun kami tempuh untuk memuaskan hasrat ini..termasuk sex chat, web cam dan kirim2 foto telanjang..ane dan nana termasuk kategori gila seks bahkan seblum menikah masing2 dari kita punya pengalaman seks masing..sblumnya pengalaman ane pernah ML ma 1 mantan ane dan nana justru labih hebat sebelum ma ane

2 laki2 pernah menidurinya..karna latar belakang kita yg sedikit ga normal atau liar..dalam melepas kerinduan meski chatting tdk jarang saya nyeletuk bahas ttg pengalaman dia ML ma mantan2 nya, lumayan buat bikin nafsu ini jadi liar demikian juga ane crita pengalaman ane, lama kelamaan fantasi ane jadi makin liar..ane batin gmana klo nana melepas hasrat kerinduan seksnya ma laki2 lain?..haha mungkin /tdk mungkin pikirku..

Mulai ane bahas ane pancing segala kemungkinan klo istri ane bs ditidurin laki2 lain..ane tau di lingkungan kerja istri ane mayoritas adalah cewe dan anak2 karena istri ane kerja di lembga pendidikan anak2..spertinya ga mungkin, kalau relasi dari luar jg ga mungkin karena istri ane jg jarang keluar pulang kerja full ngurus anak2..hingga suatu ketika saat kami chat

Ane : yang..kayanya bulan ini aku ga bs pulang sibuk bgt..sayang baik2 aja ya dsana (ane mmg sibuk)

Nana : yahh dtunda lagi (kecwa bgt)

Ane : iya awal blan bsk ya aku baru dapat cuti kita puasin2 anak2 kita titipin ortu dlu..

Nana : tp pengennya skrg..

Ane : ditunda dl ya..ato sayang masturbasi dl aja

Nana : bosen..aku pgen penis sungguhan, udh 2 bulan ga ada yg nyodok

Ane : lantas klo aku ga ada gmn?..emang sayang ♏ªu cari penis lain buat nyodok vaginamu? (Ane mulai goda istri ane)

Nana : klo ada gmana (istri ane nantangin)

Ane : siapa pak zain (ane nyebut nama satpam kantornya usia 50 an)..kan dia udah tua renta masa ♏ªu?..lagian klo sayang ♏ªu dia apa kuat sayang aja hyper bgta (ane pancing lagi)

Nana : ada..

Ane : siapa?..marbun (nama OB nya orang ambon usia 25an, dari crita istri ane marbun anaknya baik meski kaya preman tatoan,suka minum2 (coz pernah kepergok minum2an keras di lingk kerrja)..dia kan item tp manis jg sih

Nana : klo iya gmn?

Ane : serius??..(Ane yg tiduran ngantuk jadi bangkit dan langsung melek)..ahaha ga mungkin dia kan musuh bebuyutan dkantor, (sambil ane mikir istri ane jg mulai ga waras namun bkin ane penasaran besar)..skip.

Beberapa hari berjalan ane ga sabar ketika chat lagi..(Ane mulai gali penasaran ane secara logika istri ane ga mungkin ampe ♏ªu disetubuhi marbun, bayangin aja ga mungkin coz istri ane ga sembarang pilih2 cowo untuk tidur bareng sama sprti waktu pacaran dulu)..

Ane : gmn ma marbun? Jadi

Nana : liat aja ntar ni aku lg sms an ma dia.

Ane : wew..masa..ngobrolin apa?..o iya dia jg punya istri ya di flores

Nana : huum..gayung bersambut, nih aku kirimin capture sms ku

Setelah aku buka ternyata prediksiku jauh mleset, ga aku sangka nana agresif banget smsan ke marbun..istri gw binalll

Hasil capture sms :

Nana : …marbun klo malam gini sekolah sepi jangan aneh2 ya..

Marbun : haha ya aneh2 mbak saya laki2 kesepian

Nana : situ kan beristri ga rindu?

Marbun : ya rindu lah..apa mbak juga ga kespian suami mbak di luar kota lama lagi

Nana : menurutmu?..♏ªu tau aja..emang knp?

Marbun :boleh saya temanin mbak barangkali ♏ªu..

Nana : temanin apa dlu nih..

Marbun : masak ga tau..mbak ga kespian malam2 gini tidur sendiri dingin lho..

Nana :trus..knp? Emang kamu ♏ªu nemenin..(Gila istri gw ofensive bgt)

Marbun : klo mbak ♏ªu malam ini saya brngkat ke kontrakan mbak deh dingin2 aku belain..

Nana : buat apa lagian lho ujan bsk kamu harus nyiapin acara dikantor

Marbun : udah selese smua..aku kesna ya..ujan2 gpp ntar kita bs hangatkan badan..

Nana : cie maunya..lagian gila klo kamu kesini bs digrbek orang kampung lah..

Marbun :yah..nanggung mbak..tp mbak ♏ªu kan ma saya?( Ni anak mulai jago jg ssi istri ane)

Nana : ???

sms ga berlanjut karena pulsa abis marbun habis.

Dari capture sms yg dikirim istri ane jlas istri ane beri lampu hijau..sekali lagi ane ga percaya perasaan ane antara khawatir,penasaran, emosi marah takut dan semakin nafsu jadi 1..

Akhir nya jadi juga awal bulan ane balik dan ketemu istri ane..sayang momentum ttp ga bs bercengkrama ma istri karena istri ane lagi dtg bulan..dalam momen tertentu ane curi2 cek isi sms/chat Hp istri ane, terlebih mengenai pembicaraan dengan marbun..dan ane jg bahas jg ke istri ane tp istri ane lagi males bahas, dan akhir dari pertmuan kita akhiri dngan ML singkat karena istri ane minta walau sedang datang bulan..skip

2 minggu berselang kembali ke rutinitas..ane makin penasaran dengan update antara istri ane ma OB nya..malam menjelang tidur adalah momen yg pas untuk bahas masalah ini..setelah 1 minggu datar2 aja

Ane : (skip awal).. hari ini jadi pulang malam,

Nana : iya jadi jam 10 tadi baru masuk rumah

Ane : waduh ngapain aja..katanya lamburannya udah slese kemarin..hanyo pasti pacaran ma marbun

Nana : hari ni baru slese tugasnya..klo iya knp aku pacaran ma marbun?..cemburu?

Ane : hm pacaran ya?..ngapain aja ato jangan2

Nana : jgn mikir aneh2 dlu, memang sih kita berduaan lama tp cm ngobrol..tau tuh si marbun nge gombal.

Ane : dia nyentuh kamu ga?

Nana : huum cm tangan sih..

Ane : brani banget dia nyentuh2 kamu..

Nana : bukanya mas ♏ªu klo dia nyentuh aku..bahkan lebih

Ane: klo kamu ♏ªu lebih yauda silahkan

(Istriku memang serius 100% klo dia menginginkan pria lain untuk menidurinya, ternyata ane membangkitkan singa yg lagi tidur..ane pasrah aja, akhirnya ane buat kontrak ma istri ane selama LDR masing2 dari kita bebas berekplore dalam lingkup seks dengan PIL/WIL masing2 asal masih setia, namun dengan profesional)

Skip..beberapa hari kemudian istri ane bercerita ttg kedekatan dengan si marbun dari pegang2an tangan/si marbun nyuri2 meluk tubuh istri ane ..(Skali lagi perasaan ini camapur aduk kembali bahkan kali ini sangat hebat)

Kmbali via chat :

Skip chat ..

Nana : yang maaf..

Ane : knp minta maaf?

Nana : gpp..hmm

Ane : apa?

Nana : marbun

Ane : knp marbun?

Nana : dia mancing aku

Ane : mancing bgmn?

Nana : kita hampir aja ML

Ane : hah (kaget n penasaran)..kok bs? Dimana?

Nana : dikantor di ruangan dapur, semula aku marahin dia karna kerjaan ga beres, di pegang tanganku aku dium

Ane : hmm..ciuman sampe hampir ML maksutnya?

Nana : dia menciumiku lama, dari bibir ke leher dan telinga..sayang tau sendiri kan klo aku ga nahan klo dicium sperti itu

Ane. : lantas?kmu respon

Nana : iya..hbs ga nahan

Ane : trus ngapain apa lagi?

Nana : dia masukin tangan nya ke bajuku, dia mainin dadaku

Ane :hmm gitu aja? (Pancing ane supaya istri ane cerita lebih)masih aman donk?..

Nana : hmm tau ga sih artinya maini dadaku ya semua mas, dia angkat bra ku dia kulum ke dua putingku sambil diremas..enak

Ane : trus..(Argghh)

Nana : dia lepas rok ku ma CD ku

Ane :CD ?celana dalam?

Nana : iya..dimasukkin jarinya dan aku dioralnya

Ane : kamu telanjang.?

Nana : iya

Ane : polos?

Nana : iya

Ane : lantas si marbun?

Nana : aku ditidurin di sofa tempat biasa mas nunggu itu lho..maaf mas aku udah ga karuan, aku liat si marbun juga lepas celana..ga tau ♏ªu dimasukkin penisnya ke vaginaku..aku ngerasanya sih dah masuk tp ga penuh..dan dia tiba2 minta diemut penis nya..

Ane : WOW..lantas kamu Blow job dia?

Nana : aku cm pegang aja, dia udah pegang kapalaku bau penis nya minta ampun mas dan lagian dia belum sunat..

Ane : hmm..(Ane teringat nana pernah ngentot ma mantan pacar yg juga penis nya blum dsunat yg menurut crta istri ane, pria dgn penis yg belum sunat punya daya tahan lama, istri ane ampe ketagihan setengah mati)..si julian kan dlu penis nya jg belum sunat gara2 itu kan bkin km ktagihan?

Nana : ooo gitu..jadi klo ntar aku jadi ketagihan ma penis si marbun ntar penis sayang ga laku dunk..

Ane : ya coba aja (tantang ane)..skip

Akhirnya ane kmbli pulang ke istri ane, ML hebat pun menyambut perjumpaan ane..smpe pda akhirnya ane penasaran ma isi HP istri ane, dan ketika nana lengah ane cek isi HP istri ane terutama kaitannya dengan si marbun..s.d ane menemukan hal yg mengejutkan ane..diantaranya isi SMS dan file foto istri ane..dimana ane buka foto banyak sekali foto istri ane ber2an dengan simarbun..ada yg dengan pose merka selfie dimana marbun berada diblakang istri ane dengan tangan memeluk istri ane dan tanga kiri seperti meremas dada istri ane, 1 pose lagi simarbun seperti mnecium leher istri ane dengan sedikit kerah kemeja istri ane yg sedikit melorot sampai terlihat tali bra warna hitam istri ane tmpak kontras sekali 2 wajah merka dimana wajah marbun yg hitam legam menempel dengan wajah istriku yg putih bersih dengan make up nya (ane pikir..gila nana tampaknya sudah sejauh ini ma marbun, dan seprtinya merka sudah sperti sngat dekat..jangan2 si marbun udah nidurin istri ane)..ane penasaran dengan isi sms nya ane buka history sms yg belum sempat dihapus istri ane..2 hari berslang setelah pengakuan istri ane yg hampir di gangbang marbun..ane baca isi sms antara istri ane dan marbun..(Ane ingat -+ itu hari minggu)sms pukul 07.00

Nana : udah bangun?

Marbun : iya ada apa?

Nana : pintu gerbang kantor buka kuncinya aku ♏ªu ke kantor pagi ini..

Marbun : dandan yg cantik ya..(Whattt batin ane ngapain tu orang ngomong kaya gini)

Nana : apaan sih..ini aku otw ngantar anak aku ke rumah mamaku..

Marbun :iya aku menunggu mu sayang

Nana :hush sayang2 jg keGR an

Marbun :aku siap kok nglnjutin yg kemarin, aku persiapin yg terbaik untuk mbak nana ku tercinta..

Marbun : mbak nana mampir apotik dulu ato indomart 24 jam dpan pom bensin, ya itu pun klo mbak nana ♏ªu aku pake kondom..( WHATTT??merka ♏ªu ngapain)

Marbun : mbak

Ternyata istri ane ga balas sms terakhir dari marbun barangkali dalam perjalanan(sms terakhir dari marbun menunjukkan pukul 07.39 pagi

Hingga pukul 16.15 istri ane kmbali sms dengan marbun.

Marbun : udah ampe rumah mbak

Nana : udah barusan ni lagi bersih2, knp emangnya?

Marbun :aduh mbak nana ga ingat td kan lemes banget aku kirain ga bs pulang

Nana : ih ngarep

Marbun :iya donk kan pengen lama klo bs ampe besok seharian ma mbak nana

Nana : udah ah

Marbun :bsok lagi yah

Nana : enak aja

Marbun : tp mbak suka kan

Nana : udah ah aku mandi dlu lengket ni badan ma kringatmu

Marbun : jgn lupa ma pejuh ku jg ya

Nana : apa? Km kluarin dmn aja td selain yg pertma?

Marbun : hm waktu mbak aku sodok dari blakng sempet aku kluarin di luar ampe muncrat ke punggung

Nana : kok ga bilang pantes bajuku amis bgt..

Marbun : hehe namanya aja udah ga nahan..mbak semprotanku yg 1 gman?enak?

Nana : hmm..banyak banget yakin ya pil yg kamu kasih manjur?

Marbun : tenang aja aku jamin dijamin manjur mbak nana ga bakal hamil

Nana : jamin apa?ga sudi aku klo hamil ma kamu

Marbun : haha moga aja biar kesampaian cita2 saya nge hamilin cewe cantik, sexy kaya mbak nana

Lagian mbak nana nikmatin banget pompaanku tadi

Nana : hmm..lumayan lah..

Marbun : hmm klo pake kondom gimana ya jadinya

Nana : ga pake aja kita slese sampe jam 2 siang gimana klo pake aku bakal ga pulang gara2 lemes

Marbun : ga pernah selama ini ngentot ma perempuan, cantik lagi

Di antara permpuan yg pernah ngarasain penisku mbak nana 1 1 nya yg paling cantik, sexy dan putih

Nana : kebalikan nya aku kamu tu yg paling hitem ma bladus

Marbun :gmn tusukanku tdi?

Nana : hmm notok punya suamiku ga pernah sepas ini mentok nya..ya seperti yg aku bilang penis mu no 1 (apa2an ini..ngomongin aku..sial pake banding2in lagi)..SKIPP

Okeh skrng istri ane maen sembunyi2in..ane tau nafsunya udah ga kebendung maen sasak aja si marbun..hmm berhub ane libur ampe bebrapa hari kdpan gmn klo ane pertegas ke nana..

Akhirnya istri ane datang dari dari swalayan trdekat n makanan pesenan ane..ane liat dari istri ane cantik bget, kulit putih bersih, tinggi 160 rambut lurus, dengan ukuran dada 36A yg mengetarkan jiwa ane klo liat tiap dada nya bergoyang..ok skip

Ane tanya dan konfirmasi ttg isi SMS istri ane ma marbun..dan istri ane ngakui hal tsb..sempat pertengkaran kecil dan ane akhirnya mengalah karna toh ane harus sportif karna ini sebenarnya “keinginan kami”

Nana : trus klo udah begitu knp?sayang marah?..

Ane :nga..justru malam ini aku berencana mengundang si marbun kesini

Nana :ngapain ♏ªu sayang ajakkin 3 some?

Ane : hmm..iya knp?

Nana : yakin?

Ane : iya aku yakin

Nana : yauda silahkan awas klo ntar cemburu jg salahin aku..

Ane : ok siapa takut..

Rencana kami berjalan dan akhir nya rencana dipilih malam harinnya karena sebenarnya malam ini adalah rencana yg sebenarnya ane ma istri ane indehoi namun karena duluan ane mergokkin istri ane akhirnya kita fix gunakan malam ini untuk 3 some..

Ane suruh nana undang marbun yg supaya tdk sungkan seolah2 hanya istri ane yg ada dirumah..skip

Stelah menunggu waktu yg ditentukan tlah tiba, istri ane mempersiapkan malam itu dengan luar biasa..yaitu dengan berpenampilan luar biasa..dia kenakan lingerie seksi warna pink yg jarng dia pakai dengan atasan transparan dan bawahan stelan cd berenda..(Ane pikir ane udah gila istri secantik ini ane share ma orang ga jelas asal-usulnya sambil ane bayangkan expresi istri ane ketika si marbun memompa penisnya ke meqi istri ane..Shit..)Skip

Waktu yg ditentukan tiba.ane denger suara motor berhenti ddpan rumah ane, ane liat marbun mendorong motor ke garasi samping rumah ane,dan masuk lewat pintu samping..

Ane : ok..sayang sambut tu pangeranmu (ane sengaja ke ruang dapur yg lampunya sehingga ane matiin dimana istri ane yg membuka pintu samping)ane atur skenario seolah istri ane sendiri di rumah ane mantau dari dapur yg gelap namun bs memantau ruang tengah rumah kami secara leluasa skip..dan

Nana : ayo masuk kantor gmn udah kamu pastikan aman?

Marbun : aman mbak..aduh cantikknya mbak nana..(Sambil tiba2 meluk istri ane dengan tangan sedikit meremas pantat istri ane dan mencium bibir istri ane)

Nana : apaan sih sabar donk (sambil berusaha menghindar ciumanya si marbun)

Marbun : ih mbak ayo mbak pemanasan dlu kaya di tipi2..

Nana : sialan bau mulut kamu..kamu habis minum apaan?

Marbun :biasa mbak jamu..arak timor (sambil terus bibirnya nyosor ke bibir istri ane, sesekali ke leher istri ane n yg bkin ane geleng2 istri ane ngeladenin ciuman si marbun, dan akhirnya fantasi liar ane keturutan n didapan mata telanjang ane dimana istri ane bercumbu dgn laki2 laen)

Kmudian HP istri ane berbunyi, ane chat istri ane supya ikut alur si marbun dan ane bilang lakuin sesuai hasratmu anggap aku ga ada..stelah membaca chat ane sambil melirik ke arah dapur istri ane yg semula sedikit melawan agresifitas si marbun akhirnya melumer dan seolah2 lost ga ada beban istri ane mengimbangin serangan si marbun ciuman panas simarbun di balasnya dalam masih ke2nya berdiri marbun memulai gerkan tangannya dimulai sambil mermas dada istri ane dengan memasukkan tanggannya ke lingerie istri ane dan tangan satunya meraba2 memek istri ane..ahhh…ohhh bunyi desahan istri ane..nana mengimbangi permainan nakal tangan marbun dengan meraba dan mengesekkan tangan ke penis marbun, simarbun mulai melepas jaket, kaos dan clna jeans nya..

Nana : hm niat bener kamu ampe ga pake sempak..

Marbun : aku udah pernah bilang malam ini seperti di film bokep

Dan akhirnya si marbun telanjang bulat dan memang benar penisnya belum disunat dengan kondisi yg belum sepenuhnya tegang kepalnya masih terbungkus kulit ujung penisnya yg hitam..sambil memojokkan istri ane ketembok marbun mulai melepas pakaian tidur dan celana dalam istri ane..alhasil didepan ane sekrang ada 2 pasangan yg berciuman telanjang sedikit aneh karena perbedan warna kulit yg kontras anata warna kulit nana yg putih bersih sendang bersentuhan dengan marbun dengan seluruh badan yg hampir dikatakan hitam merata..dengan liarnya si marbun mulai menciumi dan menjilati seluruh badan dari istri ane mulai dari leher, kedua toket istri ane yg ranum dengan puting yg mengeras..hingga mangarah kebagian bawah, sampai pada akhirnya dimulai jilatan marbun ke meqi istri ane, sambil didudukkan di meja tv ane si marbun mulai mengoral nana, istri ane belingsatan keenakan dan seolah 2 melupakan klo suaminya melihat kondisi dia dengan pria lain..

Nana : urghh enak marbun..(Sambil ke dua tangannya memegang dan mendekap kepala simarbun sambil ke enakan)

Nana : masukkin jarimu marbun..

Seolah otomatis marbun memasukan 1 jari telunjuk ke memek istri ane sambil mengocok dan menjilatinya..Slurpss (suara lidah marbun dan jilatan2 marbun ke memek istri ane yg sudah sangat basah)

Nana : marbun kocok terus..arghh

Marbun : ♏ªu dikeluarin?

Nana : huum sekali dulu..

(Simarbun trus mengocok dan menambahkan jari2nya yg masuk ke meqi nana, 2 jari dan terakhir 3 jari dengan kocokannya selama -+ 5 menit, istri ane mengejang, mendesah..nampaknya orgasme pertama istri ane ditangan marbun..

Nana : tunggu dulu..sambil mengatur nafas nana mengambil HPnya dan chat ke ane..

Nana : ayo yang gimana jadi ikut gabung

Ane : udah lanjutin dlu di enakkin

Marbun : udahlah mbak udah nanggung ni HP ditaruh dlu ya (sambil merbut HP dari tgan istri ane dan sedikit membuangya ke arah sofa ane)

Dan marbun mulai menciumi istri ane lagi istri ane merspon. Dengan panas desahan keduanya berisik sekali..marbun mengarahkan tangan kanan istri ane ke kontolnya supaya istri ane mengocokknya..tampaknya istri ane meladeni dan sambil masih berciuman istri ane mulai menngocok penis marbun yg mmg ane akuin ukurannya lumayan bsar klo boleh ane akuin mungkin 2 x nya dari ukuran penis ane..itu pun kontol simarbun masih belum sepenuhnya tegang..

Marbun : mbak emut donk kontolku..

Nana : aku kocok aja..

Marbun : ayo lah..(Sambil mendaratkan ciuman dan jilatan dibibir nana)

Perintah marbun seolah2 meng hipnotis istri ane..istri ane kemudian menunduk dan mengarahkan kepalanya ke perut bagian bawah marbun..ane liat nana spertinya berpikir dan ternyata sluups bibir nana tiba2 membuka dan mengulum penis marbun, dengan tangan nana menahan kulit pngkal kontol marbun supaya kepanya terlihat dari kulit ujung penisnya..dan lahap sekali istri ane mengulum penis marbun..si marbun merem melek sambil mengelus2 rambut istri ane..

Slurps sluprss bunyi liur istri ane yg sengaja diludahkan ke penis marbun..dan dimasukanlah seluruh batang hitam hingga hidung istri ane yg mancung terbenam ke jembut marbun yg lebat ga terurus, yg konon pernah dibenci istri ane untuk pantang memblowjobnya karena baunya sangat pesing..

Marbun :.anjing enak sekali..enak mbakk..trus.. Sambil kocok mbak..

Nana nampak udah puas ngemut kontolnya si marbun..nana beranjak dan mundur kemudian mengambil posisi terlentang di atas meja makan kami Nana : udah masukkin kontolmu..udah ga tahan..

Marbun : siap sayang..sambil mengambil posisi berdiri dan mulai memegang kontolya yg masih basah oleh liur nana, dan megarahkan ke memek istri ane..sambil sebelumnya mengesek2an ujung kepala otongnya ke bibir vagina istri ane..

Nana : mana kondommu

Marbun :aku ga beli.. Ga bawa duit

(Setan..ane lupa pantes seperntinya ada yg terlewat, jancuk si marbun ga bawa kondom..bajingan tu kontol bakalan mencemarin vagina istri ane lagi)

Marbun : udah ga pa2 aku kan udah bilang aku sehat..n lagian ga bakal mbak dikau hamil..yuh

Sambil mendorong ujung kontolnya yg celakanya justru dibantu pengarahan dari tangan istri ane untuk dimasukkan ke dalam memeknya..dan marbun sedikit memainkan ujung penisnya ke liang vagina istri ane..sambil kemudian badannya yg hitam menindih istri ane dan kmbali lagi menikmati bibir nana..(Mungkin ini ciuman nafsu terhebat yg pernah marbun rasakan)

Marbun : sabar ratu ku..tubuh mu enak sekali (marbun terus bergumam dan akhirnya memek nana yg basah mendapat penetrasi dari penis marbun..

Nana :ahhh..hmm

Marbun : nikmatin mbak nana..

Nana : mainin dadaku..

(Marbun mulai mendorong pinggulnya maju mundur perlahan namun pasti kontolnya yg tanpa kondom memompa memek istri ane, aku tak tau nampak basah sekali lendir yg istri ane keluarkan)

Marbun : bangsat enak banget

(Sambil teriak seperti ornag kampungan marbun mempercepat doronganya suara berisik sekali dari bunyi dencitan meja hingga kedua teriakan marbun da istri ane)

Nana : mainin dadaku marbun..kulum putingnya

Marbun : uhmmm..slurpps (bunyi sedotan kuluman mulut marbun di puting istri ane, istri ane berteriak seperti kesetanan..tdk pernah dia segila itu ketika ngentot dgn ane)

Plokkk plok..kiranya bunyi kulit bertepuk antara pangkal paha nana dengan perut bagian bawah marbun..sesekali marbun mangambil posisi mendongak ke atas menikmati genjotanya dan memainkan toket istri ane yg naik turun dan basah karena liur simarbun..hampir 30 menit ganjotannya berlangsung..

Nana : arrggghhh truss marbun..iirrgghh enakk ak a aku ♏ªu keluar (tangan istri ane memgang erat salah satu tangan marbun dan tangan satunya mengese-gesekan klirotis vaginannya dengan jari)

Marbun : kluarin aja dl mbak..mbak siap berapa ronde?

Nana : ohh fuck..kurang ajar..kau..

Marbun :ayo kluarin..

Nana : marbun..ah ah ahhh..enakk

(Dan istri ane orgasme kembali, marbun memperlambat doronganya dan memahami istri ane setelah orgasme dan kembali menindih untuk menciumi istri ane, dengan kurang ajarnya marbun sengaja mengeluarkan air liur nya ke mulut istri ane yg terbuka dan istri ane apa bego2 nya nrima air liurnya dan merspon ciuman panas si marbun dengan lidahnya..oohh)

Marbun : mbak ganti posi2 ya

Nana : ehmm..(masih dlam kondisi teler)

Simarbun mengankat tubuh istri ane sehingga istri ane berdiri dan merubah arah istri ane hingga posisinya membelakangi, istri ane paham betul keinginan si marbun dan membuka sedikit pahanya dan begitu siap si marbun menyrang memek istri ane lagi dengan posisi dogy..plek plek plek..bunyi kulit yg betepuk..simarbun memainkan remasan2 maut nya ke ke 2 toket nana dan menjilat2 punggung nana..tampak menikmati sekali marbun memacu memek istri ane dari belakang..

Nana : lebih cepet lagi marbun..arrgghh

Dan orgasme ketiga istri ane kembali ditutup dengan triakan..mereka kembali berciuman dengan posisi nana membelakangi marbun, masih dalam posisi penis menancap dan kedua tangan yang meremas dada istri ane marbun sepertinya belum menunjukkan tanda2 orgasme..

Nana : gila kamu ini orang apa orang masih keras aja kontolmu..

Marbun : ngentot dengan mbak nana jarang2 seumur hidup jadi aku ga akan menyia2kan kesempatan ini..

Istri ane mngambil ancang2 dan melepaskan tusukan penis marbun dan memeberi signal ke marbun untuk duduk ke sofa segera setelah itu istri ane mengambil minum di kulkas yg tdk jauh dari tempat peraduannya dengan marbun..nampak marbun masih lapar, sambil duduk dia mengocok kontolnya yg panjang sambil memandang tubuh istri ane setiap jengkal nya, ntah apa yg dia pikirkan spertinya masih belum puas menbuat istri ane orgasme..

Marbun : mbak sini dong

Nana : bentar ambil nafas

Sepertinya momen istirahat nana dan marbun adalah moment yg tepat buat ane menampakkan diri, namun niat ane tertahan lagi sepertinya ane terpaku dengan tontonan bokep secara live dimana istri ane nana sebagai pemeran perempuannya..skip

Waktu menunjukkan pukul 11.00 malam tak disangka pergumulan nana dan marbun sudah 2 jam namun si marbun masih perkasa bagi istri ane..

Dan permainan dilanjutkan ketika istri ane dirasa kembali bergairah marbun kembali meminta istri ane untuk mengulum penisnya..tanpa menolak istri ane langsung meraih kontolnya dan mengulum kembali penis marbun.

Marbun : sedappp..sedot mbak…enak..sambil kocok mbak..

Istri ane tdk bersuara hanya bunyi kecapan mulut yg tersumpal kontol basah..

Marbun : udah mbak..ayo sini naik

Nana : damn you make me like a bitch (guman istri ane)

Kali ini istri ane mengambil posisi WOT dengan marbun yg masih terduduk disofa..tangan marbun meraih kepala istri ane dan mendekatkan kembali ke arah wajah marbun sehingga posisinya kembali berciuman panas..istri ane tanpa dikomando mengambil posisi duduk dan mengarahkan penis marbun dengan tangannya untuk masuk kembali ke liang vaginannya..dan istri ane kmbali mengerang ketika bibir vaginannya melahap penis marbun..kali ini pemandangan yg tak biasa dari istri ane karena ukuran penis marbun yg besar dan panjang, penis marbun tdk spenuhnya masuk namun sudah mentok dan tdk bs menggoyang posisi penis marbun bagi nana, sehingga nana hanya melakukan gerakan naik turun..namun dia sangat menikmatinya..

Nana : cium dadaku marbun..

Nana : cium..habiskan dadaku..ohhh

Nana melakukan gerakan naik turun seakan sudah terbiasa dan menikmati betul posisi dia diatas dimana marbun bisa menjilati bahkan marbun memberi beberapa cupang di toket istri ane..

Nana : apaan sih pake nyupang segala

Marbun : oleh2 dari ku sayangku cintaku..

Stelah hampi3 1/2 jam istri ane orgasme untuk yg ke 4 kalinya..

Nana : marbun..enak enak..

Gestur tubuh marbun kembali memngajak istri ane untuk kembali ke bawah tanpa ba bi bu..marbun menidurkan istri ane di sofa dan memasukkan kembali kontolnya ke memek istri ane, marbun mengankat ke 2 kaki istri ane ke ats pundaknya hingg dia leluasa melakukan gerakan maju mundur..istri ane mendesah hebat kembali

Nana : ampun marbun..arhh ahhh ahhhh

Marbun :nih embat nih (sambil mempercepat kocokkannya)

Lagi2 bunyi kocokan di memek nana yg basah dengan cairan senggamanya dan bunyi kulit yg bertepuk sempat menjadi dominan..

Marbun : bangsat enaknya..anjinggg.ahh oohhh

Marbun : aku keluarin didalam ya

(Apa ? Simarbun akan numpahin pejuhnya dalam posisi di atas?..bisa berabe nih istri ane klo hamil bisa runyam urusan..)

Nana : ahh ahhh ahhhh..

Marbun mempercepat genjotannya wajahnya memerah kringatnya yg keluar membuat kulit hitamnya nampak seperti minyak pelumas..

Nana : marbun marbun enak enak..kon kon tol mu enakk

Marbun : ahh..ohhh +hhh

Marbun : aku keluar

Nana : ayo barengan ayuuhhh ahhh

Marbun : aku keluarr keluaarrr ooohhhh anjinggggggg pukiii..

Nana : enakkkk

Akhirnya marbun orgasme dengan semprotan pejuh hangatnya yg membuat istri ane kejang ke enakann..merka kembali berciuman dengan nafas yg tersengal-sengal..kedua keringat sudah bercampur, entah kenapa marbun enggan mencopot kontolnya yg masih menancap di memek istri ane..

(Entah bagaimana perasaan ane saat itu, yg jelas ane menjadi sungkan dan bodohnya ane sungkan ketika ada pria lain menindih istri ane dalam keadaan bugil..setelah puas marbun beranjak dengan mengeletakkan istri ane yg lemas disofa, marbun mengelap penisnya dengan ujung kepala yg merah dengan tissue..dan sesegera mengambil celana dan berpakaian

Marbun : makasih ya mbak nana..nih pil nya segera diminum ya jangan kelamaan ntar hamil lagi..

Nana : jiahh..

Marbun : baik aku balik kantor ya..

Istri ane tdk menjawab masih lemas disofa

Marbun : dah sayang (sambil mencium kening istri ane..segera marbun keluar melalui pintu samping rumah ane dan menuntun sepeda motor hingga menjauhi depan rumah dan terdengar suara mesin dan berangsur2 melamah dan hilang..dari kejadian malam ini marbun dan istri ane sering ML/ngentot tanpa/sepengetahuan ane..sampai akhirnya ditutup ketika marbun balik ke ambon karena dijemput sanak saudaranya untuk menggarap kebun di kampung halamannya dan slese sudah perjalanan sex istri ane yg extreem dimana cinta kami tdk bisa dikalahkan dan saat ini masih langgeng..

Demikian cerita semi istri ane, mohon maaf klo critanya ga menarik/membosankan..namanya aja nubie masih bau kencur..trimakasih atas atensi suhu2 sekalian salam lendir.

ane memulai bahas2 lagi masalah fantasi ane (-+ isi chat) cerita dewasa

MENIKMATI HUBUNGAN SEX DI KAMAR MANDI

$
0
0


cerita sex Sambil berjalan-jalan, Muklis tak henti-hentinya menggandeng tangan Citra seerat mungkin, bahkan ia sengaja memeluk pinggang Citra, seolah Citra adalah benar-benar istrinya.

 

“Kamu mesra banget Klis nggandeng mbak…?” Celetuk Citra, “Nggak malu apa jalan ama wanita hamil kaya mbak gini…?”

“Hehehe… Ngapain malu mbak….. Punya Mbak yang cantik dan seksi kok malu… Justru aku malah pengen mamerin Mbak semokku ini ke orang-orang…” Jawab Muklis

“Hihihihi…. Iya deh klis…. Terserah kamu aja…”

 

Mendengar ‘ijin’ Citra, seolah membuat Muklis makin merasa jika Citra adalah istri tercintanya, sehingga ia pun semakin mendekap Citra erat-erat. Tak jarang, Muklis juga mengelus perut buncit Citra, seolah itu adalah anak kandungnya.

 

“Klis… Mbak nggak bakalan lari kok… Jadi nggak usah kamu rangkul Mbak kenceng-kenceng gini…”

“Hehehe… Ini tandanya Muklis sayang banget ama kamu mbak…”

“Sayang apa nafsu…? Wong ngerangkul kok tangannya disenggolin ke tetek mbak mulu…”

“Hehehe…. Berasa ya mbak….?”

“Iyalah… Dasar ipar mesum…. ” Celetuk Citra, “Udah ah.. Kamu tunggu sini aja ya…. Mbak mau pilih-pilih beha dulu…”

 

Tak beberapa lama, Citra pun akhirnya sibuk memilih beha yang ia inginkan. Beberapa kali ia mencoba memasang dan melepas beha diluar dressnya, sekedar mencari tau, ukuran cup apa yang paling nyaman untuk payudaranya yang ekstra besar.

 

“Kalo yang ini….Cocok nggak Klis…?” Tanya Citra

“Mana coba… Mmmm… Tetekmu mbaaak…. Makin empuk aja…Hehehehe…. ” Kata Muklis yang alih-alih mengomentari penampilan Citra, ia malah meremasi payudara Citra keras-keras.

“Iiiih… Muuklissss… Hihihii….” Jerit Citra yang sibuk menepisi tangan jahil Muklis dari payudaranya sambil tertawa geli, “Udah ahh… Makin lama kamu makin gila Klis…. Berani-beraninya kamu meremasi tetek mbak di tempat umum kaya gini…”

“Hehehe… Habisan aku selalu gemes Mbak liat tetek besarmu ini….” Jawab Muklis, “Kok sekarang jadi makin besar gitu ya mbak….? Jauh lebih besar daripada sebelum-sebelumnya….?”

“Hihihi… Khan aku lagi hamil Klis… Wanita… Kalo lagi hamil ya gini Klis… Teteknya membesar…. ” Jelas Citra, ” Khan isinya asi…. Buat persiapan besok kalo si dede bayi pengen netek…”

 

“Emang kalo asi khusus buat dede bayi ya mbak….?” Tanya Muklis

“Hiya lah…” Jawab Citra sambil mengelusi perutnya yang makin membulat, “Asi mah khusus buat dede bayi….”

“Kalo aku pengen asi gimana mbak…? Minta netek ama mbak boleh juga khan….?”

“Hush…pamali ah…. ” Jawab Citra, “Kalo kamu mau netek….Minta noh ama sapi…. Hihihihi….” Jawab Citra sambil meninggalkan Muklis guna kembali memilah-milah beha yang ia suka.

 

Merasa agak dicuekin, Muklis pun memilih duduk di kursi tunggu dan memainkan handphonenya. Sambil melihat-lihat photo Citra yang ia ambil dalam berbagai kesempatan, Muklis pun mulai tenggelam dalam lamunan joroknya.

 

“Itu istrinya ya Dek…?” Celetuk Yadi, penjaga counter berusia 32 tahunan, yang entah sejak kapan sudah berdiri di disamping Muklis.

“Eeeh…. Bukan… Itu Mbak ipar saya Mas… ” Jawab Muklis enteng tanpa melihat kearah Yadi, ia masih sibuk melihat-lihat photo Citra.

“Cantik banget ya…. ” Jawab Yadi spontan, “Beruntung banget ya Dek… Cowo yang jadi suaminya… Setiap hari bisa………” Kalimat penjaga counter itu sengaja tak diteruskan.

“Ngggg…. Beruntung setiap hari gimana Mas….?” Tanya Muklis sambil menghentikan lamunannya dan menatap kearah Yadi.

“Hehehe… Masa kamu nggak ngerti sih…. Ya beruntung bisa….. Kaya itu tuuuhh…. Hehehe….” Jawab Yadi sambil menunjuk kearah layar handphone Muklis yang sedang memperlihatkan gambar wanita hamil disetubuhi oleh seorang pria, “Hehehe… Kaya kamu nggak tau aja….”

 

“Hoalah… Ini toh…. Beruntung bisa ngentotin Mbak ipar saya…? Gitu Maksudnya…? Hahaha…” Kata Muklis vulgar sambil tertawa renyah. ” Yaiyalah… Mas juga kalo punya istri pasti bakalan bisa ngentotin istri mas tiap hari….”

“Hehehe…. Tapi istri saya nggak secantik Mbak iparmu Dek…” Kata penjaga counter itu, “Enak banget kali ya Dek… Bisa tiap hari begituan ama Mbak iparmu….”

“Hehehe Iyalah….” Jawab Muklis sambil menatap kearah Citra yang masih terlihat sibuk memilah-milah barang pilihannya.

“Pasti…. Beruntung banget tuh suaminya….Punya istri secantik Mbak iparmu Dek…” Puji Yadi.

“Ngggg…..Tapi… Suaminya juga nggak seberuntung itu kok Mas… ” Kata Muklis

“Hah….? Maksudnya…?

“Hehehehe……” Selain Masku… “Aku juga bisa kok ngentotin Mbak iparku setiap hari….”

 

Dengan tatapan heran, penjaga counter itu menatap kearah muklis dengan mulut yang menganga lebar.

“Serius…..? Kamu selingkuh dengan Mbak iparmu…?”

“Hehehehe…. Iya….Mas nggak percaya….? Mas mau bukti….?”

 

Tak mampu menjawab, Yadi hanya bisa diam sambil menganggukkan kepalanya,

“Hehehe… Kalo aku bisa kasih liat… Mas jangan sampe pengen ya….?” Goda Muklis ketika melihat Citra melangkah mendekat ke posisinya duduk.

 

“Eh klis… Beha yang kaya gini bagus nggak Kalo Mbak pake…?” Tanya Citra sambil menunjukkan beha pilihannya.

“Aaah.. Bagusan mah ga pake beha mbak…” Kata Muklis sambil berdiri dan mendekat kearah Citra.

“Iiihh.. Nakal kamu ya… genit….” Canda Citra sambil melirik ke arah Yadi, si penjaga counter, “Kalo yang ini Klis…?”

“Jelek mbak… Serius deh… Mbak nggak cocok kalo pake beha yang itu…”

“Iiiihh… Mukliiiisss… Kalo nggak ada yang cocok, trus Mbak cocoknya pake beha yang mana dong….?”

“Hehehe… Mbak Citraaa… Khan udah aku bilang daritadi… Bidadari kaya kamu mah harusnya nggak pake beha Mbaaak…. Cantiknya tuh telanjang…. “Goda Muklis, “Bener nggak mas….?” Tanya Muklis pada penjaga counter yang sedari tadi mengamati percakapan Muklis dan Citra.

“Eeeh…. Hiya Dek….”

“Tuuuuh… Khaaannn… Bener apa kataku Mbak…. Kamu memang lebih cakep kalo bugil…”

“Iiiihh… Apaan sih Klis….” Balas Citra genit, “Dasar otak mesuuuummm…. Awas ya… Ntar mbak gigit loh kontol kamu….” Bisik Citra sambil mencubit pinggang Muklis.

“Aaaawwww….Hehehe…. Kaya berani aja kamu mbaak..” Balas Muklis sambil berbisik ke telinga Citra.

“Iiiihh… Nantangin yaaa….”

 

“Iya dooong… Nih… Gigit aja kalo berani….” Kata Muklis yang tanpa malu karena masih ada Yadi disampingnya, tiba-tiba menurunkan resleting celananya dan mengeluarkan batang penis besarnya

“Heeeeehhhh…. Muklisss…” Bingung Citra panik.

“Ayoooo… Ini gigit… Katanya berani….” Goda Muklis sambil menepuk-tepukkan penisnya yang mulai ereksi kepaha kakak iparnya.

“Adek ipar gila… Ini khan ditempat umum Kliss….” Kata Citra yang buru-buru memeriksa kondisi sekitar.

“Hehehe… Ayolah Mbak… Kita ngentot ditempat umum yuuukkk… ”

 

“Apaan sih….” Jawab Citra malu-malu karena tatapan Yadi yang sedari tadi tak henti-hentinya tertuju padanya.

“Ayolah Mbaaak…. Habisan daritadi aku dikasih liat tetek besarmu mulu…. Aku jadi pengen banget ngentotin kamu nih…. ” Kata Muklis yang terus menepuk-tepukkan batang penisnya ke paha Citra.

“Hihihi… Iya iya… Nanti yaa… Sekarang kamu bantu mbak cari beha yang cocok buat mbak…”

“Nggak mau ah… Aku pengennya ngentotin memek sempitmu sekarang Mbak…. ” Kata Muklis sambil merogoh kearah celana dalam kakak iparnya.

“Masa sekarang sih Klis…?” Bingung Citra.

 

“Eh Mas… Kamar ganti ada dimana sih….?” Tanya Muklis sengaja bertanya kepada Yadi.

“Nggg… Di pojokan sana Dek….” Jawab Yadi.

“Hehehe… Makasih Mas….” Jawab Muklis sambil mengedipkan matanya kearah Yadi.

 

“Yuk Mbak… Ikut aku…” Ucap Muklis sambil menggandeng tangan Citra dan menuju ke ruang ganti pakaian.

 

Tanpa memasukkan penisnya yang sudah menjulang tinggi, adik ipar Citra itu buru-buru bergegas menuju keruangan ganti dan itu segera masuk kedalam ruangan paling pojok.

 

“Iihh… Muklis… Apa-apaan siiihhh….?”

“Ayolah Mbaaak… Aku pengen banget nih nyobain ngeseks di tepat umum…”

“Tapi aku khan malu Klisss..”

 

Mendadak, Muklis tersenyum. “Aahhh… Nggak mungkin… Mbak suka kok…”

“Yeee… Kata siapa….?”

“Kata Mas Seto…. Dia bilang mbak suka banget dientotin ditempat umum…”

“Hadeeeeh… Dasar tetangga comel….”

“Yaudah mbak… Ayo sekarang isep kontolku… Aku pengen ngentotin kamu niiiihhh…”

 

Sambil celingak-celinguk, Citra lalu mengintip keluar.

“Tapi nanti kalo disamping ada orang gimana Klis… Kalo dia denger gimana…?”

“Hehehe… Yaudah… Diajak aja sekalian mbak…” Jawab Muklis enteng sambil menekan pundak Citra turun, berusaha membuat Citra segera jongkok di depan selangkangannya.

“Iiihhh… Daaassssaaaar… Daritadi kok kamu maunya ngajakin orang buat ngentotin mbak sih…? Emang kamu suka ya kalo mbak dipake ama banyak orang…?”

“Hehehe… Yaaah… Namanya juga imajinasi mbak…”

 

“Emang kamu rela memek mbak dientotin banyak lelaki lain…?”

“Yaaa.. Kalo itu sih suka-sukanya Mbak aja… Kalo mbak mau… Kenapa harus ditolak… Hehehe…”

“Sumpah ya Klis…. Otak mesummu itu loh… Kok nggak pernah ada habisnyaaa…”

“Hehehe… Ayo mbak… Jongkok… Kontolku udah nggak tahan lagi nih… Udah senut senut…”

“Ye iyeee….”

 

Buru-buru Citra segera menarik penutup ruang ganti itu. Namun karena tarikannya terlalu keras, sisi kain diujung satunya jadi sedikit tertarik, dan membuat penutup kain itu terbuka sedikit.

“Aaaaaa… Haaaeeemmm… Sluurp sluuurp..” Suara mulut Citra mulai beraksi.

“Huuoohh enak banget mbaaaaak…” Lenguh Muklis keenakan.

 

“Sluurp… Cup cup…. Puas Klis….?” Tanya Citra, “Haaaeeemmm… Sluuurrppp….”

“Huooohhh.. Puas Mbaaaak….. Uhhh….” Ucap Muklis, “Ini teteknya jangan ditutupin gini ya mbak…. Dressnya diturunin aja…” Tambah Muklis sambil mempelorotkan dress kemben Citra. “Naaah… Kalo gini khan makin seru… Bisa diremes-remes…”

“Ssssttt…. Klisss….Remes teteknya pelan-pelan…. Tetek mbak ngilu nih…”

 

“Hehehe… Ngilu apa pengeeenn… Eh Mbak… Udah ah isep-isepnya… Ayo bangun… Aku udah nggak tahan pengen cepet-cepet ngontolin memekmu nih…”

 

Buru-buru, Citra segera berdiri dan membalikkan badannya menghadap cermin. Dengan hanya menyampirkan sisi celana dalamnya kesamping, Muklis pun menempatkan kepala penisnya pada vagina kakak iparnya. Dan dalam hitungan detik, lelaki ceking yang masih berpakaian lengkap itu segera mendorong kepala daging kebanggaannya itu kuat-kuat ke vagina Citra.

 

SLLEEEEEEEEP..

 

“Uuuuhhhh…. Muukk…..Kliiisss…. Pelan-pelan sayang…. Ssshh… Oohh….” Lenguh Citra keenakan ketika kepala penis adik iparnya menyeruak masuk kedalam sempitnya liang senggamanya.

“Huoohh… Mbaaak… Banjir banget gini memekmu… Kamu udah sange juga ya ternyata…?”

“Hihihi… Kalo hamil ya gini Klis… Memek Mbak jadi gampang banget banjir…. Hihihi….”

“Aaah…. Tipu….. Bilang aja kalo memek nakalmu udah kangen banget ama sodokan kontol adik iparmu ini Mbak…. Hehehe…”

 

Dengan kasar, Muklis segera menyodokkan sisa batang penisnya dalam-dalam ke liang vagina kakak iparnya. Tusuk, cabut, tusuk, cabut, tusuk, cabut. Dan setelah dirasa batang penisnya cukup basah, ia pun mulai membombardir vagina sempit Citra dengan kuat. Saking kuatnya sodokan penis Muklis membuat dinding kamar ganti itu ikut-ikutan berderit berisik.

 

KRIET… KRIET… KRIET…

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

 

“Sssttt…. Klisss… Uhh… Uhhh…Nyodok memeknya jangan kenceng-kenceng Kliiiissss…” Tegur Citra sambil menggapai pinggang adik iparnya, “Nanti ada orang yang dengeeer looohh….. Uhh… Uhhh…”

 

Benar saja, dari pantulan cermin yang ada dihadapannya, Citra bisa melihat jika diluar kamar gantinya, ada orang yang mengintip melalui tirai yang tak tertutup itu.

” Uhh… Uhh… Klisssss…. Pelan-pelan nyodoknya Klisss…. Diluar… Uhh… Uhh….. Ada orang….” Kata Citra berusaha mengingatkan adik iparnya.

“Nggak apa-apa mbak… Kamu santai aja….” Kata Muklis yang walaupun mendengar peringatan Citra, ia hanya tersenyum. Malahan tak jarang Muklis malah sengaja semakin memperkeras sodokan pinggulnya, seolah benar-benar ingin memperlihatkan persetubuhan kasarnya itu kepada si pengintip.

 

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

KRIET… KRIET… KRIET…

 

“Ssssttt… Kliiisss…. Pelan-pelan Klissss… Ooohh… Ooohh… Ooohh…” Lenguh Citra yang biarpun ia tahu jika ada pengintip diluar kamar gantinya, ia tetap saja menikmati persetubuhannya. Malah anehnya, sensasi diintip itu membuat dirinya semakin bernafsu. Membuat dirinya entah kenapa ingin memamerkan kenakalan dirinya lebih jauh lagi.

 

Dengan gerakan erotis, Citra berusaha menstimulus titik birahinya dengan kedua tangannya. Tangan kanan mengobel klitoris dan tangan kiri mencubit serta meremasi puting payudaranya.

“Ooohh… Klissss…. Terus sodok memek mbak sayang.. Terussss….” Pinta Citra manja. “Terus entot memek Mbakmu yang sedang hamil ini Klisss… Terus entooottt…. Oooh… Oooh…”

 

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

KRIET… KRIET… KRIET…

 

” Hhh…. Kamu suka ya mbak..? Dientotin adik iparmu….?”

“Ssssshh…..Suka Klis…. Ssuka bangeeet…. Oooh… Oooh…”

“Jadi…. Enak mana mbak…? Dientot kontol kecil Mas Marwan…..? Atau… Dientotin ama kontol besar adik iparmu…?”

 

“Uuuuhhhh… Muklis aaaahhhh…..” Jawab Citra genit tanpa menyebutkan siapa yang lebih enak.

“Hehehe…. Ayolaaaah ….. Jawab aja mbaaakk…” Ujar Muklis yang tiba-tiba menghentikan sodokan penisnya, “Kalo kamu nggak jawab….. Aku ajak mas-mas yang ada diluar buat mbantuin aku ngentotin memek hamilmu loh…. Hehehehe….”

“Uuuhhh… Apaaan sih Klisss…..”

“Hehehe… Makanya… Buruan jawaab Mbak…. Enak mana…? Dientot kontol kecil suamimu…..? Atau… Dientotin ama kontol besarku…?” Tanya Muklis yang tiba-tiba, menjilat telunjuknya lalu menusukkannya kedalam anus Citra.

 

CLEP

 

“Uuuuuoooohhhh….. Kliiiisssss…. Ampuuuunnnn…… Jangan siksa Mbak kaya gini doooong….” Lenguh Citra yang merasakan gelijang nikmat ketika telunjuk Muklis mulai dimainkannya di lubang anusnya. Masuk, keluar, masuk, keluar, masuk, keluar, masuk….”

 

“Ampuuun Kliiiiissss… Ampuuunnnn…” Erang Citra yang merasakan orgasmenya akan segera tiba.

“Hehehe…..Makanya… Ayo buruan jawab Mbaaak….”

 

“Iyaaa… Enakan dientot ama kamu Klis….” Seru Citra sambil menggerak-gerakkan pinggulnya, berusaha mengais kenikmatan dari penis Muklis yang masih diam menyumpal mulut vaginanya.

“Enak ama aku gimana maksudnya Mbak….? Hehehe….” Goda Muklis makin mempercepat tusukan jari telunjuknya pada anus Citra.

 

“Oohh Ooohhh… Ngentot kamu Klis…. Ngeeeentooooottt….Enakan kontolmu Klis. Enakan dientot kontol besarmuuuuu….. Ngeeentott. Jerit Citra yang dengan tubuh menggelijang tak beraturan. Ayo entot memek Mbakmu lagi Kliissss.. Entot memek istri Masmu iniiii. Mbak udah nggak kuat klis. Mbak udah nggak kuat lagiiii Erang Citra keras, seolah tanpa malu lagi meminta Muklis untuk segera menyetubuhinya keras-keras.

 

Naaaah. Kalo ngaku gitu khan enak Mbaaaak. Hehehehe Ucap Muklis yang dengan kecepatan tinggi, segera mengabulkan permintaan mesum Citra. Rasain sodokanku kontol besarku ini Mbaaak. Rasain tusukan kontol adik iparmu ini.

 

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

 

Dengan geraskan kasar dan cepat, batang penis Muklis yang berukuran ekstra besar itu segera menyetubuhi vagina sempit kakak iparnya. Membuat vagina tanpa bulu Citra tak henti-hentinya mengeluarkan pelumas bening guna memperlancar persetubuhan mereka. Saking banyaknya, lendir bening itu berubah menjadi busa keputihan.

 

PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK PLAK

 

“Sssshhh… Ngentot kamu Klisss Kontolmu enak bangeeeettt.. Oooohh.. Ngentooottt.. Klisss…. Mbak mau keluar… Uhh… Uhhh… Uhh… Uhhh…” Jerit Citra dengan mata merem melek keenakan.

” Uhh… Uhhh….. iya mbak Aku juggaaaahhh. Memek lontemu yang sempit ini aku juga bikin aku mau keluar mbaaak… Pengen buru-buru ngecrotin memekmu Mbaaakkk. ” Kata Muklis yang disela-sela tusukan brutal penisnya, masih saja mempermainkan lubang anus Citra. Aku mau keluar Mbaak

 

“Oohh ohhh ohhh… Keluarin di dalem bo’ol Mbak aja klis… Jangan dimemek. Dibo’ol aja yaaaahhh….”

“Ooohhh… Nggak bisa Mbak. Aku udah nggak tahan mbak… Aku mau keluaaarrr…”

“Yaaah.. Tahan bentaran Klis… Buang dibool Mbak aja…. jangan di memek… Uuuh…. Uhh… Uhhh….”

“Aaahhh… Aaaahh…. Ngeeentooottt…..Aku nggak kuat lagi mbaaakk….Ngeeenttooooooottttt….. Mbaaaak Ciiitraaaa….. Aku keluar Mbaaakkk…..”

 

CROOT… CROOOT….CROOOCOOOT….

Terlambat… Sperma hangat Muklis sudah terpancar deras menyerbu rahim Citra.

 

” Ooohh…. Ooohh…. Ngeentoottt kamu Kliiiiisssss..Ngeeeentooooottt… Gerutu Citra sambil terus menggoyangkan pinggul semoknya. Berusaha menyusul Muklis yang sudah orgasme duluan.

Maaaaaaf Mbak Memekmu bener-bener buat kontolku nggak tahaaan. Hhhh. Hhhh. Erang Muklis sambil menghentak-hentakkan pinggulnya, menguras semua persediaan spermanya.

 

Ssshh. Ngeentoooott. Yaudah Goyang terus kontolmu Klissss…. Mbak juga mau keluaaaarr sekarang….. Ooohhh…. oohhh… Terus Klisss… Mbak mau keluaaar… Ooohh… Mbak mau keluaar …. Ooohhhh… Ngeeeeeenttttoooooooottt….. Oooh… Oohhh…”

 

CREEETT… CREEEEETTT….CRREEEEECEEEEEETTTT….

 

Mendadak. Tubuh hamil Citra pun bergetar hebat. Pantatnya bergoyang-goyang, kakinya menekuk-nekuk dan lututnya melemas. Tak lama, iapun ambruk kebelakang, menimpa tubuh Muklis yang juga ikutan terjatuh ke lantai kamar ganti. Sejenak. Mereka berdua diam bersimpuh, mencoba mengatur nafas dan menikmati sisa denyut orgasme yang baru saja mereka dapatkan.

 

“Ooohh Ngentoott kamu Kliss… Pake keluar didalem memek Mbak…. Ucap Citra lirih dengan nafas putus-putus. Matanya terpejam dengan gigi menggigit bibir, Mana banyak pula Oooohhhhh…..”.

 

“Hehehe. Habisan kamu cantik banget sih Mbak… Juga seksi…. ” Puji Muklis puas sambil mengusapi rambut panjang Citra dari belakang sembari terus meremasi payudara besar milik kakak iparnya itu.

Ahhh. Gombal. Udah kena jepit memek aja langsung deh Muji -muji.

Iiiihhh Enggak lah Mbak aku mah kalo berkata selalu jujur Kamu cantik. Tambah Muklis lagi sambil mengecupi pundak Citra dan tersenyum yang melihat ekspresi kepuasan orgasme di wajah istri kakak kandungnya dari pantulan cermin, “Dan sumpaaah mbaaakkk…. Memekmu….. Enak baaangeeeetttt….”

Hihihi. Enak ya Klis?

Huenak banget Mbak. Bikin nagih mulu Kata Muklis sambil mengejan-ngejankan otot penisnya, berusaha mengosongkan kantung zakarnya sampai habis.

“Oooohhh…… Kontolmu juga enak sayang….. Enak banget malah…. Hihihi….”

Hehehe. Muklis gitu looh. Sombong remaja tanggung itu sambil mencoba mengangkat pantat kakak iparnya itu untuk segera terlepas dari tusukan batang penisnya. Busyeettt Kamu sekarang berat juga ya Mbak?

 

PLOOOP…

Suara vagina Citra ketika tercabut dari tusukan penis Muklis, memperlihatkan lubang berwarna merah segar yang menganga lebar. Seketika, lelehan sperma langsung mengalir keluar dan menetes turun menggenangi lantai kamar ganti.

 

“Uuuuuhhhh… Ngeentoott… Pelan-pelan Klis… Memek Mbak masih Ngilu….Hihihi…” Lenguh Citra sambil berusaha menikmati sisa gelijang orgasmenya. Sumpah Pejuhmu banyak banget Klisss

“Hehehe… Enak khan mbaak seks kilat ama aku….?” Tanya Muklis sambil buru-buru berdiri dan menepuk-tepukkan penisnya ke pundak Citra yang masih duduk bersimpuh dilantai. Lalu dengan santai, ia memeperkan batang penisnya yang masih belepotan sperma dan lendir kewanitaan Citra ke belakang dress Citra.

“Iiiiihh… Muuuuuuklisss… Khan dress Mbak jadi kotor…” Protes Citra.

“Hehehe… Nggak apa-apalah Mbak… Khan jadi bisa skalian beli dress baru….” Canda Muklis sambil menjejalkan batang penisnya yang masih belepotan sperma ke mulut mungil Citra, “Sekarang Ayo mangap mbak…. ”

 

“Eeh… Ehh…. Bentaaran Klis…”

“Ayo isep…. Bersihin kontolku mbak…”

“Eeh… Aheemmm…. Haaaemmmm…. Sluuurp sluuurpppp….”

 

Tanpa memperbolehkan Citra berkata apa-apa, Muklis berulang kali membenamkan batang penisnya yang masih meneteskan sperma kedalam mulut kakak Citra. Memperlakukan mulut mungil kakak iparnya itu seperti tempat pencuci penis besarnya.

 

“Sluuurp sluuurrrpp…. Cuuuppp…. Muaaah… Haaaah….. Udah nih Klis.. Udah bersih….”

“Hehehe…. Makasih ya Mbakkuuu sayaaang….. Muuuaaaahh….” Kecup Muklis pada dahi Citra dan segera memasukkan penis besarnya kembali kedalam celananya.

 

Dengan santai, Muklis membuka tirai kamar ganti tempat mereka menuntaskan hasrat birahinya dan melangkah keluar, tanpa mempedulikan Citra yang masih setengah telanjang dibelakangnya.

 

“Gimana mas….? Puas khan ngeliat pertunjukan kami….?” Tanya Muklis pada Yadi yang sedari tadi mengintipp dari luar kamar ganti.

“Eeeh I Iya.Hebat kamu Dek…. ” Puji Yadi, “Sumpah… Kamu bener-bener hebat….” Tambahnya lagi sambil terus-terusan mengatur posisi batang penisnya yang menegang keras.

 

“Klis…. ” Panggil Citra manja dari dalam kamar ganti, “Tungguiinnn Mbak dooong….”

“Hehehe… yaudah buruan kesini Mbak….”

 

Buru-buru, Citra beranjak keluar. Meninggalkan kamar ganti dan menemui Muklis yang masih terlihat mengobrol dengan Yadi

“Permisi Mas… ” Ucap Citra ketika berjalan melewati adik ipar dan petugas penjaga counter itu.

 

Mendadak, Citra merasakan ada perasaan aneh ketika dirinya berjalan melewati Yadi. Perasaan nakal yang entah kenapa ingin selalu ia pamerkan. Dan, entah mendapat keberanian darimana, Citra ingin menggoda petugas penjaga counter itu.

 

“Dasar adik ipar nakal. Masa sama Istri Mas sendiri nafsu gini sih…. Kata Citra sembari mencubit perut kurus Muklis. ” Sampe-sampe Mbak dikerjain habis-habisan dikamar ganti umum gini.”

Aduh…. Salah Mbak sendiri punya body cantik nan seksi… Aaaawwww. Aduuuhhh.. Hehehe. ”

Mbok ya kalo mau ngerjain tubuh Mbak…. Bawa ke hotel kek… Khan Mbak jadi malu kalo diintipin orang lain. Tambah Citra sambil melirik kearah Yadi yang sedari tadi masih terdiam tegang,

“Hehehe… Habisan… Gara-gara memek Mbak juga sih… Kenapa juga rasanya enak banget…. Khan jadinya pengen ngentotin Mbak mulu. Hehehe..

Huuuu. Tega Tega Tegaaa. Goda Citra terus-terusan mencubit perut Muklis tanpa henti.

Hahaha Udah mbak Ampun Ampunnn.

 

Tertawa dalam hati, Citra merasa geli melihat apa yang sedari tadi dilakukan Yadi. Terlebih ketika melihat tonjolan yang ada dibalik celana kerjanya. Tak henti-hentinya, petugas penjaga counter itu mengutak atik posisi penisnya supaya terasa nyaman didalam celana kerjanya. Matanya tak berkedip sedikitpun, menatap kearah payudara putih dan kaki jenjang Citra yang begitu mulus. Mulutnya berkali-kali berusaha keras menelan ludah, berusaha membasahi ternggorokan keringnya.

 

Eh Klis…. Mbak mau ke toilet dulu ya… Mau bersih-bersihin baju ama……………. Peju kamu….” Goda Citra sambil melirik kearah Yadi lagi.

“Eeehh….Yaudah sana Bersihin yang bener yak Biar aku bisa buang pejuh dimemek Mbak lagiHehehe” Jawab Muklis diselingi candaan mesumnya.

 

“Nggg. Mas…. Toiletnya dimana ya….?” Tanya Citra dengan senyum genit kearah Yadi sambil mencoba membetulkan dressnya yang terkena cipratan sperma Muklis, “Aku mau cuci-cuci memek… Eeh… Muka dulu…..” Tambah Citra dengan nada menggoda.

“Ngggg GLUP…. Ehhh…. Di…. Di… Sebelah sana Neng….” Jawab Yadi dengan nada tercekat dan kalimat yang terbata-bata.

“Makasih yaaa Maaaaas….” Jawab Citra sambil melangkahkan kaki menjauh.

 

Dengan perasaan riang, Citra berjalan kearah kamar mandi. Langkah kakinya berasa begitu ringan, dan gerakan tubuhnya begitu bersemangat. Bahkan, ia ingin menari saking gembiranya.

 

Memamerkan tubuh tuh ternyata seru juga ya.? Menegangkan Juga sekaligus menyenangkan Batin Citra sambil terus melangkah kearah toilet.

 

Walau pagi itu Mall masih sepi, namun tetap saja, Citra menjadi idola di mata-mata mesum para lelaki yang ada disekitarnya. Dengan wajah cantik, perut hamil, payudara besar, kulit putih dan dress yang mini, tak sedikit lelaki yang menatapi kemolekan tubuh kakak ipar Muklis itu.

 

Bahkan untuk semakin menggoda para lelaki itu, Citra sengaja menurunkan dress mininya. Sengaja memamerkan gundukan payudara besar tanpa behanya yang seolah ingin meloncat keluar dari kurungan dressnya. Tak jarang, ia juga sering sekali berpura-pura menjatuhkan dompet atau jepit rambutnya, dan mengambil barang tersebut dengan cara menungging atau membungkuk. Sengaja memperlihatkan kemolekan kaki jenjang atau pantat bulatnya kepada orang yang ada dibelakangnya.

 

Dan ini yang aneh. Semakin jauh Citra melakukan kenakalan, semakin membuat darah birahinya meletup-letup hebat..

 

“Dek…” Tiba-tiba, terdengar suara seorang pria yang terasa begitu akrab ditelinganya.

 

Dengan rasa penasaran Citrapun menengok kearah suara itu berasal.

 

“Eeeeh….? Mas Marwan…..?” Kaget Citra ketika mendapati suaminya bersama beberapa teman lelakinya yang tiba-tiba muncul dari sudut Mall.

“Kok… Kamu nggak ngantor…?” Tanya Marwan sembari mengamati penampilan istrinya yang terlihat berantakan. Rambutnya disanggul acak-acakan, dressnya miring miring, dan wajahnya penuh keringat. “Ehhh… Anu….”

“Kok… Penampilanmu berantakan gini Dek..?” Heran Marwan, “Mirip orang yang habis berolahraga…?”

 

“Wah runyam ini kalo aku sampe ketahuan habis dientotin adik kandungnya…” Kata Citra dalam hati

 

“Eh anu… Iya mas… Ini…. Aku tadi belanja baju dulu… ” Jawab citra yang buru-buru berbalik badan guna menyembunyikan lelehan sperma Mukhlis yang masih ada di belakang dressnya.

“Lha… Trus….? Bajunya mana….? Trus kamu ini mau kemana Dek….?” Tanya Marwan lagi penuh selidik.

“Anu Mas…Bajunya…. Ada sama Muklis….” Jelas Citra, “Ini aku mau ke toilet bentar Mas…. Aku udah kebelet banget ini…” Kata Citra yang terus bergerak menjauh dari posisi suaminya berdiri.

 

“Ooooh gitu ya Dek… ?” Ujar Marwan sambil menghela nafas, ia lalu menengok ke samping, kearah teman-teman prianya yang sedari tadi menyenggol-nyenggol sikut Marwan.

 

Sepertinya teman pria suaminya ingin berkenalan dengan Citra. Karena sedari tadi, ia tak henti-hentinya tersenyum melihat kearah Citra.

 

“Dek… Kenalin ini Pak Poniran…Beliau yang punya tanah proyek di kota….” Ucap Marwan yang akhirnya memperkenalkan istrinya kepada relasi bisnisnya, “Yang dibelakangnya itu ajudannya, Yongki dan Bolod…”

“Poniran….” Kata pria bertubuh pendek tambun itu sambil menjulurkan tangan dan mengamit tangan Citra, “Panggil saja saya Mas Iran… Hekhekhek…”

 

“Waduh…. ” Batin Citra bingung, karena ia merasa jika tangannya masih terkena belepotan sperma adik iparnya. Namun, demi menghormati teman suaminya, Citra buru-buru mengoser-oserkan telapak tangannya ke dress, mencoba membersihkan telapak tangannya sebelum menyambut jabatan tangan pak Poniran itu.

 

“Citra Agustina…” Ucap Citra.

“Waaahhh… Nama yang cantik… Secantik yang punya…” Rayu Pak Poniran

“Ngg…. Makasih pak…”

“Loooh… Marwan… Kamu kok nggak cerita sih kalo binimu hamil….?” Ucap Pak Poniran yang tanpa seijin Citra tiba-tiba mengusapi perut hamilnya. “Udah berapa bulan Neng…?”

“Eeh… Anu… Udah jalan empat bulan Pak…”

“Waaaahh… Hebaaat…. ” Kata Pak Poniran yang terus mengusap perut Citra sambil sesekali melirik kearah payudara besarnya. “Tapi…. Kayaknya kamu sedang nggak enak badan ya neng…?” Tanya Pak Poniran lagi,” Tangan kamu dingin banget…” Tambah Pak Poniran yang kembali menggenggam tangan Citra.

“Ehhh… Ngggg… Iya Pak… ” Jawab Citra sekenanya.

 

“Istriku Ini bandel pak… Harusnya hari ini ia ke dokter… ” Omel Marwan, “Eeeehhh…. Nggak tau kenapa… Dia malah jalan-jalan ke Mall….”

“Oooo… Istrinya bandel… Hekhekhekhek….” Kata Pak Poniran sambil terkekeh, “Nggak apa-apa ya Neng… Jaman sekarang…. Istri bandel khan udah biasa yaaa… Hekhekhek….”

“Eh… Iya pak….”

 

Mendadak, ditengah percakapan Citra, Marwan dan Pak Poniran, Citra dikejutkan oleh sesuatu yang mengalir turun ke kaki mulus Citra. Sesuatu keluar dari vaginanya.

 

“Eh Neng… Apa itu…?” Celetuk Pak Poniran sambil menunjuk kearah kaki citra,” Kok sepertinya ada yang mengkilat-kilat di kaki kamu…?”

“Eh iya Dek…. ” Sahut Marwan, “Kamu kenapa…. ? Kamu nggak apa-apa Dek…? Itu lendir apaan…?”

“Eh apa ya mas…?” Tanya Citra ikut-ikutan melirik kearah kakinya.

 

“Itu pasti pejuh sih Muklis Kampreeeet… ” Batin Citra sambil pura-pura tak menghiraukannya. Karena memang benar, sperma Muklis tak henti-hentinya mengalir turun dan merayap dari paha dalam Citra hingga ke betisnya.

 

“Eeeh anu Mas… Itu…. Anu…. Aku kebelet…. ” Bohong Citra, “Iya…. Aku kebelet Mas…. Aku harus kekamar mandi dulu… ” Ucap Citra sambil berjalan menjauh. Berharap Marwan tak mampu mengenali sperma adik kandungnya yang semakin banyak mengalir keluar dari dalam vagina istrinya.

“Kebelet….?” Tanya Marwan heran, “Kok kental gitu Dek…? Trus warnanya juga keruh…?” Tambah Marwan sambil menjulurkan tangannya ke paha dalam Citra.

“Eh… Ehh…. Kamu mau apa Mas…? Jangan ah…. Pamali Mas….” Cegah Citra yang menyadari jika Marwan penasaran akan lendir yang terus-terusan mengalir turun dikakinya itu.

“Enggak…. Mas penasaran aja…. Khawatir kamu kenapa-napa dek….” Jawab Marwan yang tanpa jijik sedikitpun, meraba lendir itu dan mengamatinya secara seksama.

“Bany anyir Dek….. Miriiiipp bau……………..” Selidik Marwan sambil mengendusi cairan lendir yang ada di tangannya, “Kamu habis ngapain sih Dek….?”

 

“Mungkin Mbak Citra sedang keputihan kali Wan….” Celetuk Yongki, ajudan pak Poniran. “Dulu ketika istriku hamil muda, dia juga sering seperti itu….”

 

“Beeneerr…. Eeeeh… ” Jawab Citra lega, “Iya Mas…. Aku… Aku memang sedang keputihan Mas…. Trus aku kebelet… Jadi mungkin karena tercampur air pipis… Jadinya ya gitu…. Bentar Mas…. Aku… Udah nggak tahan lagi Mas… ” Jawab Citra tanpa menghiraukan pertanyaan suaminya, “Aku mau ke toilet dulu yaaah….”

“Ohh…. Oke deh…. ” Jawab Marwan yang masih tetap penasaran menatapi lendir Citra yang ada ditangannya, “Eeeh…. Oh iya Dek… ” Panggil Marwan yang tiba-tiba menampakkan wajah seriusnya. Seolah ia sadar akan sesuatu.

“I…Iya Mas….” Jawab Citra heran sambil menatap wajah suaminya.

 

“Waduh… Ada apa ini…?” Tanya Citra dalam hati. Ia hafal, jika Marwan sudah menampakkan wajah seperti itu, berarti ada sesuatu hal penting yang akan dibicarakan.

 

“Nanti sehabis kamu dari toilet….Mas mau ngobrol… ” Ucap Marwan singkat

 

“Benar khan….?” Gerutu kata hati Citra.

 

“Ngobrol apa Mas…?” Tanya Citra.

“Nanti aja ngebahasnya… Sekarang kamu buruan gih ketoiletnya…. Itu lendir kamu udah makin banyak tuh keluarnya… Kamu beneran nggak kenapa-napa…?”

“Eeeemmm… Iya Mas…”

“Yaudah… Nanti Mas tunggu ya di Foodcourt lantai atas ya Dek….. Ajak Muklisnya sekalian….. Mas mau ngobrol dengan kalian berdua….”

“I… Iya Mas…” Jawab Citra panik sambil berjalan mundur meninggalkan Marwan dan ketiga orang temannya.

 

Baca Juga: Cerita Dewasa Bercinta Dengan Ibu Guru Ngaji Anakku Secara Diam-Diam

 

“Apa ya yang akan dibicarakan Mas Marwan….?” Tanya Citra dalam hati,

“Kenapa pula dia ingin mengajak ngobrol dengan Muklis….?”

“Apa dia tahu lendir ini adalah sperma…?”

“Atau mungkin dia sudah tahu….?”

“Atau jangan-jangan…. Dia sudah tahu perselingkuhanku dengan adiknya…?” cerita sex

Alin Sepupuku Yang Masih Perawan

$
0
0


film pornoLiburan panjang telah tiba seperti beberapa tahun yang lalu, aku selalu menyempatakan diri untuk berlibur ke rumah Om Radi dan tante Tari yang ada di Jakarta. Sudah 3tahun aku tak berlibur kesana karena kesibukkanku. Sungguh nyaman kalau berlibur di rumah om Yadi. Rumah om Yadi terbilang mewah, di dalamnya ada kolam renangnya. Itu yang membuat aku senang main kesana.

Aku tiba di rumah om Radi sekitar pukul 22.30 wib. Karena kelelahan aku langsung tidur pulas. Pagi harinya aku disambut dengan nasi goreng hangat untuk sarapan. Aku kaget ketika melihat sesosok gadis yang terkahir aku lihat baru kelas 1 SMP kini telah berubah menjadi remaja yang cantik jelita, namanya Alin. Kulitnya putih bersih, matanya agak sipit, tubuhnya sangat sexy. Mataku seketika menjadi nakal ketika melihatnya. Aku malah menjadi nafsu melihat keseksian tubuhnya.

 

“Pagi kak Kevin, apa kabar, maaf tadi malam Alin kecapekan gak jadi ikut jemput kakak. Silakan kak nasgornya dimakan ini special Alin yang bikin khusus untuk kakak lho..” katanya sambil tersenyum manis. Dan itu membuatku semakin terpana.

 

“Eehmm…ini beneran Alin yang dulu yang masih ingusan?” kataku mengeledek.

 

“Iya kak, pangling ya…?” katanya genit.

 

“Lama gak ketemu sekarang kamu udah gede dan makin cantik ya..” godaku lagi.

 

“Hhehehe…” jawabnya tertawa.

 

“Sekarang kamu kelas berapa?”

 

“Kelas 2 SMA kak?

 

“Pasti udah punya pacar ya?” godaku lagi.

 

“Belum boleh sama papa tuh padahal kan udah SMA..” jawabnya sambil mulutnya mencibir.

 

“Emang Alin dan siap berpacaran?” tanyaku pelan.

 

“Belum juga siih” jawabnya enteng sambil melahap nasgor bikinannya. Akupun juga lalu melahap nasgor bikinan Alin. Selama sarapan mataku tak pernah lepas memandangi gadis cantik yang duduk di depanku ini.

“Om sama tante dimana kog gak ikut sarapan?” tanyaku penasaran, sambil kepalaku clingak-clinguk ke kiri dan ke kanan.

 

“Ohya tadi mama nitip surat ini untuk dikasihkan kakak. Katanya mama ada urusan mendadak yang sangat penting” jawab Alin seraya memberiku selembar kertas yang ditulis dengan tangan.

 

Aku lantas membaca isi surat tersebut. Yang isinya mengatakan kalau om Radi dan tante Tari ada urusan kantor di Surabaya selama seminggu. Jadi mereka menitipkan Alin kepadaku. Dengan kata lain aku disuruh menjaga rumah dan menjaga Alin selama seminggu.

 

“Kamu sering ditinggal kayak gini ya Lin” tanyaku.

 

“Bukan hanya sering kak, hampir setiap hari malahan…hahahaha…dulu aku malah pernah ditinggal sebulan” jawabnya sambil tertawa.

 

“Ooh gitu, mulai sekarang aku yang menjaga Alin dan rumah selama seminggu, apapun yang Alin butuhkan langsung bilang saja sama kakak” kataku memperjelas.

 

“Oke kak, sekarang tugas pertama kakak adalah mengantar aku jalan-jalan ke mall. Gimana kak?” katanya manja.

 

“Baik, ayo kita berangkat sekarang” jawabku sambil bangkit untuk bersiap-siap mengantar Alin jalan-jalan.

 

Hari itu Alin kelihatan cantik sekali memakai celana jeans ketat dan kaos oblong ketat berwarna merah menyala. Semua yang dipakai serba ketat sehingga tubh seksinya terlihat jelas.

 

Hampir seharian kita jalan-jalan, sampai rumah pukul 19.00 wib. Alin terlihat kecapekan. Dia langsung pergi mandi dan pamit untuk tidur. Sedangkan aku yang sudah terbiasa tidur larut malam pergi ke ruang TV setelah mandi. Hampir pukul 23.00 aku mematiakn TV karena bosan dengan acaranya, tapi tiba-tiba aku teringat akan VCD porno yang aku bawa.

 

Sebelum memutar VCD tersebut aku memastikan kalau Alin sudah tertidur pulas. Lalu aku menyalakan TV dan playernya kulihat VCD porno tersebut, lumayan bisa menghilangkan kebosanan dan ketegangan akibat melihat bodi Alin siang tadi.

 

Karena keasyikan menonton, aku tak menyadari ternyata Alin juga melihatnya sekitar 30 menit. Dan tiba-tiba,

 

“Argghhh…” teriak Alin ketika dia melihat adegan seorang laki-laki memasukan kontolnya ke dalam memek seorang perempuan. Tentu saja aku jadi kaget dan gak enak hati begitu mendengar suara Alin dari arah belakang. Dengan sigap aku langsung mematikan VCD tesebut.

 

“Maaf Lin, kamu udah lama ya berdiri disitu?” tanyaku gugup.

 

“Sebenarnya tadi Alin mau pipis tapi Alin mendengar suara desahan jadi Alin mencari sumber suara tersebut” jawabnya polos.

 

“Kak Kevin gak usah takut, Alin gakpapa kog. Alin kebetulan pernah dengar cerita dari temankalau film porno itu asyik dan ternyata benar juga. Dan yang membuat Alin kaget tadi tuh ada tikus lewat.hehehhe” jawabnya lagi yang membuat aku lega.

 

“Jadi gimana Alin mau lihat lagi?” pertanyaanku yang mengarah ke hal yang nakal.

 

“Waaah, mau sekali donk kak” jawabnya semangat. Langsung saja aku menyalakan lagi TV dan VCDnya.

 

Alin terlihat sangat meresapi setiap adegan. Aksi nakalku mulai kujalannkan, perlahan aku mendekati Alin, aku duduk tepat disampingnya. Iseng-iseng aku bertanya padanya Alin

 

“Pernah gak Alin melakukan adegan seperti itu?”

 

“Boro-boro kak, pacar aja belum punya” jawabnya sambil matanya tetap melotot pada TV.

 

“Kalau kakak ajarin mau gak? Enak lho rasanya…coba lihat cewek yang di TV itu, dia kelihatan sangat menikmati adegan itu…” tanyaku merayu.

 

“Emang kakak bisa kayak gitu?” tanyanya menantang.

 

“Kamu nantangin kakak ya?” tanyaku dan langsung memeluk Alin dari samping. Alin diam saja. Terasa sekali nafasnya mulai memburu tanda dia sudah terangsang karena melihat film porno itu. Tiba-tiba kudengar Alin berbisik di telingaku,

 

“Ayo kak ajarin Alin…” aku yang mendengar bagaikan disambar petir di siang hari.

 

“Yang bener Lin?” tanyaku memastikan. Tanpa menjawab Alin pun langsung melumat bibirku dengan lembut. Kubiarkan Alin memainkan bibirku. Setelah beberapa menit dia melepaskan lumatanya dan Alin berkata padaku lagi,

 

“Beneran kak, Alin sudah sudah terangsang banget nih…”.

 

Mendengar kata-kata itu keluar dari mulut Alin dengan segera aku melumat bibir Alin dengan ganasnya, Alin pun membalas lumatanku. Tak berlama-lama kami lantas melepas baju kami masing-masing sehingga kami berdua telanjang bulat. Ternyata Alin lebih cantik jika dilihat dalam keadaan telanjang bulat. Aku mengamati setiap lekuk tubuh Alin. Dari ujung rambut sampai ujung kaki terlihat sangat sempurna. Toketnya yang montok terlihat sangat menantang.

 

“Kog cuma dilihat aja kak?” tanyanya yang membuyarkan lamunanku. Aku merasa tertantang oleh kata-katanya. Akupun langsung membaringkan dia di sofa. Kulumat lagi bibirnya sambil tanganku meremas toketnya yang montok. Alin pun mendesah tak karuan. Lumatan bibirku sekarang berpindah ke putting Alin, sesekali aku menghisapnya.

 

“Ooohhh kak, enak sekali kak..aahhh…” desah Alin yang membuat nafsuku semakin membara. Tak sampai situ jilatanku semakin turun, kujilati pusarnya dan kemudian turun sampai pada gundukan kecil yang ditumbuhi bulu halus.

 

“IIhh, geli kak…ahhh…” desahnya sambil menggeliat. Kujilati klitorisnya yang sudah mengeras. Sementara tanganku masih asyik meremas toketnya. Beberapa menit kemudian Alin teriak dan mendesah panjang,

 

“Auughh,,,nikmat kaaaak…” . Memek Alin mengeluarkan cairan banyak sekali. Itulah orgasme pertama buat Alin. Kujilat dan kutelan cairan itu, rasanya gurih tapi nikmat.

 

“Gimana enak gak Lin?” tanyaku sambil mencubit putingnya.

“Enak sekali kak, rasanya Alin seperti terbang ke surga” jawabnya sambil CDnya. Aku yang melihat itu langsung mencegahnya.

 

“Tunggu dulu Lin, masih ada yang lebih dahsyat dan nikmat lagi, kakak mau ajarin Alin seperti yang di TV itu” kataku sambil menunjuk adegan di TV dimana seorang cewek sedang menghisap kontol seorang laki-laki.

 

“Gimana Lin, mau?” tanyaku.

 

“Oke kak, Alin mau..” jawabnya dan langsung meraih kontolku. Alin mulai mengocok dan mengelus kontolku seperti yang ada di TV. Lalu dengan malu-malu dia memasukkannya ke mulutnya, dengan lembut dimenjilati dan menyedot kontolku. Rasanya sungguh nikmat. Setelah 10 menit lalu kuangkat tubuh Alin dan aku berkata padanya,

 

“Sekarang kuajari yang adegan yang special yang akan membuatmu merasakan nikmat” kataku sambil kujilat telinganya. Alin menurut aja ketika dia kubaringkan di atas karpet. Alin pun diam aja ketika aku mulai menindih tubuhnya dan menggesekkan kontolku di mulut memeknya.

 

Karena sudah kering kembali, akhirnya memek Alin kubasahi dengan air liurku. Dengan pelan aku mendorong batang kontolku ke dalam lubang memeknya.

 

“Aduh, sakiit kak, auuuu….” Jerit Alin ketika kepala kontolku memcoba menjebol keperawanannya. Dengan lembut kuciumi bibir Alin supaya dia tenang. Setelah itu aku kembali mendorong pinggulku agar batang kontolku bisa menembus keperawanannya.

 

“Tahan sedikit ya Alin…pertama memang sakit tapi setelah itu kamu akan merasakan kenikmatan yang teramat sangat…” kataku menenangkannya. Alin hanya memejamkan matanya sambil menahan sakit di memeknya. Kuterus mencoba mendorong kontolku perlahan dan akhirnya “Sleeeeppp…” kontolku berhasil menembus keperawanan Alin.

 

“Argghhh….sakit kak…” jerit Alin ketika aku berhasil menembus keperawanannya. Kumulai memaju mundurkan kontolku dengan perlahan. Kulumat bibir Alin biar dia merasa tenang.

“Sssthhh..ahhh…” desah Alin sambil menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, nafsanya pun mulai tak beraturan. Kujilati putingnya biar Alin semakin bernafsu. Terasa sekali kontolku seperti diremas-remas oleh memek Alin.

 

“Aduuh Alin enak sekali memekmu ini…ahhh…” desahku nikmat.

 

“Huum kak aku juga merasakan nikmat…oohh..ahhh…” jawab Alin sambil mendesah.

Setelah kurang lebih 20 menit kontolku menggenjot memek Alin, tiba-tiba tubuh Alin mengejang.

 

“Kak, Alin rasanya mau pipis…aahh..” katanya tersengal-sengal.

 

“Ditahan dulu Alin, Kita pipis bareng ya…oohh…” kataku sambil mempercepat sodokanku.

 

“Ayo sekrang Lin kita pipis bareeeng…aahhh….” jeritku bersamaan dengan semburan spermaku. Alin pun teriak dan orgasme barengan denganku.

 

Terasa sekali kontolku disiram dengan air maninya. Setelah cairan spermaku habis lalu aku turun dari menindih tubuh Alin, kami berbaring bersebelahan. Kulihat Alin begitu lemas, sisa darah perawan masih mengalir dari lubang memeknya. Lalu aku bangkit untuk menggambil tisu dan membersihan sisa darahnya. Setelah bersih aku lalu mencium keningnya sambil berkata,

 

“Makasih ya Alin, kamu telah memberikan hal berhargamu padaku, Kamu menyesal gak Alin?” kataku bertanya. Alin menggelengkan kepalanya dan berkata,

 

“Sama-sama kak, Alin gak menyesal kog, Alin malah senang bisa belajar sex malam ini, Dan Alin menyerahkah keperawanan Alin karena Alin tahu kak Kevin menyayangi Alin” jawabnya sambil mengecup pipiku.

 

Kemudian kami berdua mandi bareng malam itu juga. Di kamar mandi kusabuni seluruh tubuh Alin. Aku merasa kasian karena dia kelihatan sangat lemas. Setelah selesai mandi kami lalu memakai baju kami kembali. Kami berdua langsung tidur di kamar masing-masing.

Tapi setelah kejadian malam itu kami berdua selalu melakukan sex setiap malam hari selama seminggu, sampai om dan tante pulang kembali. Mereka tak menaruh curiga sedikitpun.

 

Kalau ada kesempatan, kami sering melakukkannya di dalam kamarku selama sebulan kami membina hubungan terlarang ini. Sampai akhirnya aku harus pulang ke Jawa. Alin menangis karena kepergianku. Tapi ku berjanji padanya akan kembali lagi dan memberikan Alin kenikmatan yang tiada taranya. film porno

Tertidur di Pelukan Ayah Mertua Setelah Bercinta yang Cukup Lama

$
0
0


cerita dewasa Namaku Novianti. Usiaku telah menginjak kepala tiga. Sudah menikah setahun lebih dan baru mempunyai seorang bayi laki-laki. Suamiku berusia hanya lebih tua satu tahun dariku. Kehidupan kami dapat dikatakan sangat bahagia. Memang kami berdua kawin dalam umur agak terlambat sudah diatas 30 tahun.

 

Selewat 40 hari dari melahirkan, suamiku masih takut untuk berhubungan seks. Mungkin dia masih teringat pada waktu aku menjerit-jerit pada saat melahirkan, memang dia juga turut masuk ke ruang persalinan mendampingi saya waktu melahirkan.

 

Di samping itu aku memang juga sibuk benar dengan si kecil, baik siang maupun malam hari. Si kecil sering bangun malam-malam, nangis dan aku harus menyusuinya sampai dia tidur kembali. Sementara suamiku semakin sibuk saja di kantor, maklum dia bekerja di sebuah kantor Bank Pemerintah di bagian Teknologi, jadi pulangnya sering terlambat.

 

Keadaan ini berlangsung dari hari ke hari, hingga suatu saat terjadi hal baru yang mewarnai kehidupan kami, khususnya kehidupan pribadiku sendiri. Ketika itu kami mendapat kabar bahwa ayah mertuaku yang berada di Amerika bermaksud datang ke tempat kami.

 

Memang selama ini kedua mertuaku tinggal di Amerika bersama dengan anak perempuan mereka yang menikah dengan orang sana. Dia datang kali ini ke Indonesia sendiri untuk menyelesaikan sesuatu urusan. Ibu mertua nggak bisa ikut karena katanya kakinya sakit.

 

Ketika sampai waktu kedatangannya, kami menjemput di airport, suamiku langsung mencari-cari ayahnya. Suamiku langsung berteriak gembira ketika menemukan sosok seorang pria yang tengah duduk sendiri di ruang tunggu. Orang itu langsung berdiri dan menghampiri kami. Ia lalu berpelukan dengan suamiku. Saling melepas rindu. Aku memperhatikan mereka.

 

Ayah mertuaku masih nampak muda diumurnya menjelang akhir 50-an, meski kulihat ada beberapa helai uban di rambutnya. Tubuhnya yang tinggi besar, dengan kulit gelap masih tegap dan berotot. Kelihatannya ia tidak pernah meninggalkan kebiasaannya berolah raga sejak dulu. Beliau berasal dari belahan Indonesia Timur dan sebelum pensiun ayah mertua adalah seorang perwira.

 

“Hei nak Novi. Apa khabar…!”, sapa ayah mertua padaku ketika selesai berpelukan dengan suamiku.

“Ayah, apa kabar? Sehat-sehat saja kan? Bagaimana keadaan Ibu di Amerika..?” balasku.

“Oh…Ibu baik-baik saja. Beliau nggak bisa ikut, karena kakinya agak sakit, mungkin keseleo….”

“Ayo kita ke rumah”, kata suamiku kemudian.

 

Sejak adanya ayah di rumah, ada perubahan yang cukup berarti dalam kehidupan kami. Sekarang suasana di rumah lebih hangat, penuh canda dan gelak tawa. Ayah mertuaku orangnya memang pandai membawa diri, pandai mengambil hati orang. Dengan adanya ayah mertua, suamiku jadi lebih betah di rumah. Ngobrol bersama, jalan-jalan bersama.

 

Akan tetapi pada hari-hari tertentu, tetap saja pekerjaan kantornya menyita waktunya sampai malam, sehingga dia baru sampai kerumah di atas jam 10 malam. Hal ini biasanya pada hari-hari Senin setiap minggu. Sampai terjadilah peristiwa ini pada hari Senin ketiga sejak kedatangan ayah mertua dari Amerika.

 

Sore itu aku habis senam seperti biasanya. Memang sejak sebulan setelah melahirkan, aku mulai giat lagi bersenam kembali, karena memang sebelum hamil aku termasuk salah seorang yang amat giat melakukan senam dan itu biasanya kulakukan pada sore hari.

 

Setelah merasa cukup kuat lagi, sekarang aku mulai bersenam lagi, disamping untuk melemaskan tubuh, juga kuharapkan tubuhku bisa cepat kembali ke bentuk semula yang langsing, karena memang postur tubuhku termasuk tinggi kurus akan tetapi padat.

 

Setelah mandi aku langsung makan dan kemudian meneteki si kecil di kamar. Mungkin karena badan terasa penat dan pegal sehabis senam, aku jadi mengantuk dan setelah si kecil kenyang dan tidur, aku menidurkan si kecil di box tempat tidurnya. Kemudian aku berbaring di tempat tidur. Saking sudah sangat mengantuk, tanpa terasa aku langsung tertidur. Bahkan aku pun lupa mengunci pintu kamar.

 

Setengah bermimpi, aku merasakan tubuhku begitu nyaman. Rasa penat dan pegal-pegal tadi seperti berangsur hilang… Bahkan aku merasakan tubuhku bereaksi aneh. Rasa nyaman sedikit demi sedikit berubah menjadi sesuatu yang membuatku melayang-layang. Aku seperti dibuai oleh hembusan angin semilir yang menerpa bagian-bagian peka di tubuhku.

 

Tanpa sadar aku menggeliat merasakan semua ini sambil melenguh perlahan. Dalam tidurku, aku bermimpi suamiku sedang membelai-belai tubuhku dan kerena memang telah cukup lama kami tidak berhubungan badan, sejak kandunganku berumur 8 bulan, yang berarti sudah hampir 3 bulan lamanya, maka terasa suamiku sangat agresif menjelajahi bagian-bagian sensitif dari sudut tubuhku.

 

Tiba-tiba aku sadar dari tidurku… tapi kayaknya mimpiku masih terus berlanjut. Malah belaian, sentuhan serta remasan suamiku ke tubuhku makin terasa nyata. Kemudian aku mengira ini perbuatan suamiku yang telah kembali dari kantor. Ketika aku membuka mataku, terlihat cahaya terang masih memancar masuk dari lobang angin dikamarku, yang berarti hari masih sore. Lagian ini kan hari Senin, seharusnya dia baru pulang agak malam, jadi siapa ini yang sedang mencumbuku…

 

Aku segera terbangun dan membuka mataku lebar-lebar. Hampir saja aku menjerit sekuat tenaga begitu melihat orang yang sedang menggeluti tubuhku. Ternyata… dia adalah mertuaku sendiri. Melihat aku terbangun, mertuaku sambil tersenyum, terus saja melanjutkan kegiatannya menciumi betisku. Sementara dasterku sudah terangkat tinggi-tinggi hingga memperlihatkan seluruh pahaku yang putih mulus.

 

“Yah…!! Stop….jangan…. Yaaahhhh…!!?” jeritku dengan suara tertahan karena takut terdengar oleh Si Inah pembantuku.

 

“Nov, maafkan Bapak…. Kamu jangan marah seperti itu dong, sayang….!!” Ia malah berkata seperti itu, bukannya malu didamprat olehku.

 

“Ayah nggak boleh begitu, cepat keluar, saya mohon….!!”, pintaku menghiba, karena kulihat tatapan mata mertuaku demikian liar sambil tangannya tak berhenti menggerayang ke sekujur tubuhku.

 

Aku mencoba menggeliat bangun dan buru-buru menurunkan daster untuk menutupi pahaku dan beringsut-ingsut menjauhinya dan mepet ke ujung ranjang. Akan tetapi mertuaku makin mendesak maju menghampiriku dan duduk persis di sampingku. Tubuhnya mepet kepadaku. Aku semakin ketakutan.

 

“Nov… Kamu nggak kasihan melihat Bapak seperti ini? Ayolah, Bapak kan sudah lama merindukan untuk bisa bercinta dan menikmati badan Novi yang langsing padat ini….!!!!”, desaknya.

 

“Jangan berbicara begitu. Ingat Yah… aku kan menantumu…. istri Toni anakmu?”, jawabku mencoba menyadarinya.

 

“Jangan menyebut-nyebut si Toni saat ini, Bapak tahu Toni belum lagi menggauli nak Novi, sejak nak Novi habis melahirkan… Benar-benar keterlaluan tu anak….!!, lanjutnya.

 

Rupanya entah dengan cara bagaimana dia bisa memancing hubungan kita suami istri dari Toni. Ooooh…. benar-benar bodoh si Toni, batinku, nggak tahu kelakuan Bapaknya. Mertuaku sambil terus mendesakku berkata bahwa ia telah bercinta dengan banyak wanita lain selain ibu mertua dan dia tak pernah mendapatkan wanita yang mempunyai tubuh yang semenarik seperti tubuhku ini. Aku setengah tak percaya mendengar omongannya. Ia hanya mencoba merayuku dengan rayuan murahan dan menganggap aku akan merasa tersanjung karena ingin bercinta.

 

Aku mencoba menghindar… tapi sudah tidak ada lagi ruang gerak bagiku di sudut tempat tidur. Ketika kutatap wajahnya, aku melihat mimik mukanya yang nampaknya makin hitam karena telah dipenuhi nafsu birahi. Aku mulai berpikir bagaimana caranya untuk menurunkan hasrat birahi mertuaku yang kelihatan sudah menggebu-gebu.

 

Melihat caranya, aku sadar mertuaku akan berbuat apa pun agar maksudnya bercinta kesampaian. Kemudian terlintas dalam pikiranku untuk mengocok kemaluannya saja, sehingga nafsunya bisa tersalurkan tanpa harus memperkosa aku. Akhirnya dengan hati-hati kutawarkan hal itu kepadanya.

 

“Yahh… biar Novi mengocok Ayah saja ya… karena Novi nggak mau ayah bercinta dengan Novi… Gimana…?”

 

Mertuaku diam dan tampak berpikir sejenak. Raut mukanya kelihatan sedikit kecewa namun bercampur sedikit lega karena aku masih mau bernegosiasi.

 

“Baiklah..”, kata mertuaku seakan tidak punya pilihan lain karena aku ngotot tak akan memberikan apa yang dimintanya.

 

Mungkin inilah kesalahanku. Aku terlalu yakin bahwa jalan keluar ini akan meredam rasa ingin bercinta nya. Kupikir biasanya lelaki kalau sudah tersalurkan pasti akan surut nafsunya untuk kemudian tertidur. Aku lalu menarik celana pendeknya.

 

Ugh! Sialan, ternyata dia sudah tidak memakai celana dalam lagi. Begitu celananya kutarik, batangnya langsung melonjak berdiri seperti ada pernya. Aku sangat kaget dan terkesima melihat batang kemaluan mertuaku itu….

 

Oooohhhh…… benar-benar panjang dan besar. Jauh lebih besar daripada punya Toni suamiku. Mana hitam lagi, dengan kepalanya yang mengkilap bulat besar sangat tegang berdiri dengan gagah perkasa, padahal usianya sudah tidak muda lagi.

 

Tanganku bergerak canggung. Bagaimananpun baru kali ini aku memegang kontol orang selain milik suamiku, mana sangat besar lagi sehingga hampir tak bisa muat dalam tanganku. Perlahan-lahan tanganku menggenggam batangnya. Kudengar lenguhan nikmat keluar dari mulutnya seraya menyebut namaku.

 

“Ooooohhh…..sssshhhh…..Noviii…eee..eeenaaak… betulll..!!!” Aku mendongak melirik kepadanya. Nampak wajah mertuaku meringis menahan remasan lembut tanganku pada batangnya.

 

Aku mulai bergerak turun naik menyusuri batangnya yang besar panjang dan teramat keras itu. Sekali-sekali ujung telunjukku mengusap moncongnya yang sudah licin oleh cairan yang meleleh dari liangnya. Kudengar mertuaku kembali melenguh merasakan ngilu akibat usapanku. Aku tahu dia sudah sangat bernafsu sekali dan mungkin dalam beberapa kali kocokan ia akan menyemburkan air maninya. Sebentar lagi tentu akan segera selesai sudah, pikirku mulai tenang.

 

Dua menit, tiga… sampai lima menit berikutnya mertuaku masih bertahan meski kocokanku sudah semakin cepat. Kurasakan tangan mertuaku menggerayangi ke arah dadaku. Aku kembali mengingatkan agar jangan berbuat macam-macam.

 

“Nggak apa-apa …..biar cepet keluar..”, kata mertuaku memberi alasan.

 

Aku tidak mengiyakan dan juga tidak menepisnya karena kupikir ada benarnya juga. Biar cepat selesai, kataku dalam hati. Mertuaku tersenyum melihatku tidak melarangnya lagi. Ia dengan lembut dan hati-hati mulai meremas-remas kedua payudara di balik dasterku.

 

Aku memang tidak mengenakan kutang kerena habis menyusui si kecil tadi. Jadi remasan tangan mertua langsung terasa karena kain daster itu sangat tipis. Sebagai wanita normal, aku merasakan kenikmatan juga atas remasan ini.

 

Apalagi tanganku masih menggenggam batangnya dengan erat, setidaknya aku mulai terpengaruh oleh keadaan ini. Meski dalam hati aku sudah bertekad untuk menahan diri dan melakukan semua ini demi kebaikan diriku juga. Karena tentunya setelah ini selesai dia tidak akan berbuat lebih jauh lagi padaku.

 

“Novi sayang.., buka ya? Sedikit aja..”, pinta mertuaku kemudian.

“Jangan Yah. Tadi kan sudah janji nggak akan macam-macam..”, ujarku mengingatkan.

 

“Sedikit aja. Ya?” desaknya lagi seraya menggeser tali daster dari pundakku sehingga bagian atas tubuhku terbuka. Aku jadi gamang dan serba salah. Sementara bagian dada hingga ke pinggang sudah telanjang. Nafas mertuaku semakin memburu kencang melihatku setengah telanjang.

 

“Oh.., Novii kamu benar-benar cantik sekali….!!!”, pujinya sambil memilin-milin dengan hati-hati puting susuku, yang mulai basah dengan air susu. Aku terperangah. Situasi sudah mulai mengarah pada hal yang tidak kuinginkan.

 

Aku harus bertindak cepat. Tanpa pikir panjang, langsung kumasukkan batang kemaluan mertuaku ke dalam mulutku dan mengulumnya sebisa mungkin agar ia cepat-cepat selesai dan tidak berlanjut lebih jauh lagi. Aku sudah tidak mempedulikan perbuatan mertuaku pada tubuhku.

 

Aku biarkan tangannya dengan leluasa menggerayang ke sekujur tubuhku, bahkan ketika kurasakan tangannya mulai mengelus-elus bagian kemaluanku pun aku tak berusaha mencegahnya. Aku lebih berkonsentrasi untuk segera menyelesaikan semua ini secepatnya. Jilatan dan kulumanku pada batang kontolnya semakin mengganas sampai-sampai mertuaku terengah-engah merasakan kelihaian permainan mulutku.

 

Aku tambah bersemangat dan semakin yakin dengan kemampuanku untuk membuatnya segera selesai. Keyakinanku ini ternyata berakibat fatal bagiku. Sudah hampir setengah jam, aku belum melihat tanda-tanda apapun dari mertuaku. Aku jadi penasaran, sekaligus merasa tertantang. Suamiku pun yang sudah terbiasa denganku, bila sudah kukeluarkan kemampuan seperti ini pasti takkan bertahan lama. Tapi kenapa dengan mertuaku ini? Apa ia memakai obat kuat untuk bercinta ?

 

Saking penasarannya, aku jadi kurang memperhatikan perbuatan mertuaku padaku. Entah sejak kapan daster tidurku sudah terlepas dari tubuhku. Aku baru sadar ketika mertuaku berusaha menarik celana dalamku dan itu pun terlambat!

 

Begitu menengok ke bawah, celana itu baru saja terlepas dari ujung kakiku. Aku sudah telanjang bulat! Ya ampun, kenapa kubiarkan semua ini terjadi. Aku menyesal kenapa memulainya. Ternyata kejadiannya tidak seperti yang kurencanakan. Aku terlalu sombong dengan keyakinanku. Kini semuanya sudah terlambat. Berantakan semuanya! Pekikku dalam hati penuh penyesalan. Situasi semakin tak terkendali. Lagi-lagi aku kecolongan.

 

Mertuaku dengan lihainya dan tanpa kusadari sudah membalikkan tubuhku hingga berlawanan dengan posisi tubuhnya. Kepalaku berada di bawahnya sementara kepalanya berada di bawahku. Kami sudah berada dalam posisi enam sembilan! Tak lama kemudian kurasakan sentuhan lembut di seputar selangkanganku. Tubuhku langsung bereaksi dan tanpa sadar aku menjerit lirih.

 

Suka tidak suka, mau tidak mau, kurasakan kenikmatan cumbuan mertuaku di sekitar itu. Akh luar biasa! Aku menjerit dalam hati sambil menyesali diri. Aku marah pada diriku sendiri, terutama pada tubuhku sendiri yang sudah tidak mau mengikuti perintah pikiran sehatku.

 

Tubuhku meliuk-liuk mengikuti irama permainan lidah mertuaku. Kedua pahaku mengempit kepalanya seolah ingin membenamkan wajah itu ke dalam selangkanganku. Kuakui ia memang pandai membuat birahiku memuncak. Kini aku sudah lupa dengan siasat semula. Aku sudah terbawa arus bercinta.

 

Aku malah ingin mengimbangi permainan bercinta nya. Mulutku bermain dengan lincah. Batangnya kukempit dengan buah dadaku yang membusung penuh dan kenyal. Maklum, masih menyusui. Sementara kontol itu bergerak di antara buah dadaku, mulutku tak pernah lepas mengulumnya.

 

Tanpa kusadari kami saling mencumbu bagian vital masing-masing selama lima belas menit. Aku semakin yakin kalau mertuaku memakai obat kuat. Ia sama sekali belum memperlihatkan tanda-tanda akan keluar, sementara aku sudah mulai merasakan desiran-desiran kuat bergerak cepat ke arah pusat kewanitaanku.

 

Jilatan dan hisapan mulut mertuaku benar-benar membuatku tak berdaya. Aku semakin tak terkendali. Pinggulku meliuk-liuk liar. Tubuhku mengejang, seluruh aliran darah serasa terhenti dan aku tak kuasa untuk menahan desakan kuat gelombang lahar panas yang mengalir begitu cepat.

 

“Oooohhhhh…….aaaa….aaaaa……aaauugghhhhhhhhh..!!!!!” aku menjerit lirih begitu aliran itu mendobrak pertahananku. Kurasakan cairan kewanitaanku menyembur tak tertahankan. Tubuhku menggelepar seperti ikan terlempar ke darat merasakan kenikmatan ini. Aku terkulai lemas sementara batang kontol mertuaku masih berada dalam genggamanku dan masih mengacung dengan gagahnya, bahkan terasa makin kencang saja.

 

Aku mengeluh karena tak punya pilihan lain. Sudah kepalang basah. Aku sudah tidak mempunyai cukup tenaga lagi untuk mempertahankan kehormatanku, aku hanya tergolek lemah tak berdaya saat mertuaku mulai menindih tubuhku. Dengan lembut ia mengusap wajahku dan berkata betapa cantiknya aku sekarang ini.

 

“Noviii…..kau sungguh cantik. Tubuhmu indah dan langsing tapi padat berisi.., mmpphh..!!!”, katanya sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya.

 

Aku seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku. Aku diperlakukan bagai sebuah porselen yang mudah pecah. Begitu lembut dan hati-hati. Hatiku entah mengapa semakin melambung tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku.

 

Wajahku yang cantik, tubuhku yang indah dan berisi. Payudaraku yang membusung penuh dan menggantung indah di dada. Permukaan agak menggembung, pinggul yang membulat padat berisi menyambung dengan buah pantatku yang `bahenol’.

 

Diwajah mertuaku kulihat memperlihatkan ekspresi kekaguman yang tak terhingga saat matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar selangkanganku yang baru numbuh bulu-bulu hitam pendek, dengan warna kultiku yang putih mulus. Kurasakan tangannya mengelus paha bagian dalam. Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat.

 

Mertuaku menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan kepala kontolnya yang besar ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. Cairan yang masih tersisa di sekitar itu membuat gesekannya semakin lancar karena licin.

 

Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya ia sengaja melakukan itu. Apalagi saat moncong kontolnya itu menggesek-gesek kelentitku yang sudah menegang. Mertuaku menatap tajam melihat reaksiku. Aku balas menatap seolah memintanya untuk segera memasuki diriku secepatnya.

 

Ia tahu persis apa yang kurasakan saat itu. Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang kontolnya dalam memekku. Aku ingin segera membuatnya `KO’ dalam bercinta. Terus terang aku sangat penasaran dengan keperkasaannya dalam bercinta. Kuingin buktikan bahwa aku bisa membuatnya cepat-cepat mencapai puncak kenikmatan.

 

“Yah..?” panggilku menghiba.

“Apa sayang…”, jawabnya seraya tersenyum melihatku tersiksa.

“Cepetan..yaaahhhhh…….!!!”

“Sabar sayang. Kamu ingin Bapak berbuat apa…….?” tanyanya pura-pura tak mengerti.

 

Aku tak menjawab. Tentu saja aku malu mengatakannya secara terbuka apa keinginanku saat itu. Namun mertuaku sepertinya ingin mendengarnya langsung dari bibirku. Ia sengaja mengulur-ulur dengan hanya menggesek-gesekan kontolnya. Sementara aku benar-benar sudah tak tahan lagi mengekang birahiku.

 

“Novii….iiii… iiiingiiinnnn aaa…aaayahhhh….se….se.. seeegeeeraaaa ma… masukin..!!!”, kataku terbata-bata dengan terpaksa.

 

Aku sebenarnya sangat malu mengatakan ini. Aku yang tadi begitu ngotot tidak akan memberikan tubuhku padanya, kini malah meminta bercinta. Perempuan macam apa aku ini!?

 

“Apanya yang dimasukin…….!!”, tanyanya lagi seperti mengejek.

“Aaaaaaggggkkkkkhhhhh…..ya…yaaaahhhh. Ja…..ja….Jaaangan siksa Noviiii..!!!”

“Bapak tidak bermaksud menyiksa kamu sayang……!!”

“Oooooohhhhhh.., Yaaaahhhh… Noviii ingin dimasukin kontol ayah ke dalam memek Novi…… uugghhhh..!!!”

 

Aku kali ini sudah tak malu-malu lagi mengatakannya dengan vulgar saking tak tahannya menanggung gelombang birahi yang menggebu-gebu. Aku merasa seperti wanita jalang yang haus seks. Aku hampir tak percaya mendengar ucapan itu keluar dari bibirku sendiri. Tapi apa mau dikata, memang aku sangat menginginkan bercinta segera.

 

“Baiklah sayang. Tapi pelan-pelan ya”, kata mertuaku dengan penuh kemenangan telah berhasil menaklukan diriku.

 

“Uugghh..”, aku melenguh merasakan desakan batang kontolnya yang besar itu. Aku menunggu cukup lama gerakan kontol mertuaku memasuki diriku. Serasa tak sampai-sampai. Selain besar, kontol mertuaku sangat panjang juga. Aku sampai menahan nafas saat batangnya terasa mentok di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati. Aku baru bernafas lega ketika seluruh batangnya amblas di dalam.

 

Mertuaku mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat kontol mertuaku keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama tusukannya.

 

Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting bagiku tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku. Dia tahu persis apa yang kuinginkan.

 

Ia bisa mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di awang-awang merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Batang mertuaku menjejal penuh seluruh isi liangku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan batang itu sangat terasa di seluruh dinding vaginaku.

 

“Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..!!!”, aku merintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini.

 

Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian mertuaku di atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang pantas kuberikan padanya. Toni suamiku tidak ada apa-apanya dibandingkan ayahnya yang bejat ini.

 

Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dengannya meski kusadari perbuatan ini sangat terlarang dan akan mengakibatkan permasalahan besar nantinya. Tetapi saat itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yang kualami.

 

Mertuaku bergerak semakin cepat. Kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitive. Aku meregang tak kuasa menahan desiran-desiran yang mulai berdatangan seperti gelombang mendobrak pertahananku. Sementara mertuaku dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras terdengar seiring dengan gelombang dahsyat yang semakin mendekati puncaknya.

 

Melihat reaksiku, mertuaku mempercepat gerakannya. Batang kontolnya yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya seakan tak memperdulikan liangku yang sempit itu akan terkoyak akibatnya. Kulihat tubuh mertuaku sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Tubuhku yang berkeringat nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar.

 

Aku mencoba meraih tubuh mertuaku untuk mendekapnya. Dan disaat-saat kritis, aku berhasil memeluknya dengan erat. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai buah pantatnya dan menarik kuat-kuat.

 

Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku meregang seperti ayam yang baru dipotong. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yang kualami untuk kedua kalinya saat itu.

 

“Yaaaah.., ooooohhhhhhh.., Yaaaahhhhh..eeee…eeennnaaaakkkkkkkk…!!!”

 

Hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya.

 

“Sayang nikmatilah semua ini. Bapak ingin kamu dapat merasakan kepuasan yang sesungguhnya belum pernah kamu alami….”, bisik ayah dengan mesranya.

 

“Bapak sayang padamu, Bapak cinta padamu…. Bapak ingin melampiaskan kerinduan yang menyesak selama ini..”, lanjutnya tak henti-henti membisikan untaian kata-kata indah yang terdengar begitu romantis.

 

Aku mendengarnya dengan perasaan tak menentu. Kenapa ini datangnya dari lelaki yang bukan semestinya kusayangi. Mengapa kenikmatan ini kualami bersama mertuaku sendiri, bukan dari anaknya yang menjadi suamiku…????. Tanpa terasa air mata menitik jatuh ke pipi. Mertuaku terkejut melihat ini. Ia nampak begitu khawatir melihatku menangis.

 

“Novi sayang, kenapa menangis?” bisiknya buru-buru.

 

“Maafkan Bapak kalau telah membuatmu menderita..”, lanjutnya seraya memeluk dan mengelus-elus rambutku dengan penuh kasih sayang. Aku semakin sedih merasakan ini. Tetapi ini bukan hanya salahnya. Aku pun berandil besar dalam kesalahan ini. Aku tidak bisa menyalahkannya saja. Aku harus jujur dan adil menyikapinya.

 

“Bapak tidak salah. Novi yang salah..”, kataku kemudian.

“Tidak sayang. Bapak yang salah…”, katanya besikeras.

“Kita, Yah. Kita sama-sama salah”, kataku sekaligus memintanya untuk tidak memperdebatkan masalah ini lagi.

“Terima kasih sayang”, kata mertuaku seraya menciumi wajah dan bibirku.

 

Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku. Aku masih penasaran dengannya. Sampai saat ini mertuaku belum juga mencapai puncaknya. Aku seperti mempunyai utang yang belum terbayar. Kali ini aku bertekad keras untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yang telah ia berikan kepadaku.

 

Aku tak sadar kenapa diriku jadi begitu antusias untuk melakukannya dengan sepenuh hati. Biarlah terjadi seperti ini, toh mertuaku tidak akan selamanya berada di sini. Ia harus pulang ke Amerika. Aku berjanji pada diriku sendiri, ini merupakan yang terakhir kalinya.

 

Timbulnya pikiran ini membuatku semakin bergairah. Apalagi sejak tadi mertuaku terus-terusan menggerakan kontolnya di dalam memekku. Tiba-tiba saja aku jadi beringas. Kudorong tubuh mertuaku hingga terlentang.

 

Aku langsung menindihnya dan menicumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuselomoti batang kontolnya yang tegak bagai tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya.

 

Kulirik kewajah mertuaku kelihatannya menyukai perubahanku ini. Belum sempat ia akan mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh mertuaku. Selangkanganku berada persis di atas batangnya.

 

“Akh sayang!” pekik mertuaku tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang memekku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak seperti kuda binal yang sedang birahi.

 

Aku tak ubahnya seperti pelacur yang sedang memberikan kepuasan kepada hidung belang. Tetapi aku tak perduli. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dengan gaya ngebor, ngecor, patah-patah, bergetar dan entah gaya apalagi. Pokoknya malam itu aku mengeluarkan semua jurus yang kumiliki dan khusus kupersembahkan kepada ayah mertuaku sendiri!

 

“Ooohh… oohhhh… oooouugghh.. Noviiiii.., luar biasa…..!!!” jerit mertuaku merasakan hebatnya permainanku.

 

Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan mertuaku mencengkeram kedua buah dadaku, diremas dan dipilin-pilin, sehingga air susuku keluar jatuh membasahi dadanya. Ia lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku.

 

Menjilat-jilat seluruh permukaan dadaku yang berlumuran air susuku dan akhirnya menciumi putting susuku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas menyedot air susuku sebanyak-banyaknya. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan dinginnya udara meski kamarku menggunakan AC.

 

Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lengket satu sama lain. Aku berkutat mengaduk-aduk pinggulku. Mertuaku menggoyangkan pantatnya. Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permain kami semakin meningkat dahsyat.

 

Sprei ranjangku sudah tak karuan bentuknya, selimut dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan mertuaku mulai memperlihatkan tanda-tanda.

 

Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Mungkin goyangan pinggulku akan membuat iri para penyanyi dangdut saat ini. Tak selang beberapa detik kemudian, aku pun merasakan desakan yang sama. Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin ia pun merasakannya. Tekadku semakin kuat.

 

Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeris. Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Kali ini aku harus menang! Upayaku ternyata tidak percuma. Kurasakan tubuh mertuaku mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. Aku pun merintih persis kuda betina binal yang sedang birahi.

 

“Eerrgghh.. ooooo….ooooooo…..oooooouugghhhhhh..!!!!” mertuaku berteriak panjang.

 

Tubuhnya menghentak-hentak liar. Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai terpental oleh goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung vaginaku.

 

Semprotannya begitu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan berbarengan dengan ayah mertuaku.

 

Tubuh kami bergulingan di atas ranjang sambil berpelukan erat. Saking dahsyatnya, tubuh kami terjatuh dari ranjang. Untunglah ranjang itu tidak terlalu tinggi dan permukaan lantainya tertutup permadani tebal yang empuk sehingga kami tidak sampai terkilir atau terluka.

 

“Oooooogggghhhhhhh.. yaahh..,nik….nikkkk nikmaatthh…. yaaahhhh..!!!!” jeritku tak tertahankan.

 

Tulang-tulangku serasa lolos dari persendiannya. Tubuhku lunglai, lemas tak bertenaga terkuras habis dalam pergulatan yang ternyata memakan waktu lebih dari 2 jam! Gila! Jeritku dalam hati. Belum pernah rasanya aku bercinta sampai sedemikian lamanya. Aku hanya bisa memeluknya menikmati sisa-sisa kepuasan. Perasaanku tiba-tiba terusik.

 

Sepertinya aku mendengar sesuatu dari luar pintu kamar, kayaknya si Inah…. Karena mendengar suara ribut-ribut dari kamar, rupanya ia datang untuk mengintip…. tapi aku sudah terlalu lelah untuk memperhatikannya dan akhirnya tertidur dalam pelukan mertuaku, melupakan semua konsekuensi dari peristiwa di sore ini di kemudian hari….. cerita dewasa

Menjadi Budak Nafsu Tanteku Sendiri

$
0
0


cerita hot Usiaku baru menginjak kelas 1 SMA ketika aku sudah mengenal bahkan melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa. Sebenarnya aku tidak pernah menduga kalau hal ini bakal akan aku alami sebelumnya, aku melakukan adegan cerita dewasa bersama dengan orang yang justru aku anggap sebagai orang tuaku. Dia adalah tanteku adik dari papaku yang hingga saat ini belum menikah juga.

Tante Reva adalah wanita yang sudah menginjak usia 35 tahun, tapi dia belum menikah padahal wajahnya begitu cantik dengan tubuh yang terlihat ramping. Dan dari yang aku lihat sering banget pria yang mencoba mendekati tante, namun dia tidak pernah terlihat berkomitmen dengan mereka, kalau ditanya mamaku dia bilang mau mencari yang terbaik untuknya.

 

papapun hanya bisa diam ketika mama mengatakan alasan tante Reva yang masih saja ngejomblo. Namaku Sammy sudah hampir dua tahun ini aku menjadi pelampiasan nafsu tante Reva, kami sering melakukan adegan seperti dalam cerita dewasa, tentu saja tanpa ada orang yang mengetahui perbuatan kami. Karena kami begitu pintar merahasiakan perbuatan mesum kami.

 

Di sekolah aku memiliki seorang pacar yang bernama Mirna, dengannya aku hanya pacaran layaknya anak muda yang tidak mengenal kata mesum. Karena untuk melampiaskan nafsuku aku sudah memiliki tante Reva, yang setiap saat selalu mengajakku untuk melakukan adegan mesum seperti dalam cerita dewasa. Bahkan aku seakan menjadi ketagihan melakukannya bersama dia.

 

Walau aku tahu dia adalah saudara kandung papaku, tapi semua hilang begitu saja mungkin nafsu sudah membutakan kami berdua. Seperti minggu ini kami sudah janjian untuk pergi ke sebuah villa walau sebenarnya Mirna mengajakku untuk jalan bareng akupun menolaknya, karena sudah ada janji dengan tante Reva. Seperti biasa pada mamaku dengan terus terang tante bilang untuk meminta aku mengantarnya keluar kota.

 

Pagi itu tante Reva menjemputku “Sekarang kamu yang kemudikan Sam.. ntar baru tante ya…” Katanya sambil berlalu masuk kedalam rumah, dan mama menghampiriku sambil berkata “Hati-hati nyetirnya.. kalo udah capek kasih saja sama tantenya ya..” Aku mengangguk dan tante keluar dari dalam rumah dengan mulut yang penuh dengan makanan dia biasa begitu kalau datang ke rumahku.

 

Sampai di kota yang di tuju kamipun masuk kedalam villa yang sudah sering kami kunjungi, kami masuk dan akupun menyandarkan tubuhku pada sofa yang ada di ruang tengah Villa tersebut, sedangkan tante Reva masuk kedalam kamar dan tidak lama kemudian dia datang dengan tubuh telanjang bulat sambil memelukku dari belakang dan berkata “Ayo sayang.. tante kangen..”Bisiknya lirih terdengar di telingaku.

 

Membuat merinding bulu romaku dan ketika aku menoleh ke arahnya diapun langsung menangkap bibirku dan mengulumnya. Dengan masih duduk di sofa akhirnya tante REva mencari kontolku ketika dia sudah berada di depan wajahku dengan lahapnya dia kulum kontolku “OOouughh.. pelan.. tanteee… ooouugggghhh… ooouugghhhh.. ooouugghh…” Desahku waktu itu.

 

Tante Reva tetap sajaa mengulum kontolku bahkan dia sesekali menyedotnya membuat aku menggelinjang keenakan “OOOuugghh.. taaan… aaaaggghhh… aaaaaggggghhh… aaaagggghhh…. aaaaaggghhh..” Kini diapun menarik tubuhku kedalam kamar setelah berhasil melepas pakaian yang aku kenakan, setelah itu dia terlentang dan menangkap tubuhku untuk segera menindihnya.

 

Perlahan namun pasti kini kontolku sudah berada di dalam memeknya, dan aku langsung menggerakan pantatku seperti biasa tante Reva langsung mengerang sambil terus menggigit bibirnya “OOOuuuuaaaggghh… aaaaagggggghhhhhhh… aaaaaggggghhhhh… aaaaaggggghhh… aaaaaagggghh.. ” Aku bahkan menekan semakin dalam kontolku dalam memeknya dan diapun kelihatan senang.

 

Semakin cepat aku menggoyanganya karena akupun masih ingin istirahat, apalagi kami pasti seharian disini dan benar saja tidak berapa lama kemudian aku merasakan getaran hebat dari dalam kontolku dan “OOOuuggghhhh…. ooouuugghhh. tante… Sammy nggak kuaaat… aaaaaaaggggghhh… aaaaaaggghhhh… aaaggghhh…” Tumpah seluruh larva kentalku kedalam lubang kemaluannya.

 

Tante Reva memelukku sambil berbisik lirih “Kok cepet amat.. tantee masiih pingiiin..” Aku mendekap tubuh mulusnya sambil berkata “Iya tante.. ntar lagi.. Sammy masih mau istirahat nich..” Lalu aku kecup keningnya setelah itu aku segera bangun dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhku diikuti oleh tante REva setelah itu kamipun duduk santai di teras depan Villa tersebut.

 

Kamipun bermesraan disana entah kenapa aku merasakan sayang begitu dalam pada tante Reva. Mungkin kami akan terus melanjutkan hubungan ini seterusnya, karena kami berdua sama-sama merasakan cinta yang begitu dalam, bukan lagi nafsu saja yang hanya melakukan mesum seperti dalam cerita dewasa. Tapi aku sungguh-sungguh mencintai tante Revaku yang begitu cantik. cerita hot


Desahan Tubuh Mulus Tante Evelyn

$
0
0


cerita panas Namaku Damar aku bekerja sebagai cleaning service di sebuah perkantoran, di daerah Jakarta utara dan disini sebagai perantau karena kota asalku dari Kudus. Banyak yang bilang kalau aku lebih baik melamar menjadi seorang model saja, karena selain postur tubuhku yang menunjang tampangku juga banyak yang bilang lumayan keren. Namun kenyataannya aku harus hidup cukup menjadi cleaning service saja.

 

Saat ini usiaku genap 20 tahun dan aku memang hanya lulusan SMA, karena itu aku tidak muluk-muluk untuk menjadi seperti yang mereka bilang. Karena aku memang berasal dari keluarga sederhana di kampung, bahkan gajiku yang tidak seberapa ini masih aku sisihkan untuk membantu kedua orang tuaku di kampung. Kasihan juga melihat mereka mesti harus membiayai adik-adikku.

 

Sebenarnya aku sudah banyak mendengar adegan cerita dewasa dan juga yang lainnya, namun hingga kini aku belum pernah melakukannya. Meskipun pernah dulu aku pacaran dengan Titin teman satu sekolah denganku, tapi hanya sebatas jalan bareng dan tidak lebih dari itu. Namanya juga di kampung semua masih serba kampung, meskipun aku tahu pasti ada yang pernah melakukan adegan cerita dewasa.

Namun di kampung mereka masih punya etika, tidak sama dengan disini. Sering kali aku melihat orang lagi bermesraan di tempat umum, di tempat kost ku saja banyak yang bukan pasangan suami istri tidur dalam satu kamar. Sebagai cowok yang beranjak dewasa sebenarnya aku juga ingin melakukan adegan cerita dewasa itu, tapi aku masih malu untuk melkaukannya.

 

Padahal sekarangpun aku sudah memiliki pacar Nita namanya, dia bekerja di salah satu stand di mal yang tidak jauh dari tempat aku bekerja. Kami sering pulang bareng sambil berjalan kaki, karena memang kami satu tempat kost dan disana juga aku mengenalnya. Nita sangat baik padaku, dan dia asli anak Jakarta tapi memilih kost karena rumahnya sempit katanya.

 

Pernah aku di ajak NIta kesana dan benar saja aku lihat rumah NIta sangat sempit dan banyak penghuninya juga. Karena itu dia memang ingin tinggal di tempat kost daripada harus berdesakan tidur di rumah yang sempit itu, NIta juga sama masih memiliki dua adik sepertiku. Diapun juga membantu orang tuanya, mungkin karena memiliki cerita hidup yang hampir sama kamiun menjadi lebih nyaman bersama.

 

Tapi setelah dua tahun aku bekerja di sini dan selama kurang dari satu tahun aku menjalin hubungan dengan NIta, akhirnya akupun melakukan adegan cerita dewasa namun bukan bersama Nita melainkan dengan tante Evelyn. Wanita yang 15 tahun lebih tua dariku, dia bekerja di tempat aku bekerja namun dari yang aku tahu dia merupakan manajer marketing dan memang di kenal sebagai janda muda.

 

Awalnya aku tidak menduga kalau akan melakukan hal itu dengannya, saat itu aku sedang istirahat setelah habis bekerja. Dan sudah menjadi kebiasan bu Evelyn memberikan makanan ringan pada kami, karena itu banyak yang menyukai pribadi bu Evelyn. Dia memanggilku “Damar nanti kamu pulang sama saya.. tolong kamu bawain barang saya ya..” Akupun mengangguk.

 

Dari yang aku tahu bu Evelyn memang sering meminta bantuan pada cleaning service ataupun OB yang lain untuk mengangkat barang atau yang lainnya. Ketika aku melewati lorong ruangan bu Evelyn aku sempat melihat Bintang salah satu OB di sana tersenyum sambil berkata lirih “Siap-siap lho..” Aku tidak mengerti maksud perkataannya dan berlalu dari tempat itu apalagi aku sedang mengangkat barang bu Evelyn.

 

Di dalam mobilnya dia berkata padaku yang memang dia suruh duduk disampingnya “Damar asli mana..?” Dengan sopan aku jawab “Kudus bu..” Dia tertawa renyah dan kembali berkata “Jangan panggil ibu dong.. panggil saja tante…” Aku mengangguk dan menjawab “Oooiiia.. tante..” Kamipun mengobrol cukup lama di dalam mobil tante Evelyn bahkan kami sempat tertawa bersama.

 

Sampai di rumahnya akupun mengangkat barang tante Evelyn, dan meletakkannya di tempat dia bilang. Setelah itu dia menyuruhku untuk duduk dulu dan menyerahkan minuman dingin padaku, aku lihat rumahnya sepi padahal begitu luas. Sekitar 15 menit aku sendirian duduk di ruang tamunya tiba-tiba tante Evelyn datang dengan mengenakan pakaian yang aku lihat begitu transparan.

 

Terlihat lekuk tubuhnya ketika aku menunduk di malah tersenyum padaku, dan bergetar seluruh tubhku ketika dia memgang taganku “Kenapa gugup Damar.. ” Toketnya kini menempel di punggungku dan aku tidak dapat berbuat apa-apa ketika dia mulai menyentuh belakang leherku dengan bibirnya dan dapat aku rasakan desah nafasnya yang memburu di telingaku.

 

Aku hanya diam bahkan aku menikmatinya karena memang baru kali aku melakukan adegan cerita dewasa ini “OOoouuugggghh.. Damaaaar.. tante.. sudah merhatiin kamu dari dulu… aaaagggghh.. aaaggghh.. kamu tauuu.. sayaaang…” Katanya di sela perbuatannya padaku, aku tidak menjawab dan hanya bisa memejamkan mata menikmati sentuhan tante Evelyn.

 

Kini bukan hanya bibirnya namun tangannya mulai menggerayangi tubuhku hingga akhirnya dia lepas semua pakaianku. Ketika melihat kontolku diapun segera melumatnya dan “Aaaaaaagggghh.. taaaanteee… aaaaagggggghh… aaaaggghh.. nikmaaaat.. tanteeee…. aaaaagggghh…” Kontolku serasa beretar hebat dan aliran kemikmatannya terus menjalar ke setiap tubuhku.

 

Aku lihat tante Evelyn begitu buas melumat serta mengecup kontolku “OOooouuuugggggghhhh…. aaaaaaaggggghhhhh…. ooooggggghhh… aaaaagggggggh.. aaaggggghhhhhh…” Aku benar-benar di buat melayang oleh tante Evelyn, apalagi ketika dia merangkak naik ke atas tubuhku dan memasukkan sendiri kontolku ke dalam memeknya sampai akhirnya diapun bergerak di atas tubuhku.

 

Semakin tidak kuasa aku menahan kenikmatannya “OOouuugggghhhh… taaante…. aaaggggghhhh… aaaaaagggggghh… aaaaaggggghhhh..” Aku merasa kontolku sudah menyemburkan sesuatu yang hangat dalam memeknya, dan aku lihat tante Evelyn masih saja bergoyang di atas tubuhku. Mengetahui aku sudah mengeluarkan lendir kenikmatanku dia hnya tersenyum padaku.

 

Kemudian dia menciumku “Damar benar-benar baru kali ini melakukannya..?” Aku menganggukan kepalaku dan kembali dia tersenyum, lalu beranjak bangun dari atas tubuhku dan mengambil minuman dan dia berikan padaku. Bagai baru saja berlari aku habiskan minuman itu, tante Evelyn kembali melumat kontolku yang belum aku bersihkan, aku tahu kalau kali ini aku harus memuaskannya. cerita panas

 

 

Nikmatnya Ngentot Memek Gadis Bispak

$
0
0


cerita mesum Pria dengan dua istri haruslah dapat bertanggung jawab dengan seadil-adilnya, begitupun denganku namun hingga kin masih saja kedua istriku saling membandingkan perhatianku pada mereka berdua. Terkadang akupun di buat pusing oleh keduanya, jika aku tambah uang belanja salah satunya pasti yang satunya tahu begitu juga sebaliknya membuat aku semakin penat saja.

 

Pikirku dengan memiliki dua istri akan dapat menenangkan jiwaku, tapi kenyataanya aku semakin bingung bahkan sampai stres pula. Sampai-sampai aku tidak betah untuk pulang ke rumah dan lebih memilih pergi ke tempat hiburan malam dan hal itu membuat kedua istriku menjadi lebih rame lagi dengan saling bertengkar, yang satu mengira aku berada di rumah istri kedua begitupun sebaliknya.

 

Karena seringnya berada di luar rumah akhirnya akupun jarang melakukan adegan seperti dalam cerita ngentot. Terlebih aku merasa pusing dengan kedua istriku itu, seperti sore ini aku baru datang dari kantor dan pulang ke rumah istri keduaku Nita “Mas Dika darimana saja kenapa nggak pernah pulang..?” Teriak istri pertamaku Shella sambil menghampiriku.

Nitapun sama dia mendekatiku juga sambil berkata “Lah..kalau tidak pulang ke rumah mbak Shella terus mas Dika pulang kemana..?” Belum aku jawab Shellapun nyemprot “Apa mas Dika ada yang lain..pasti dech ada yang lain kalau nggak kenapa juga menghindar dari kami..” Mereka berdua sama-sama berteriak membuat aku tidak bisa berkata apa-apa lagi dan akupun mencari cara agar lepas dari mereka berdua.

 

Kembali aku masuk dalam mobil dan menancapkan gas pergi dari sana. Bunyi dering ponsel tidak lagi aku perdulikan, meskipun selalu berdering dan berdering. Tapi seperti biasa akupun menuju hotel tempat biasa aku menghilangkan stres, sebelum turun dari mobil akupun mengirim pesan pada kedua istriku “Jika kalian masih tetap begitu lebih baik aku mundur” Kemudian aku tutup ponselku.

 

Malam ini aku tidak ingin sendiri karena itu akupun memanggil salah satu cewek bispak, dan tidak perlu lama karena tepat satu jam aku berada di dalam kamar hotel ini. Pintu kamar tiba-tiba di ketuk oleh seseorang “Masuk aja..” Aku masih memakai handuk yang melilit di tubuhku karena baru saja aku membersihkan tubuh agar lebih segeran dari penat tubuhku.

 

Aku mengira cewek bispak ini pasti wanita yang sudah terbiasa melakukan adegan dalam cerita ngentot. Dan akupun baru kali ini mengajak cewek bispak, setelah dia masuk aku lihat dia memakai pakaian mini dari bentuk tubuhnya tidak begitu seksi bahkan cenderung kurus namun mukanya masih menunduk, aku menatapnya berusha mencari tahu seperti apa orangnya.

 

Diapun mendongakan kepalanya sambil berkata padaku “Sekarang om..?” Aduh cantik banget gadis ini aku yakin usianya baru menginjak 20 tahun “Nama kamu siapa..?” Kataku berlagak biasa saja di depannya padahal hatiku begitu terpukau oleh kecantikannya “Merry Om..perlu Merry bantuin Om..?” Katanya ketika melihatku memakai bajuku, dan sebelum aku menjawab dia sudah mendekat.

 

Dengan perlahan dia melepas handukku bukannya membantu memakaikan pakaianku, aku membiarkannya dan dengan lembut juga dia pegang kontolku. Agak lama dia perhatikan kontolku lalu sembari tersenyum diapun melumat kontolku dalam mulutnya dan tanpa terasa akupun mendesah menikmati permainan mulut Merry yang begitu lihai membuat kontolku semakin besar dan panjang.

 

Sesekali tangannya mengocok kontolku “OOOOuuugggghhh… aaaaaggggghhh…. ooouuggggghhh… aaaaagggghhhh… aaaagggghh…” Nikmat rasanya mungkin karena cukup lama juga aku belum melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot ini lagi. Sehngga akupun memejamkan mata tidak ingin melewati momen nikmat ini, aku belai dengan lembut rambut panjang Merry yang terhelai panjang.

 

Kini dia berdiri hingga semampai dengan tubuhku dan dengan penuh kemesraan akupun mengecup bibirnya. Merry melepas pakaiannya sendiri dan menarik tanganku diapun berbaring di atas kasur empuk hotel “Ayo om.. sekarang…” Katanya lirih akupun tidak membuang kesempatan segera aku menindih tubuh mulus Merry diapun merentangkan tangannya siap memeluk tubuhku.

 

Akupun bergerak di atas tubuhnya dan perlahan akupun memainkan kontolku di dalam memeknya. Aku putar kontolku dan hal itu membuat Merry mendesah dengan kerasnya bahkan jari-jemarinya juga meremas-remas bahuku “OOOuuugghhh… aaaaggghhh… saaayaaaang… aaagggghhh… aaaaagggghhh… aaaaaggghhh… aaagggghhh.. ” Mungkin dia terlalu horny saat itu.

 

Karena mirip dalam adegan cerita ngentot dia terus saja aku mendesah bahkan sesekali dia gigit bahuku “OOouuughhh… aaaaaagggghhh…. saayaaang.. teruuuus… saaayaaang… aaaagggghhh… aaaaaggghhhh….. aaaaaaaagggghhhhh.. ” Aku tidak tahan melihat wajah cantik gadis ini, seklai lagi aku kecup bibirnya sambil terus bergerak dengan perlahan.

 

Sampai akhirnya akupun mencapai klimaks yang menurutku begitu sempurna karena kental dan banyaknya sperma yang aku keluarkan dalam memek Merry. Tapi aku rasa Merry masih kurang puas mungkin baginya ini terlalu cepat “OOOoooouughh… saaayaaang… aaaku.. nggak.. taaaahaaan… aaaggghhh…” Tubuhkupun terhempas di samping tubuh Merry yang masih terlihat begitu mulus.

 

Aku memejamkan mataku karena baru kali ini aku melakukan adegan cerita ngentot cukup singkat namun memuaskan. Merry tersenyum sambil memeluk tubuhku diapun berbisik “Ntar lagi ya Om…..” Aku buka mataku lalu aku tatap matanya, bagai pemain dalam adegan cerita ngentot kamipun saling berpelukan seakan tidak ingin melepas satu sama lain, bahkan aku lupa akan kedua istriku. cerita mesum

Abg SMA Ngeseks Di Kelas Terbuka Dengan Rok

$
0
0


cerita hot Namaku Eli, Aku kelas XI SMU awal sekolahku di derah Jakarta selatan, dan katanya teman-temanku aku memiliki body yang sexi dan wajah cantik. Dan aku baru pindahan dari SMU Jakarta selatan sekarang aku pindah sekolah di daerah magelang tempat ayahku tinggal karena Ibu ku dari jakarta dan Ayahku dari magelang. Ayah dan Ibuku bercerai dan sekarang aku tinggal sama Ayahku. Aku dari waktu SMU dan masih sekolah di Jakarta selalu memakai seragam model rok pendek, dan tubuhku kelihatan seksi.

Awal aku masuk sekolah di SMU sekarang ada salah satu temanku cowok yang selalu caper padaku, Namanya Andi, aku kalau setiap ketemu sama Andi dan aku selalu keingat sama dia sampai kalau aku melamunin dia membuat diriku terangsang. aku pun terkadang sering masturbasi sambil membayangkan Dia. Entah ada apa denganku kalau setiap aku di kamar yang ada di otakku hanya Andi dan sering aku membyangin bercinta sama dia.

 

Dan suatu hari aku bermaksud menyatakan cinta sama Andi, karena aku tak tahan dengan persaanku sendiri. Waktu itu setelah pulang sekulah dan aku nmenunggunya di pintu gerbang sekulahan aku memanggil Andi,

 

“Andi, tolong berhenti sebentar kamu ada waktu sebentar gak aku mau ngomong sama kamu penting nih,?”

 

“Mau ngomong apa ya El,? Iya silahkan ngomong saja,” jawab Andi.

 

Saat itu aku benar-benar grogi dan degdegan, tapi mau gimana lagi aku gak kuat nahan perasaanku sendiri setelah dari awal aku masuk sekulah baruku dan sampai sekarang udah hampir empat bulan. Akhirnya Andi tidak menolak ajak anku akhirnya kami berdua kembali masuk di sekulahan karena waktu itu di pintu gerbang dan kembali lagi di area sekulahan,

Dan aku sama Andi duduk langsung saja mengatakanya,

 

“Andi, aku cinta dan sayang sama kamu, kamu mau jadi cowokku,?” Aku.

 

Saat itu sebenarnya malu sekali dan rasanya ingin berteriak karena aku sulit memendam perasaanku sendiri. Dan Andi langsung jawab,

 

“Emmm,, gimana ya El, tunggu sebentar tak pikir-pikir dulu,” jawabnya Andi.

 

Aku tahu kalau andi selama di sekul tidak mempunyai cewek, setauku dari aku pertama sekulah disini dia juga gak dekat sama temanya cewek kecuali aku, karena kedekatanku sama Andi dan kami selama sekulah dia selalu hampir sering bersamaku itupun saat istirahat. Dan akhirnya Andi menjawab karena sekulahan udah sepi dan pada pulang semua akhirnya Indra menjawab,

 

“Iya deh kami jadian, sebenernya aku juga naksir sama kamu El, tapi aku gak mau bilang sekarang dan kalau sekarang aku belum siap mengatakanya,” jawab Andi.

 

Dan ternyata perasaan Andi kepadaku sama, aku merasa bahagia saat mendengar Andi menjawab balik dan jawabanya sama. Dan akhirnya aku karena senang sekali dan sangat bahagia waktu itu, aku langsung memeluk Andi dan mencium pipinya aku tak sadar waktu itu.

Akhirnya semakin sore dan sepi setelah kami berdua ngobrol sana-sini ini itu dan suasana sepi aku juga punya kelainan seperti hiperseks dan aku langsung memancingnya dengan duduk didekatnya sambil aku peluk dari samping dan tangannya aku kenakan payudaraku sesekali aku mencium pipinya dan dia membalas ciuman pipiku, dan aku bilang sama Andi,

 

“Dari pada nanti ada orang melihat kami berdua disini gimana di kelas aja Andi mumpung sepiu nich,? Ajak anku.

 

Andi waktu itu sepertinya grogi sekali karena ajakanku, dan dia sedikit pucat aura wajahnya dan aku terus memancingnya dengan menggerakkan badan ku dan payudaraku terus aku tempelkan ke tubunya sambil aku bilang sama dia dengan manja-manja akhirnya Andi mau,

 

“Iiiiya El, Aaaayo,” jawaban Andi sambil grogi.

 

Dan sebelum masuk ke ruang kelas aku melihat kanan kiriku masih ada orang tidak dan saat itu suasana sepi aman tidak ada orang akhirnya kami berdua masuk ke ruangan kelas, dan pintu kelas aku tutup aku kunci dari dalam,

 

Aku langsung memulainya, Andi kudekati dan aku mulai menciumi bibirnya, dan Andi meskipun grogi dia langsung membalas ciumanku, Andi tangannya aku pegang satu dan aku arahkan ke payudaraku yang sebelah kanan, dan dia langsung meremasnhya, dan remasanya lembut sekali membuatku semakin birahi, tanganku langsung mengarah ke batang penisnya Andi, dan tiba-tiba Andi langsung melepaskan ciumanku dan remasan payudaraku,

 

“Auuuuu..geli El,,aku malu padamu kalau kamu seperti ini,” Andi bilang gitu.

 

“Gak usah malu, sama aku dan tidak ada orang yang melihatnya kok,” jawabku.

 

Lalu aku dekati lagi si Andi dan aku melanjutkan ciumanku dan dia juga mebalas ciumanku akhirnya ku pegang penisnya dari luar, karena waktu itu masih pakai celana dan baju seragam, dia menikmati pegangan dari tanganku sambil aku husap-husapkan, dan Andi tiba-tiba menciumi leherku dengan lidahnya membuatku semakin birahiku gak bisa nahan, dan aku melepas kancing sabuk celananya Andi terus membuka kancing celananya dan aku langsung mengeluarkan penisnya dari celana dalamnya dan ternyata penisnya Andi udah mengeras panjang dan besar sambil aku elus.

 

Lalu aku menjongkok dan andi duduk di meja bangku, dan masih pakai baju tapi penisnya masih keadaan di luar dan penisnya masih besar dan panjang, langsung aku mengulumnya sambil kuaminkan kulumanku dan Andi mendesah sambil matanya merem menikmati kulumanku,

 

“Ahhhhh…El,, enak sekali El,, emhhh,” desahan Andi.

 

Setelelah beberapa menit kemudian aku di suruh Andi berdiri dan Andi sudah gak grogi lagi, aku udah berdiri Andi menyuruhku duduk di atas meja, Andi mengelus pahaku dan tanganya yang satu membuka kancing baju seragamku, sambil mengeluarkan payudaraku dari Bhku, langsung di remasnya kedua Payudaraku dan lama-lama di jilati putingku sambil dikulum dan aku mendesah hebat sekali karena aku sudah terangsang dan birahiku semakin memuncak,

 

“Auhhhhhhhhhhh…ahhhhhhhhhhhh..Andi..Aahhhhhhhh,’ desahanku.

 

Lalu setelah mengulum payudaraku, andi membuka rokku dan tanganya mengarah ke memekku, dan memekku di mainkan sama Andi, sambil di elus dan memelintir klitorisku dan aku mendesah semakin gila,

 

“Ahhhhhhhhhhhhhhh…owhhhhhhhhhh..emhhhhhhhhhh..Ndi..” desahanku semakin dasyat.

 

Karena desahanku semakin dasyat Andi melepaskan celana dalam ku, dan memekku udah basah, aku masih bawa rok yang aku pakai rok yang aku pakai hanya di ataskan dan kedua kakiku melengkang, akhirnya andi berdiri dan memasukkan batang penisnya kedalam memekku yang sudah basah,

 

“Blessssssssssssssssssss”

 

Aku mendesah kesakitan karena vaginaku masih agak rapet meskipun aku udah gak perawan lagi, karena aku sama cowok-cowokku yang dulu di jakarta sering melakukan ngentot atau seks.

 

Lama-lama semakin terasa licin memekku karena penisnya Andi di gerakan maju mundur dengan pelan-pelan aku udah merasa tidak sakit lagi dan tidak mendesah lagi, Andi melakukan gaya maju mundurnya semakin keras, dan sambil mencium bibirku dan tanganya meremas payudaraku, aku menikamtinya dan sambil mendesah lirih.

 

Sampai kami gak berpindah posisi, dan kira-kira udah 20menit Andi mau menuju klimaks,

 

“El aku mau keluuuuaaaar ni,?” tanya padaku.

 

“Jangan di keluarkan dalam lho Andi,” jawabku.

 

“Iya Eli,” jawabnya kembali.

 

Genjotan Andi maju mundur semakin keras dan Andi melepaskan penisny keluar lalu dia menyuruhku turun dari atas meja lalu setelah turun dari meja aku suruh mengulum batang penisnya lagi dan,

 

“Crootttttttt..crottttttttttt..crottttttttt”

 

Semua seperma Andi masuk ke dalam mulutku sampai membanjiri di dalam mulutku. Lalu aku mengajak Andi untuk merapikan pakain nya langsung mengajak Andi pulang, sebelumk aku keluar kelas aku dan Andi melihat situasi kanan kiri dan kami berdua melihat penjaga sekolah itu sedang menyapu di kelas sebelah yang aku dan Andi melakukan seks. Lalu dia sedang nyapu di kelas sebelah aku dan Andi mencoba berjalan pelan-pelan dan keluar dari kelas tersebut.

Akhirnya aku keluar dari lingkungan sekulah dengan aman sampai di parkiran motor lalu aku di boncengin Andi naek motor lalu aku di antar pulang sampai rumah. Betapa bahagianya aku, awal jadian pacaran langsung melakukan seks di dalam kelas. Dan kami setelah kejadian itu masih sering melakukan seks tapi di rumahnya Andi kalau gak di rumahku, melihat kondisi rumah mana yang sepi. Sampai kami melakukanya sampai kelas XII SMU dan setelah lulus SMU kami kuliah dan kami masih berpacaran. Aku dan Andi juga sering melakukanya. cerita hot

Bermain Ngentot Bersama Tante Siksa Hot

$
0
0


cerita panas Tante Siska berumur 30 tahun, Suami Tante Siska adik kandung dari Ibu ku dan rumahnya di kota Tuban jawa timur, tapi sekarang dia tinggal di kota Purwakarta, karena buka usaha di sana. Tante Siska masih kelihatan cantik dan selalu merawat tubuhnya yang seksi dan indah itu, Buah dada besar, pinggang yang slim, pantatnya yang semok membuat semua lelaki tergoda, karena tubuhnya yang indah itu, Wajar saja dia belum mempunyai anak selama pernikahanya hampir 9 tahun lamanya.

Tante Siska orangnya cantik baik terkadang judes, tapi hatinya lembut dia tidak memandang sebelah mata, maksudnya tidak membedakan ada orang kaya atau miskin, padahal dia orang terpandang dan usahanya yang maju, bisa dikatakan orang kaya. maklum aku hanya tergolong dari keluarga biasa saja.

 

Waktu itu aku libur kuliah atau libur semester, aku main ke rumahnya Tante Siska di Purwakarta, dan bermaksud untuk mengisi liburanku membantu atau kerja di tempat ushanya. Aku memang bisa dibilang nakal dan bandel. Tapi kenakalanku wajar saja setingkat anak muda yang lain, tapi gak nakal dengan kriminal, aku lumayan tinggi badanku 178 cm dengan tubuh yang berotot, karena aku suka olahraga.

 

Saat ini sebenarnya aku tinggal di Rumahnya Tante Siska karena terpaksa, mumpung libur semester aku di suruh ibuku ke rumah Omku Wawan (Suami Tante Siska) dan ibuku menghubungi Om Wawan dan Om Wawan menghubungiku biar aku ke rumahnya di Purwakarta. Sebenarnya aku malas sekali setelah sampai disana dan tinggal di sana beberapa hari aku gak di anggap sama Tante Siska, Tante Siska gak suka aku tinggal di rumhnya karena di tau kalau aku tinggal di Tuban jawa timur aku nakal. Sampai Tante Siska marah-marah dan menunjukan muka cemberut terhadap ku.

 

Dan setelah beberapa hari aku di rumahnya Om Wawan atau Tante Siska sendirian waktu itu sepi, Om Wawan udah berangkat di tempat usahanya, dan Bik Yum (pembantu Om Wawan) pergi belanja ke pasar, Dan tante Siska katanya juga mau pergi belanja kebutuhan rumah. Tadi sebelum berangkat menyuruhku menjaga rumah, dengan nada tinggi dan kencang sekali saat menyuruhku. Akhirnya aku jaga rumah sendirian dan waktu itu aku belum di suruh Om Wawan membantu di tempat Usahanya.

 

Akhirnya aku jenuh,

 

“Dari pada di rumah sendirian sepi jenuh, mending nonton vidio porno di kamar,” pikiranku.

 

Akhirnya hpku yang tadi malam tak buat donlowd filrm porno akhirnya aku tonton lewat TV karena di kamar kusus tamu yang saat ini aku tempati Tvnya lumayan besar 30 in. Akhirnya aku tonton vidio porno itu aku sambungkan kabel USB ku dengan Tvitu dan aku tonton sampai menikmati adegan-adegan Filem itu sampai tanganku melepaskan celana dan celana dalamku.

 

Tongkat kejantannku mulai berdiri kencang dan lurus sampai aku kocok. Karena filrm porno itu membuatku bergairah dan aku tidak bisa menahanya sampai aku kocok tongkat kejantananku. Tapi aku masih memakai baju, hanya celana dan celana dalamku saja yang aku lepaskan saat nonto filem porno. pakaian yang masih melekat, akhirnya tubuhku tanpa ada penutup sekalipun. Akirnya aku kocok sampai aku mau menyemprotkan air maniku dan aku mulai mau keluar tiba-tiba ada yang memanggilku,

 

“Rudi.. woi kamu sedang apa?!”

 

Ada yang memanggilku sambil berteeriak kenceng, tapi kayaknya aku mengenal suaranya.

 

“Waduhh… Tante Siska…?!”

 

Aku kaget sekali waktu itu karena aku sedang menikmati filem porno itu dan aku mengocok penisku sampai aku mau klimaks dan tiba-tiba ada yang memanggilku bernada tinggi di depan pintu kamar yang aku tempati. Aku gak menyangka dan sangat kaget sekali karena Tante Siska yang tadinya pergi belanja kembali ke rumah secepat itu. Tanpa aku sadar aku bangkit berdiri dan mendekati Tante Siska yang judes itu, dan aku berdiri di depanya dengan keadaan masih belu memakai celana dan celana dalamku, dan waktu itu batang kejantanku masih berdiri tegak tapi aku hanya menudukan kepalaku karena malu, takut, tegang dll.

 

Entah ada bisikan apa di dalam diriku aku tiba-tiba langsung memeluk erat tubuh Tante Siska dan aku angkat tubuhnya menuju ranjang kamar yang aku tempati, Dengan cepat kucium bibirnya yang cerewet itu dan seksi.

 

“Eeeehhhh..apa-apaan kamu Rud..hahhhhhhhhh woi..kamu jangan kurang ajar Rud..!!

 

Badannya seketika mengejang kaki dan tanganya bergerak kencang dan agak menggeliat tidak terima dengan perlakuanku, aku juga tidak menyangka aku berani berbuat seperti ini seketika Tante Siska memberontak dengan hebat, dengan jeritan nya sampai ciumanku di bibir Tante Siska terlepas, Tante Siska mengancamku dengan suara garang mencoba mengancamku akan bilang kepada suaminya yaitu Om ku sendiri.

 

Aku tak lagi peduli, dengan semua itu, Dengan buasnya aku lansung aku jilati lehernya di atas ranjang itu terkadang di telinganya, dan payudaranya aku remas yang satu karena tanganku yang satu memegang tanganya Tante Siska misal tanganya terlepas mungkin dia bisa menamparku, kuremas-remas buah dadanya dengan bergantian sambil kuciumi lehernnya dengan bringas. Dia mencoba berteriak, tapi dengan cepat aku segera menciumnya lagi. Kira-kira aku melakukanya hampir lama, Tante Siska masih menjerit dan tidak mau membalas nafsuku yang bringas ini, malahan dia mencaci maki aku, dan aku sudah tidak memperdulikannya lagi.

 

Aku terus menyerangnya dengan buas dan mengelus-elus dan meramas-ramas seluruh tubuhnya sambil terus mencium mulutnya dengan bringas. Dia tidak dapat melepaskan diri dari dekapanku, karena memang tubuhku yang lumayan kekar dan berotot tidak sebanding dengan tubuh Tante Siska itu.seranganku yang bertubi-tubi itu, lama kelamaan kurasakan tidak ada lagi perlawanan dari tante Ida, entah karena dia sudah lelah atau mungkin dia mulai terangsang.

 

Setelah serangan cumbuanku sangat dasyat aku merasa sudah tidak ada perlawanan lagi dari tante Siska, akhirnya aku melepaskan tanganya dan tidak menindih lagi dari atas tubuhnya lalu dia membalas ciuman bibirku sambil lidahku ku masukan di mulutnya sampai lidah ku dikulumnya, batang kejantananku yang berdiri keras dan tanganya aku arahkan ke batang kejantananku. Tangannya mengocok batang kejantananku, Tubuhnya terasa mengejang, lalu aku lepasi satu persatu bajunya Tante Siska. Karena tidak ada perlawanan sama sekali Tante Siska sambil merem saat membalas ciumankmu.

 

Setelah berhasil membuka baju nya semua dan BH sama Cdnya juga aku lepasi semua, lalu aku turunkan ciumanku menuju ke buah dadanya Tante Siska yang sangat besar dan masih kencang,

 

“Rud..jangan Rud..kumohon jangan Rud..!!!” rintihan sangat melas sekali sampai memohon padaku Tante Siska.

 

Kucium dan kulumat putingnya sambil tanganku meraba di memeknya Tante Siska dan aku mengocok memeknya. Terkadang setelah aku ciumi putingnya lalu kupuntir putingnya, dia agak merintih keenakan setelah aku melakukan ini padanya,

 

“Oooohhhhhhhhhh..mmmhhhhhhhh..ssssshhhhhhh,!” desahanya Tante Siska.

 

Terkadang tubuhnya yang mengejang dan nafasnya makin terdengar kuat. Aku makin memperhebat seranganku dan tiba-tiba tubuh Tante Siska bergetar dengan kuat,

 

“Sssshhhhhhhhhh..ahhhhhhhh..ouhhhhhhhhh”

 

Tiba-tiba ada cairan yang berada di jariku saat mengocok memeknya Tante Siska sampai membasai tangan jemariku.

Ternyata Tante Siska menuju klimaks, setelah melewati klimaks Tante Siska lemas, dia tidak memandangku padahal kalau aku menciuminya aku menikmatinya tetapi Tante Siska terus memejamkan matanya kalau aku sedang menikmati itu, entah perasaan apa yang sedang bergelora dalam tubuhnya, puas, malu atau putus asa akibat perlakuanku terhadap nya.

 

Lalu aku memulai aksi nakal ku lagi, aku memegang kedua pahanya lalu aku perlebarkan terus kelihatan memeknya yang sangat menantang sekali, dan tak sabar aku langsung menjilati bibir memeknya dengan jilatan lidahku sampai aku memainkan lidahku ke klitorisnya, dan dia mendesah lirih sambil menggerakan badanya dengan kaku,

 

“Aaahhhhh..Rud..aouhhhhhhhh.. nikmat Rud..mmhhhhhhhh”

 

Setelah aku memeainkan memeknya dan Tante Siska masih berposisi tertidur, lalu aku di suruhnya tiduran, lalu batang kejantananku di kulum sampai pol di dalam mulutnya, Sungguh sensasi seks ini luar biasa sekali bagiku karena yang aku ginikan isteri Omku sendiri.

 

Berlanjut memainkan batang kejantannku dengan lincah dan Tante Siska mengulum penisku cukup lama.

 

Kucabut batang kejantananku dari kuluman Tante Siska lalu aku duduk dan Tante Siska aku suruh untuk tiduran kembali aku lebarkan kedua kakinya, lalu batang kejantananku aku masukkan sambil kutekan-tekan perlahan. Merasakan gesekan-gesekan lembut dari memeknya Tante Siska, Dengan sedikit gerakanku menekan, kepala penisku perlahan-lahan mulai masuk setengah ke dalam memeknya Tante Siska. Masih terasa enak seperti mantan pacar-pacarku yang di jawa timur, mungkin terasa enak ini. Dinding kemaluan Tante membungkus rapat batang kemaluanku, kutekan lagi dan tubuh Tante Siska mengencang,

 

“Mmmhhhhhhhh..auhhhhhhhhhhhh Rud……..pelan-pelan emhhhhhhhhh,” Rintihan Tante Siska.

 

Dan aku membalas rintihanku karena enak sekali dan terasa kayak disedot batang kejantanku saat di dalam memeknya Tante Siska,

 

“Mmmhhhhhhhhhh..Tante..Ahhhhhhhh..tante, sambil aku meremas buahdadanya,”.

 

Dan aku melakukannya sampai berpindah gaya sampai empat kali sampai aku dan Tante Siska bersemangat, beberapa menit kemudian aku lihat wajah Tante Siska nampak makin memerah kayak menahan orgasme yang keduanya, dan ternyata benar,

 

“Aaaaaahhhhhh..Rud..lebih keras lagi Rud Ahhhhhhhhhhhhhh, aku mau kelaur Rud ahhhhhhhh..terus Rud,”

 

Dan ternyata aku udah merasakan cairan yang hangat dan membasahi kejantananku.

 

Lalu aku masih berposisi di atasnya Tante Siska karena kami tadi udah berpindah gaya sampai empat kali, sampai Tante Siska terkadang merintih keras, dan kurasakan batang kejantananku mulai menuju klimaks, Kucoba aku menahannya, dan ternyata aku gak bisa dan terus aku gerakkan genjotanku dan akhirnya,

 

“Aaaaaahhhhhhhhhh..tante..oooooohhhhh..emhhhhhh,”

 

“croott.. croott….croooootttt….semburan air sepermaku menyemprot di dalam memeknya Tante Siska.

Kemudian aku lemas kecapean dan aku cabut batang kejantananku dari memeknya Tante Siska, dan aku tidur di sebelahnya dan aku bilang,

 

“Tante, terima kasih ya, udah mau aku ajak main” kataku sambil manja.

 

“Kamu, itu lho, kalau lagi nafsu jangan lagi seperti itu seperti orang memerkosa,” jawabnya.

 

“Hhehehe Tante tapi suka kan,?” kataku lagi.

 

“Hehehe iya,” kata Tante Siska sambil malu-malu gimana.

 

Saat itu sikap tante Siska sama aku tidak galak atau judes lagi, meskipun kami punya hubungan kusus tapi sikap kami ini tetap terjaga dihadapan Om Wawan. Lalu kami sering melakukan hubungan seks misal Om Wawan sedang kerja atau saat rumah Om Wawan sedang sepi. cerita panas

Tubuh Seksi Cewekku Buat Tergoda Lemas

$
0
0


cerita mesum Namaku Rudi, usiaku 25 tahun dan aku bekerja sebagai manager di perusahaan di Kota Solo, setiap hari setiap berangkat bekerja aku lewat jalan pintas karena untuk menghindari kemacetan di kota Solo, karena rumahku sampai perusahan tempat aku kerja kira-kira perjalanan kurang lebih 2jam. Di kantor aku berkenalan dengan sekertaris devisi lain, Namanya Fian, dia cantik, manis, pinter, seksi, dan tubuhnya yang langsing, punya pinggul yang besar dan toket yang besar membuatku tergoda.

Awal tidak ada perasaan lain, hanya aku mengagumi saja, sambil bercerita sana sini dan ngobrol-ngobrol sampai tanya-tanya ternyata rumahnya Fian dekat dengan rumahku dan ternyata kalau mau berangkat kerja jalan rumahnya Fian satu arah dan sering aku lewati. sampai akhirnya kami berdua terkadang berangkat atau pulang kerja bareng atau pulang bareng.

 

Dan akhirnya aku sering pulang atau berangkat bareng, aku punya perasaan lain dengan Fian, sampai ada rasa sayang itu timbul dengan sendirinya. Setelah kami resmi jadian (pacaran) hubunganku mulai dari pegangan tangan, ciuman, hingga hubungan seks, Mungkin tidak bisa terhitung kalau kami sering melakukan ngeseks, dan kalau kami mau melakukanya sampai aku nyewa hotel, dan kami sering nyewa hotel terkadang satu minggu dua kali. Terkadang aku dan Fian setelah pulang kerja kami menyempatkan ngeseks, terkadang di mobil terkadang cek in di hotel.

 

Nah, cerita seksku ini akan kuceritakan setelah pulang kerja,

 

Pada saat kami pulang kerja dan kami waktu itu sedang ada sedikit masalah, terus aku bermaksud memperbaiki masalah kami berdua, dan di jalan akhirnya aku membelokan mobilku ke arah hotel, sebenarnya Fian tidak mau karena dia masih marah padaku sampai 3hari yang lalu dia pulang naek takssi, dan ini pulang bareng sama aku karena aku paksa,

 

“Ngapain belok sini Rud, antar pulang rumah aku Rud!” Fian sambil marah.

 

Karena Fian marah dia cemburu dengan sekertarisku sendiri, karena kami kemaren pergi berdua ada rapat di perusahaan laen dan Fian tau kalau kami berdua pergi, dikira aku dan sekertarisku ada hubungan sepesial, padahal tidak.

 

Dan akhirnya aku menjelasakan di dalam kamar Hotel dan setengah aku paksa si Fian masuk kamar hotel, masalahnya aku berusaha menjelaskan kejadian kemaren yang dikiranya aku ada hubungan sepesial dengan sekertarisku. Dan aku berusaha menjelaskan bla bla bla dan fian setengah tidak percaya lalu aku gemas sekali sama Fian karena udah 3 hari aku tidak bercinta denganya dan akhirnya aku agak memaksa Fian untuk menuruti nafsu birahiku dan langsung Aku angkat Fian di atas ranjang kamar Hotel dari sofa kamar hotel awal kami duduk di sofa itu.

 

Dan setengah gemasnya aku langsung meremas-remas toketnya sambil aku jilati leher dan telinganya sedikit-sedikit, dia awalnya tidak mau setelah aku ciumi telinganya dan lehernya si Fian tidak bisa melawan nafsu itu, karena Fian punya sensasi seks yang tinggi dan birahi yang tinggi saat aku ciumi leher dan telinganya itu, karena aku tau dan kami sering melakukanya, jadi aku tau kelemahan seksnya pacarku sendiri atau Fian dan saat aku ciumi atau cumbu dikit-dikit dia merintih keenakan dan sambil senyam-senyum padaku,

 

“Ahhhh..mmhhhhh..sshhhh” desahan fian.

 

Lalu aku melanjutkan melepaskan kancing baju kantornya satu persatu, sambil aku melumati bibirnya dan kuciumi bibirnya, setelah kancing baju Fian terlepas, lalu aku meremas toketnya dan membuka BHnya, BHnya terbuka lalu aku lumati putingnya Fian, dia merintih lembut dan panjang sambil desahanya terputus-putus,

 

“Ahhhhhhhhhh..uuhh..enhhhhh..auhhhhhhhhhhh” rintiha Fian lagi.

 

Akhirnya aku melanjutkan nya setelah melepas bajunya, tanganku mulai nakal dan tanganku memulai masuk dari roknya Fian, lalu aku memainkan vaginanya Fian dari luar CD nya aku mengelus pahanya dan mengelus vaginanya sampai Fian merintih lagi, dan sampai basah Cdnya, aku gak tahan saat mendengar rintihanya Fian lalu aku melepaskan Cdnya dan roknya Cuma aku naikan, lalu aku jilati pakai lidah ku vaginanya Fian dia memulai hasratnya naik sangat dahsyat sekali sampai tubuhnya bergerak-gerak sampai merintih bringas,

 

“Auuuhhhhhhhhh..amhhhhhhhhh…ssshhhhhhhhhhhhhhhhhh..amhhhhhhhhhhhhhh” desahan Fian sangat hot sekali, saat aku menjilati vaginanya dan sambil aku kulumi klitorisnya.

 

Lalu Fian berpindah posisi, awal tiduran lalu aku disuruh duduan di atas ranjang hotel, dan Fian sambil tiduran agak miring memulai melepasi celana dan mengeluarkan batang penisku yang keras dan lurus, lalu dikulumnya, dan aku menikmati kulumanya Fian sambil aku mendesah tipis,

 

“Ssshhhhhhhh..ouhh..Fian..ouhhhhh…keras dikit Fian..aouhhhhhh” rintihanku sambil menikmati kulumanya Fian.

 

Sambil penisku dikulumnya aku sambil membuka baju ku dan melepas sabuk celanaku sampai aku melepas celana kerjaku, setelah aku melepas bajuku, dan dadaku agak berbulu dikit Fian memaikan putingku sambil menjilati leherku, mencium bibirku, dan sambil mengocok penisku dan rasanya tidak bisa di uangkapkan dengan kata-kata, rasanya sangat nikmat dan dasyat sekali, Fian lincah sekali saat membalas cumbuanku kepadanya.

 

Dan itu aku masih berposisi tiduran akhirnya Fian menindihku dari atas, dan batang penisku di masukkan ke dalam vaginanya Fian, akhirnya,

 

“Blessssssssssssssssss,“

 

Batang penisku masuk penuh ke dalam vaginanya Fian, dan dia menggoyangkan dan memainkan goyanganya sampai hasratku memuncak, sesambil Fian menggoyangkan gerakanya Fian sambil mendekatkan toketnya ke arah wajahku dan ku kulum putingnya sambil aku meremas toketnya yang satu.

 

Dan setelah beberapa menit kemudian Fian merasa kecapean kayaknya dia udh keluar duluan karena rasanya penisku licin sekali, dan akhirnya kami berpindah posisi,aku menjatuhkan Fian ke atas ranjang dan penisku masih di dalam vaginanya Fian, lalu aku berp[indah posisi di atasnya Fian sambil membuka kakinya Fian dan kakinya aku taruh di leherku dan aku genjot atau aku gerakkan maju mundur penisku ke dalam vaginanya Fian, Fian menikmati sekali sampai mengeluarkan keringat begitu juga aku.

 

Setelah lima belas menis kemudian gerakanku aku percepat dan kedua tanganku memegang keras toketnya Fian, terus aku gerakkan dan aku,

 

“Sayang aku mau keluar nih…..” ujarku kepada Fian.

 

Genjotanku atau gerakanku aku keraskan lagi dan,

“Crottt..crott..crooooooooooooooooootttttt”

 

Sepermaku aku keluarkan ke dalam vaginanya Fian sampai membanjiri vaginya dan membasahi seprai ranjang Hotel. Aku gak takut kalau sepermaku aku masukkan ke dalam vaginanya Fian, karena hubunganku sama Fian udah cocok dari seks hubungan pribadi karena kami berdua berencana menuju ke jenjang serius atau pernikahan, jadi misalkan Fian Hamil aku bersedia tanggung jawab penuh dengan Fian.

 

Akhirnya seks kami selesai dan kami hanya sekali saja main seksnya, lalu kami berdua membersihkan diri bersama sambil Fian senyum dan tidak marah lagi, setelah selesai membersihkan diri waktu menunjukan jam 22.00 akhirnya kami cek out dari hotel, dan akhirnya kami meninggalkan hotel berlanjut makan malam di warung penyetan di pinggir jalan dan setelah makan aku mengantar Fian pulang di rumahnya, dan aku tidak mam pir ke rumahnya Fian karena udah larut malam akhirnya aku langsung pulang. cerita mesum

Viewing all 62 articles
Browse latest View live